Chereads / Menjadi Kaya di Zaman Kuno / Chapter 24 - Chapter 24 : Menyelesaikan Akun (Masalah)

Chapter 24 - Chapter 24 : Menyelesaikan Akun (Masalah)

Setelah Ger Tong berbicara. Tangan Song Tianchen mengepal erat. Dia menggertakkan giginya, dia pergi ke medan perang untuk membela keluarganya jadi seperti ini Daddynya memperlakukannya.

Song Tianchen berdiri. Ger Tong terkejut. "Tianchen, apa yang kamu lakukan?"

"Aku akan pergi untuk menyelesaikan akun."

Segera Song Tianchen pergi ke luar dan naik ke kudanya. Dia mencambung belakang kuda dan berlari cepat ke rumah Song. Pada saat itu Ayah Song baru saja kembali dari sawah. Ketika dia melihat kuda hitam besar. Dia sedikit ketakutan.

Dia melihat bahwa itu adalah putranya. Dia melebarkan matanya dan menemukan bahwa itu adalah putranya. Wajah Song Tianchen sama sekali tidak dianggap baik. Dia sudah berada di medan perang selama lebih dari 3 tahun.

Dia juga seorang Jendral, tingkat dominasinya jauh lebih tinggi dari orang lain. Dia menggunakan auranya untuk menekan di sekitarnya. Ayah Song merasakan tekanan, kakinya gemetar.

"Anak tertua, kapan kamu kembali? Masuk.... masuk ke rumah." Ayah Song mengabaikan kakinya yang gemetaran dan dia membuka pintu. Song Tianchen mengikat kudanya dan masuk ke dalam.

Dengan sikap mendominasi Song Tianchen, beberapa anggota keluarga yang berada di dalam termasuk Shen Yun dan juga Ger kecilnya Song Xi. Mereka baru saja mendapatkan hukuman dari Daddy Song.

Dengan sikap dominan Song Tianchen, Daddy Song tanpa sadar gemetar hanya dengan tatapannya. Ayah Song melihat ketakutan Daddy Song, dia menggertakkan giginya.

Secara kebetulan mereka baru saja berpisah beberapa hari yang lalu. Tentu saja, dia tahu apa maksud Song Tianchen di sini. Dia pasti ingin meminta penjelasan dari keluarganya. Daddy Song segera duduk disamping suaminya.

"Aku yang akan bicara atau kalian yang berbicara?"

Ayah Song sedikit ketakutan dengan sikap dominan putranya. "Anak tertua, minum dulu."

Song Tianchen segera memukul meja sampai meja itu terbelah dua. Daddy Song segera berteriak. Seluruh gelas dan teko pecah. "Aku pernah berpesan kepada kalian sebelum aku pergi ke kemiliteran. Jangan pernah menganggu keluargaku. Tapi apa yang kalian lakukan? Memaksa istriku menyerahkan rumah. Kalian pikir itu adalah milik kalian?"

Sekarang Song Tianchen bukan lagi Song Tianchen yang patuh, dia sudah berada di medan perang. Yang terkuat adalah yang mendominasi. Mereka tidak membutuhkan menghormati yang kuat.

Song Tianchen terbiasa dengan perlakuan di kemiliteran. Matanya sangat tajam dan menakutkan. Ayah Song sangat membenci istrinya. Jika istrinya tidak terlalu serakah, akankah mereka sampai pada titik ini.

Song Tianchen mengarahkan tangannya. "Kembalikan semua tanah-ku!"

"Itu..." Ayah Song mencoba berdiskusi dengan putranya. Lalu Daddy Song segera berteriak. "Tidak, tanah itu sudah menjadi milik keluarga Song kami."

"Milik Song kalian?" Song Tianchen menyipitkan matanya. Daddy Song segera ketakutan. Song Tianchen hanya ingin memberi mereka pelajaran. Ketika dia melihat bahwa Daddy Song yang serakah. Dia ingin sekali mencekik Ger itu.

Song Tianchen berbicara. "Karena Kepala Desa sudah membuat surat perpisahan, maka aku tidak akan mengambil tanah itu. Tapi jika sekali lagi aku melihat bahwa kamu mengacaukan keluargaku. Aku akan mengirim Song Yuan ke tanah perang. Dia akan merasakan bagaimana perperangan itu."

Song Tianchen berdiri, dia melangkah pergi meninggalkan rumah Song. Tanpa membuka pintu, Song Tianchen menendang pintu pagar dan mengambil kudanya. Beberapa orang menonton dan melihat betapa ganasnya Song Tianchen. Mereka tidak berani mengatakan tentang hal berbakti.

Song Tianchen mencambuk kudanya dan kembali ke rumahnya.

_____

Ketika gerobak sapi Paman Qian muncul di gerbang desa, semua orang berkumpul. "Ger Mao, Ger Mao, suamimu sudah kembali. Semua pemuda yang pergi berperang sudah kembali."

Ketika Daddy dan Ayah Yan mendengarkan ini, mereka berdua menjadi sangat bahagia. Mereka sangat senang mendapatkan menantu seperti Song Tianchen. Dia orang yang rajin dan berbudi luhur.

Dabao dan Erbao saling bertatapan. Karena mereka di tinggal pada usia Muda. Mereka tidak tahu seperti apa Ayah mereka. Daddy Yan segera mengusap kepala kedua anak itu. "Ayah kalian kembali. Kalian harusnya senang bukan?"

Dabao dan Erbao hanya menatap Kakek Gernya. Lalu dia menatap kearah Daddynya. "Daddy, Ayah kami kembali?"

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Ayo temui Ayah kalian."

Dabao dan Erbao menganggukkan kepalanya. Pasalnya mereka tidak mengingat bagaimana Ayah mereka. Mereka juga tidak tahu apakah mereka harus bersemangat atau tidak. Beberapa orang yang melewati Yan Mao.

Mereka segera menyapa. "Ger Mao, selamat karena suamimu sudah kembali. Hari-harimu akan lebih membahagiakan mulai sekarang."

Yan Mao, "..." Bukankah dia juga bahagia setelah menghasilkan banyak uang?

Yan Mao tidak berpikir bahwa Suami asli tubuh ini akan kembali. Dia menganggapnya sudah mati. Yan Mao berpikir untuk menemukan salah satu di sini, tapi memikirkan kedua roti kecilnya. Dia menjauhkan pikirannya.

Tapi dia masih tidak berpikir bahwa Suami asli akan kembali. Seperti apa rupanya, meskipun ingatan samar-samar pria ini tertuju pada pria tampan dan lembut. Yan Mao menggelengkan kepalanya.

Itu bukan tipenya sama sekali.

Paman Qian tersenyun, "Ger Mao, mulai sekarang tidak ada siapapun yang akan menggertakmu jika suamimu kembali."

Yan Mao, "...."

Apakah aku seperti orang yang mudah digertak?

Ketika mereka sampai didepan rumah. Semua keluarga Yan dan Yan Mao turun. Ger Tong menunggu di depan rumahnya. Dia berjalan menuju Yan Mao dan memegang tangannya dengan erat.

"A-Mao, suamimu telah kembali, suamimu telah kembali."

Yan Mao merasakan tubuhnya yang di guncang dengan keras. Dia merasa sedikit pusing. Orang ini, Suami siapa yang datang dan kenapa dia yang paling bersemangat, seolah-olah suaminya yang datang.

"Tong Ge'Er, berhenti mengguncangku, aku merasa pusing."

Ger Tong merasa malu. "Maaf, aku terlalu bersemangat."

"Ya, ya." Itu adalah suamiku, kenapa kamu yang bersemangat?

Ger Tong menyipitkan matanya. "Kamu terlihat biasa saja."

Yan Mao segera menggelengkan kepalanya. "Bagaimana aku tidak bersemangat, aku sangat bersemangat oke."

Ger Tong mengerutkan alisnya. Dia sama sekali tidak percaya dengan ucapan Yan Mao. Sampai akhirnya suara kuda datang. Kedua anak melihat seorang pria gagah diatas kuda hitam. Dia memiliki momentum yang besar.

Begitu mereka melihat pria itu, mereka merasa bahwa wajah pria itu sangat mirip dengan mereka. Keduanya bersemangat, Ayahnya sangat keren. Berada diatas kuda hitam yang terlihat mendominasi.

Kedua orang tua Yan segera tersenyum. "Tianchen, kamu akhirnya kembali."

Daddy Yan tidak bisa menahan tangisnya. Song Tianchen turun dari kuda, dia segera berlutut didepan orang tua Yan Mao. "Ayah, Daddy, aku kembali."

Begitu Yan Mao membalikkan tubuhnya, dia melihat pria yang tertunduk. Yan Mao tanpa sadar penasaran, namun dilihat dari tubuhnya, benar-benar bagus. Song Tianchen bangun dan berdiri.

Dia menatap kearah Yan Mao. Ketika Yan Mao melihat kearah wajah Song Tianchen. Dia tercengang..... sangat tampan. Ketika Yan Mao tercengang, wajahnya tanpa sadar memerah. Song Tianchen tersenyum.

"Istri, aku kembali."