Yan Mao segera kembali kekesadarannya. Dia membuka tangannya, ingin menyambut seseorang untuk memeluknya. "Suamiku kembali."
Song Tianchen sedikit bingung, "Istri, kenapa membuka tanganmu seperti itu?"
Yan Mao melihat kearah samping kiri dan kanan. Dia segera menurunkan tangannya. Sialan, aku terlalu terbiasa dengan dunianya. Dia ingat bahwa ini adalah jaman kuno, bagaimana dia dengan bebas berpelukkan.
Dabao dan Erbao yang berada disamping Yan Mao. Song Tianchen berjongkok. "Dabao, Erbao, Ayah kembali."
Kedua anak itu bergerak dan memeluk tubuh Song Tianchen. "Ayah... Ayah..." keduanya menangis dipelukan Song Tianchen. Selama beberapa tahun, keduanya tidak memiliki teman. Beberapa teman-temannya mengejek mereka karena tidak punya Ayah.
Beberapa dari mereka juga mengatakan bahwa mereka tidak punya Ayah, mereka adalah anak bajingan liar. Pada akhirnya keduanya menutup diri dari lingkaran temannya. Hanya Wu Xie dan Wu Haocun, anak Ger Tong yang berteman dengan mereka.
Tahun lalu, Wu Haocun bersekolah, jadi mereka berdua hanya memiliki Wu Xie sebagai teman. Ketika mereka melihat bahwa Ayahnya kembali. Bagaimana mereka tidak bahagia. Song Tianchen membawa kedua anaknya ke dalam gendongannya.
Ketika Dabao dan Erbao merasakan Ayahnya mengendongnya. Mereka penuh dengan pemujaan. Ayahnya sangat kuat, sungguh.
Kedua orang tua Yan, dia segera berbicara. "A-Mao, bagaimana kamu membiarkan suamimu tetap di luar. Beberapa orang sudah menonton."
Yan Mao segera merasa malu. Maaf, bagaimana bisa dia tidak tercengang, pria yang dia impikan ada didepannya. Lihat, tubuh besar dan dengan otot lengan yang terlihat, wajah tampan, hidung tinggi, mata phoenix, dan juga kulit berwarna kecoklatan.
Benar-benar tipenya. Yan Mao tanpa sadar menatap kearah bagian bawah pria itu. Dia yakin bahwa itu akan sangat besar. Wajah Yan Mao yang panas, dia segera tersenyum. "Suami, ayo masuk."
Song Tianchen tanpa sadar merasa bahwa istrinya sedikit berbeda ketika dia meninggalkannya. Entah kenapa dia tidak melihat sifat pemalunya. Meskipun wajahnya memerah, namun matanya jelas menatap penuh obsesi pada tubuhnya.
3 tahun tanpa menyentuh seseorang, siapa yang akan menahan diri. Bahkan jika pelacur disediakan di tantara, baik Song Tianchen dan semuanya sama sekali tidak pernah menyentuh pelacur.
Jika sang Istri menatap penuh obsesi pada tubuh Suami, siapa yang bisa menahannya. Song Tianchen merasa istrinya lebih berani kali ini. Song Tianchen masuk ke dalam, dia melihat bahwa barang bawaan yang banyak. Dia menatap kearah Daddy Yan dan Ayah Yan.
"Ayah, Daddy, biarkan saja aku yang membawanya."
Ayah Yan menggoyangkan tangannya. "Tidak perlu, kamu pergilah bersama A-Mao, kalian baru saja bertemu pertama kali selama 3 tahun. Kami tidak akan menganggumu."
Song Tianchen menganggukkan kepalanya. Dia membawa kedua anak-anaknya dan melihat bahwa Yan Mao ke kamar. Dia bergerak ke kamarnya. Dia menurunkan kedua anaknya dan memeluk istrinya.
"Istri, aku merindukanmu."
Tiba-tiba Yan Mao yang dipeluk dari belakang, dia segera memerah. Jantungnya berdebar cepat. Ah, ah, aku jatuh cinta pada Suami tubuh ini.
Song Tianchen bisa merasakan detak jantung istrinya. Dia menenggelamkan bibirnya pada leher Yan Mao. Ketika Ger itu merasakan bibir panas dan napas menyentuh lehernya. Dia tanpa sadar mengerang.
Song Tianchen tersenyum. Dia mencium leher Yan Mao. Keduanya masih berpelukan, Dabao dan Erbao memegang ujung pakaian Song Tianchen. "Ayah, Ayah...."
Song Tianchen melepaskan pelukannya dari Yan Mao. Dia menatap kearah kedua putranya. Dia merasa sangat sedih, dia tidak melihat perkembangan kedua anaknya. Dia memegang tangan Dabao dan Erbao.
"Ayo keluar." Song Tianchen berbicara, dia melihat bahwa istrinya sedang gerogi, dia tersenyum. Ketiga orang itu keluar dari kamar. Yan Mao merasa jantungnya akan meledak. Dia berjalan ke depan dan akhirnya menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur.
Ketika Yan Mao sadar, dia menutup wajahnya yang memerah. "Ah, benar-benar memalukan."
30 tahunku sia-sia, hanya melihat tipeku, aku akan merasa seperti jelly di sekitarnya.
Yan Mao mendengarkan Song Tianchen berbicara pada anak-anak. Setelah 10 menit diam, dia akhirnya berdiri dan menepuk-nepuk pantatnya. "Oke, saatnya memasak dan merayakan kembalinya sang Suami."
"Suami...." Yan Mao kembali menutupi wajahnya. "Ah... suamiku sangat tampan."
Yan Mao keluar dari kamarnya. Dia melihat kearah Song Tianchen dan Ayah Yan berbicara bersama. Ketika Song Tianchen merasakan seseorang menatapnya, dia melihat bahwa Yan Mao masih bingung padanya.
Dia tersenyum. "Istri.."
Fuck..... aku hancur. Hanya melihat senyumnya, aku ingin membawanya ke kamar dan menidurinya.
Song Tianchen melihat wajah istrinya yang memerah, dia semakin tersenyum. Yan Mao segera membalikkan tubuhnya. Dia ke dapur dan melihat Daddy Yan sedang mencuci daging.
"A-Mao, wajahmu memerah." Daddy Yan tersenyum.
"Daddy jangan menggodaku." Yan Mao cemberut, namun dia tidak bisa menahan dirinya tetap memerah.
_____
Sebuah kereta melewati beberapa orang desa yang akan pulang. Begitu mereka melihat siapa yang membawa kereta. Mereka segera terkejut. "Bukankah itu Zhang Hao, anak dari tukang Zhang? Bukankah rumornya mereka sudah mati? Atau ada yang salah dengan mataku?"
Lalu penduduk yang lain segera menjawab. "Ya, itu adalah Zhang Hao. Benar-benar keajaiban setelah bertahun-tahun berlalu mereka kembali."
"Lihat kereta itu. Dia bahkan kembali dengan kereta."
Bagi orang desa, kereta adalah barang yang mahal. Sekitar 30-50 tael, tergantung jenis keretanya. Yang dibawah oleh Zhang Hao sekitar 40 tael. Benar-benar banyak uang. Kereta kuda hitam akhirnya berhenti di sebuah gubuk tua.
Ketika Zhang Hao melihat kearah gubuk tua, hatinya terasa sakit. Kedua orang tuanya bukan orang yang punya uang, jika mereka memiliki uang, dia tidak akan pernah pergi ke kemiliteran. Lalu suara datang dari dalam.
"Suami, apakah kita sampai?"
"Ya, kita sampai. Tapi kamu tunggu dulu di kereta. Aku akan memanggil orang tua."
"Baiklah."
Zhang Hao segera turun dari kereta. Dia mengetuk pintu pagar.
"Siapa?" suara dari dalam terdengar. Apel adam Zhang Hao bergetar. "Daddy, ini aku, A-Hao."
"A-Hao?..... Ahh...." suara teriakan terdengar dari dalam. Tukang Zhang yang berada dibelakang rumah, dia segera berlari mendengarkan suara istrinya. "Istri, apa yang terjadi?"
"A-Hao... A-Hao kembali. Buka pintunya, putra kita kembali."
Tukang Zhang membawa istrinya, segera keduanya membuka pintu. Didepannya berdiri sosok tegak, dia mengenakan pakaian hitam, ada garis luka pada alisnya. Itu sama sekali tidak membuatnya menakutkan. Malah sebaliknya, dia memiliki daya tarik sendiri.
Segera Ger Wen melihat putranya, dia menangis dan memeluknya. "Putraku... putraku kembali.. *Wuuu.... putraku akhirnya kembali."
t/n : Isak tangis.
Tukang Zhang yang melihat istrinya memeluk putranya. Dia juga memeluknya. Zhang Hao menangis juga. "Daddy, aku kembali!"
Ketiganya saling berpelukan dan menangis. Zhang Hao melepaskan pelukan Daddynya. Dia segera berbicara. "Daddy, aku membawakan kalian keluarga baru."
Ayah dan Daddy Zhang menatap kearah putranya. "Keluarga baru?"