Dia bahkan mengatakan untuk membuat Yan Mao kembali lagi. Yan Mao tersenyum karena dia akhirnya bisa makan daging dengan harga murah. Setelah membeli daging, mereka langsung pergi ke toko sembako.
Ketika penjaga toko melihat banyak bawaan Yan Mao, dia tersenyum. "Nyonya ingin membeli sesuatu?"
Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Bos, berapa harga minyak?"
Penjaga toko tersenyum. "Harga minyak adalah 25 sen perkati. Berapa banyak yang kamu inginkan?"
Yan Mao merasa bahwa minyak lebih mahal dari daging, bahkan dua kali lipat dari daging berlemak dan tidak berlemak. Yan Mao menatapnya, "Aku akan membeli 4 kati."
Penjaga toko segera tersenyum. Dia langsung memberikan bonus botol minyaknya. Yan Mao akhirnya menyebutkan semuanya. Dia menghabiskan 400 sen di toko itu. Toko itu menawarkan untuk membantu Yan Mao membawa sampai ke kereta.
Beberapa Ger sudah menunggu untuk pulang, lalu mereka melihat kedua anak Yan Mao yang sedang memegang masing-masing tenghulu (Sate Buah Karamel). Yan Mao membawa keranjang bambu yang penuh dengan barang.
Lalu dua orang pelayan toko membantunya membawa minyak dan juga beras putih bersih. Semua orang tercengang, apa yang dilakukan oleh Ger Yan Mao, sehingga dia bisa berbelanja sebanyak itu.
Segera pelayan toko mengucapkan terima kasih dan selamat tinggal. Yan Mao menganggukkan kepalanya. Dia bahkan memberi mereka masing-masing 2 sen. Pelayan toko langsung berterima kasih dengan sungguh-sungguh.
Yan Mao tersenyum. Ketika Yan Mao membalikkan tubuhnya, dia mendapatkan tatapan dari para Ger. Yan Mao tersenyum. Paman Qian sudah menunggu mereka. Mereka semua tinggal menunggu Ger Chen.
Paman Qian melihat barang bawaan Yan Mao. Dia segera penasaran. "Ger Mao, bukankah kamu terlalu menghambur-hamburkan uang, bukankah lebih baik menabungnya?"
Yan Mao tersenyum. "Sebenarnya aku sangat ingin menabung, tapi Paman Qian, kamu tahu, semua barang-barangku sudah hilang. Aku harus membeli banyak barang. Paman Qian, maaf merepotkanmu mengantarkanku sampai di depan rumah."
Paman Qian segera menggelengkan kepalanya. Dia merasa kasihan pada saat ibu mertua Yan Mao yang datang dan mengambil barang-barang menantunya. Sungguh mertua yang tidak memiliki rasa malu.
Ger Chen datang, ketika dia melihat barang bawaan Yan Mao. Dia sangat terkejut. "Ger Mao, kamu membeli ini semua?"
Yan Mao menganggukkan kepalanya. Ger Chen mengerutkan alisnya. "Jika kamu punya uang, bukankah lebih baik menabungnya daripada menghambur-hamburkannya. Dabao dan Erbao mungkin akan bersekolah tahun depan."
Yan Mao tersenyum, dia merasa senang bahwa orang lain perhatian kepadanya. Sebenarnya setelah kedua orang tuanya meninggal. Yan Mao tinggal bersama pamannya. Pamannya memeliharanya karena dia bisa mendapatkan harta kedua orang tuanya.
Ketika Yan Mao akan berkuliah, dia meminta Pamannya untuk membiayainya, namun apa yang Pamannya katakan padanya. 'Sekolah sama sekali tidak penting, yang terpenting adalah mencari uang. Kamu sudah besar, kamu tidak akan selamanya berada dibawah naunganku. Aku memiliki banyak anak untuk dirawat.'
Pada akhirnya Yan Mao berhemat dan memiliki banyak pekerjaan, dia bahkan lulus lebih cepat, salah satu mahasiswa dengan beasiswa penuh, dia bahkan cukup membanggakan kampusnya.
Lalu setelah lulus, Yan Mao melamar dan menjadi karyawan biasa di tahun pertama. Di tahun kedua dia akhirnya memiliki posisi lebih tinggi dan gaji lebih besar. Karena kebiasaannya berhemat, dia mengumpulkan satu juta yuan.
Yan Mao memberanikan diri membuka usaha, awalnya dia memiliki gelombang pasang surut, lalu akhirnya usaha kecilnya berkembang pesat. 3 tahun kemudian, dia mulai membuka banyak cabang dan menginvestasikan beberapa sahamnya.
Dalam 5 tahun, dia benar-benar terdaftar dalam pria panas di china. Dia memiliki kekayaan yang masuk ke dalam tingkat 10 besar. Sayang sekali begitu banyak wanita yang datang menggodanya. Dia hanya menatap sebelah mata. Dia adalah gay murni, namun estetikanya pada pria sangat tinggi.
Ditambah dia sangat sibuk, dia tidak punya banyak waktu untuk hal percintaan. Ger Chen menatapnya, dia segera menepuk bahunya. "Ger Mao, kamu mendengarkanku?"
Yan Mao segera menganggukkan kepalanya. "Paman Ger Chen, jangan khawatir, tentu saja aku memiliki beberapa penghasilan. Aku akan menabung mulai sekarang."
Ger Chen akhirnya menganggukkan kepalanya. Paman Qian membantu Yan Mao memasukkan semua barang ke gerobak sapi. Ketika para Ger melihat semua belanjaan Yan Mao. Mereka hanya bisa menatap dengan mata panas.
Ger yang lain memberanikan diri untuk bertanya. "Ger Mao, apa yang kamu jual? Aku hanya melihat kamu membungkusnya dengan kain putih, jadi kami tidak tahu apa didalamnya."
Yan Mao tersenyum. "Ini hanya beberapa makanan kecil. Kebetulan Tuan Muda menyukainya. Jadi dia memberiku banyak bonus, mungkin karena kami terlihat sangat miskin."
Beberapa Ger langsung setuju. Melihat penampilan Yan Mao dan kedua putranya, sangat mungkin Tuan Muda kaya merasa kasihan dengan mereka. Mereka akhirnya sangat percaya dengan pikiran mereka.
Segera Ger Liu menatap sinis dan iri pada keranjang Yan Mao.
Yan Mao yang melihatnya. Dia segera tersenyum mengejek. Berani berbicara padaku, kamu sialan. Silakan bakar matamu!
Paman Qian mengantarkan semua orang yang dibawanya untuk kembali ke rumah masing-masing. Karena rumah Yan Mao jauh lebih jauh dari orang-orang sebelumnya. Jadi beberapa dari mereka menatap kearah belanjaan Yan Mao.
Mereka menatap seolah-oleh itu adalah barang mereka. Paman Qian akhirnya sampai didepan rumah Yan Mao. Kebetulan Ger Tong keluar dari rumahnya. Begitu dia melihat apa yang Yan Mao beli, matanya melebar. "A-Mao, kamu membeli ini semua? Kamu menghabiskan banyak uang."
Yan Mao menatap kearah Ger Tong, dia segera tersenyum. "Tong Ge'Er, kami hanya membeli beberapa keperluan rumah tangga. Sama sekali tidak banyak."
Ger Tong, "....." Apa kamu pikir aku buta? Kamu bilang sama sekali tidak banyak?
Sebenarnya Yan Mao menghabiskan setengah penghasilannya untuk membeli ini semua. Dia tersenyum. Ger Tong membantu Yan Mao memasukkan semua barang-barangnya. Lalu Yan Mao membuka beberapa kue yang diberikan oleh Bos Gong Jun.
Ger Tong melihat kue itu, dia segera terkejut. "Kamu...."
"Aku menghasilkan uang dari menjual pasta paprika. Bos Besar Gong menghargainya dan membayar sedikit lebih banyak. Tong Ge'Er, aku membutuhkan seseorang untuk menjahit pakaian untukku dan anak-anak. Apakah kamu bisa menjahit?" Yan Mao menatapnya, meskipun tubuh ini bisa menjahit, namun jahitannya sama sekali tidak bagus.
Karena Yan Mao adalah seorang pria dimasa lalunya, tentu saja dia tidak ingin menjahit. Dia menerima bahwa dirinya bisa melahirkan, tapi dia tidak ingin memperlakukan dirinya seperti Wanita.
Ger Tong menatapnya dengan bingung, lalu dia berbicara. "Aku kenal seseorang, dia menghasilkan uang dari menjahit. Dia Ger yang belum menikah. Dia sudah berusia 16 di tahun ini. Karena usianya yang tua, dia akhirnya tidak menerima siapapun yang melamarnya."
Yan Mao menatap tercengang, dunia ini sangat kejam, itu baru berusia 16 tahun, para pria tidak berani melamarnya. Di dunia nyata, bahkan Wanita lebih suka menikah diusia 25 keatas.
Yan Mao yang tercengang, Ger Tong menggelengkan kepalanya. Dia tersenyum. "Sebenarnya bukan tidak ada yang melamarnya, hanya saja dia selalu menolak lamaran orang lain?"
"Mengapa?"
Ger Tong tersenyum. "Karena dia sudah berjanji pada seseorang untuk menunggu kedatangannya kembali. Jadi dia menunggu orang itu."