Chereads / Menjadi Kaya di Zaman Kuno / Chapter 14 - Chapter 14 : Hidup Bersama Orang Tua

Chapter 14 - Chapter 14 : Hidup Bersama Orang Tua

Mereka berdua bekerjasama di dapur, Ger Tong bertugas memotong daging dan mencucinya. Yan Mao bertugas memasaknya. Dia juga sudah mencampur air bersih mereka dengan air ajaib.

Ger Tong memperhatikan cara memasak Yan Mao yang aneh, dia segera berseru. "A-Mao, mengapa kamu menambahkan ini?"

Yan Mao tersenyum, "Ini adalah bawang putih. Bawang putih sangat enak. Tong Ge'Er, kamu harus mencobanya nanti."

Ger Tong tentu saja tidak menolak, ketika dokter datang, Yan Mao menyelesaikan beberapa menu makanan. Dia meminta Ger Tong untuk membersihkan perut babi. Ger Tong menganggukkan kepalanya.

Dia membantu membersihkan perut babi. Yan Mao datang ke kamar Daddy dan Ayah Yan. Dokter Chen segera memeriksa tubuh Ayah Yan. Dia sedikit mengerutkan alisnya. "Bukankah kamu mengatakan bahwa kamu batuk berdarah?"

Daddy Yan menganggukkan kepalanya. "Ya, suamiku batuk berdarah. Lihat tangannya."

Daddy Yan memperlihatkan jejak merah pada tangan Ayah Yan. Dia segera berbicara. "Mungkin sebenarnya bukan darah dari penyakit, bisa jadi bagian tenggorokannya terluka sehingga ketika dia batuk, ada darah yang muncul."

Dokter Chen menatap kearah Ayah Yan. "Apakah kamu merasa tenggorokanmu sakit selain gatal karena batuk?"

Ayah Yan menganggukkan kepalanya. Dokter Chen tersenyum. "Itu adalah penyebabnya. Selain itu, minumlah beberapa herbal pencegah batuk. Aku akan meresepkannya padamu. Karena aku tidak punya bahan ini, kamu bisa membelinya diluar, apakah kamu akan ke pasar besok?"

Yan Mao menggelengkan kepalanya. Lusa dia akan kepasar, besok dia tidak ke pasar. Dokter Chen berbicara, "Aku akan berbicara dengan istriku besok. Dia berkata untuk pergi ke pasar besok."

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Terima kasih dokter Chen. Untuk biayanya?"

Dokter Chen tersenyum. "Hanya pemeriksaan biasa, apa yang harus dibayar."

Yan Mao segera tersenyum. "Dokter jangan bersikap seperti ini, aku sudah menghasilkan beberapa uang, jadi tolong sebutkan harganya."

Dokter Chen mendengar dari istrinya, dia tersenyum. "Baiklah, aku akan memberikan biaya 5 sen."

Yan Mao tidak berharap bahwa itu sangat murah. Namun dia tidak berbicara kembali. Dan menyerahkan uangnya. Yan Mao mengantarkan dokter Chen ke luar. Dia kembali masuk ke dalam. Dia menatap Ayah Yan.

"Ayah, bagaimana perasaanmu?"

Ayah Yan tersenyum. "Jauh lebih baik. Batukku juga berkurang banyak."

Daddy Yan segera senang. "Benarkah? Kamu tidak berbohong, kan?"

Ayah Yan menggelengkan kepalanya. Yan Mao menatap kearah keduanya, mereka jelas penuh dengan kasih sayang. Yan Mao tersenyum, "Ayah, ibu, tolong jangan menolakku. Kalian tinggal saja disini, rumah akan lebih ramai jika kalian berada disini. Dabao dan Erbao pasti senang dengan kalian."

Dabao dan Erbao menganggukkan kepalanya. "Kakek, Kakek Ger, tinggallah disini. Daddy akan menghasilkan banyak uang. Kalian harus menikmatinya."

Ayah dan Daddy Yan menatap kearah Yan Mao. Ger itu mengangkat bahunya dan tertawa. Dia kembali ke dapur dan melihat bahwa Ger Tong sudah selesai membersihkan usus babi. Yan Mao meminta Ger Tong untuk memotongnya tipis-tipis.

Kebetulan dia memiliki rebung yang diasamkan. Dia akhirnya mengambilnya dan memotongnya halus.

Dia memasukkan minyak dan menambahkan bawang putih dan bawang merah. Ketika wangi harum tercium. Yan Mao memasukkan pasta paprika dan memasukkan irisan perut babi ke dalam panci.

Dia menambahkan rebung asam ke dalamnya. Dia menambahkan beberapa garam halus, lalu memberinya air dan menutupnya. Dia mencincang daun bawang dan melihat bahwa kuah mulai terserap. Yan Mao menaburkan daun bawang dan membalikkannya beberapa kali dan memasukkan daging itu ke dalam mangkuk kayu.

Yan Mao menyajikan semua masakannya di atas meja. Begitu Ger Tong melihat masakan diatas meja. Dia menelan ludah. Semuanya mengeluarkan aroma yang enak. Dia segera menatap Yan Mao.

"A-Mao kamu sangat hebat dalam memasak. Tidak heran kamu bisa memasak pasta paprika yang begitu enak."

"Tong Ge'Er kamu terlalu memujiku. Ayo, panggil semua orang kita akan makan bersama."

Tong Ge'Er meminta Dabao dan Erbao untuk memanggil Ger kecilnya, setelah mereka semua berkumpul. Mereka semua mengambil mangkuk nasi dan mulai mencoba semua menu diatas meja.

Dabao dan Erbao yang mulai makan. Kedua mata mereka melebar. Keduanya menatap kearah Yan Mao dengan mata bersinar. Dabao berbicara dengan bersemangat, "Daddy, ini enak..."

Erbao segera berbicara. "Ya, Daddy, ini sangat enak."

Yan Mao tersenyum, "Makan perlahan. Makanan masih banyak, jangan khawatir."

Karena Yan Mao membeli beras yang mahal, jadi harum dan lembut. Sangat enak, mereka yang hidup di dalam kemiskinan makan seperti ini sudah sangat mewah bagi mereka. Ger Tong tidak berpikir bahwa makanan ini diluar dugaannya.

Dia tersenyum, "A-Mao benar-benar pandai memasak. Bahkan masakanku sama sekali tidak sebanding dengan salah satu ini."

Yan Mao tertawa. "Tong Ge'Er bercanda, makananku biasa saja."

Wu Xie menatap kearah Daddynya. Dia tersenyum. "Masakan Paman Ger Mao memang enak, masakan Daddy juga enak."

Ger Tong segera mengusap kepalanya. "Anak yang bermulut manis."

Yan Mao dan semuanya makan dengan gembira. Ini merupakan makanan mewah bagi mereka. Semua makanan di meja dihabiskan oleh 7 orang. Yan Mao dan Ger Tong mencuci piring, Daddy Yan membantu membersihkan meja.

Sedangkan untuk Ayah Yan, dia pergi membawa anak-anak bermain di luar rumah. Begitu dia makan, dia merasa tubuhnya lebih sehat. Dia bahkan belum batuk setelah makan.

Yang tertinggal di dapur hanya tiga orang Ger. Yan Mao menatap kearah Daddy Yan. "Daddy, bagaimana jika kalian tinggal saja disini? Aku tidak nyaman melihat Ayah sakit dan Daddy mengurusnya sendiri. Lagipula musim tanam sudah selesai."

Daddy Yan menatap kearahnya. "A-Mao, apakah ini tidak akan merepotkanmu?"

Yan Mao menggelengkan kepalanya. Dia sedikit memerah, dia malu untuk mengatakannya. "Daddy, sebenarnya aku juga membutuhkan sedikit bantuanmu."

Daddy Yan menatapnya, dia menganggukkan kepalanya. "A-Mao, kenapa kamu terlihat malu-malu. Kamu bisa mengatakannya pada Daddymu."

Yan Mao menatapnya, "Aku sedikit malu meminta bantuan Daddy, sebenarnya lusa aku memiliki 100 botol pesanan pasta paprika, aku ingin Daddy membantuku mencincang paprika, jika dua orang bekerja, mungkin akan jauh lebih cepat."

Ger Tong yang mendengarkan ucapan Yan Mao, dia tercengang. "100 botol? A-Mao, bukankah kamu akan terlalu lelah?"

Yan Mao menatap Ger Tong, dia tersenyum. "Sama sekali tidak lelah, jika Daddy membantu, itu lebih meringankan pekerjaanku."

Ger Tong menatap kearahnya, "Baiklah, aku akan membantumu juga."

Yan Mao sedikit tercengang. "Tong Ge'Er kamu sudah membantuku, bagaimana aku bisa meminta bantuanmu lagi. Bukankah aku terlihat tidak tahu malu."

Ger Tong tersenyum, "Apa yang kamu katakan. Ini sama sekali tidak membuatmu tidak tahu malu. Aku menawarkan diri untuk membantumu, bagaimana kamu terlihat tidak tahu malu."

Yan Mao tersenyum senang, tiga orang bekerja akan lebih ringan. Yan Mao mengangguk senang. "Terima kasih Tong Ge'Er, aku akan membayarmu nanti."

"Ya, ya bicarakan saja nanti."

Yan Mao berdiri, "Aku akan mengambil paprikanya."

Yan Mao ke bagian gubuk lusuh khusus kayu. Dia berpura-pura ke sana, dia memegang titik biru dan menghilang. Dia melihat bahwa sekeranjang paprika yang segar. Yan Mao tersenyum, "Masih segar."