Chereads / Menjadi Kaya di Zaman Kuno / Chapter 28 - Chapter 28 : Membangun Rumah Bata Biru

Chapter 28 - Chapter 28 : Membangun Rumah Bata Biru

Ayah Yan dan Song Tianchen pergi mencari beberapa pekerja. Dengan bantuan Kepala Desa, dia mengumpulkan orang-orang yang bisa diandalkan. Beberapa orang mengetahui bahwa Song Tianchen akan membangun rumah.

Mereka semua tidak bisa menahan diri untuk cemburu. Kembali ke desa dan membangun rumah. Siapa yang tidak cemburu.

Song Tianchen mengatakan beberapa kata kepada tukang rumah. Tukang ini cukup bagus dalam bekerja. Dia juga sangat efisien, dia mengatakan bahwa membutuhkan 5 ribu bata. Kualitas bata tergantung pada harganya, yang terbaik adalah bata yang harganya 1 sen.

Jadi Song Tianchen mengeluarkan uang sebanyak 10 tael untuk bata saja. Sebenarnya dia juga ingin membangun tembok besar. Mengelilingi rumah dan kebun mereka. Ketika tukang melihat jumlah tael yang di berikan oleh Song Tianchen.

Dia sedikit terkejut, dia bahkan dengan santai mengeluarkan 10 tael perak.

Tidak hanya bata saja diperlukan, kayu terbaik dan atap ubin. Jadi Song Tianchen menghabiskan 10 tael lagi untuk genteng dan kayu yang dia akan gunakan. Jadi total memberikan 20 tael.

Song Tianchen tersenyum. "Kapan kalian akan mulai bekerja?"

Tukang itu berkata. "Bahan ini membutuhkan waktu untuk pengantaran. Mungkin 2 hari lagi kami akan bekerja."

Song Tianchen menganggukkan kepalanya. "Oke, aku akan memberikan upah untuk kepala tukang adalah 40 sen, para pekerja biasa adalah 25 sen, dan pekerja kecil (sekedar membantu mengangkut barang, jadi orang suruhan) adalah 15 sen."

Harga yang Song Tianchen tawarkan adalah harga tertinggi. Tukang tercengang. Song Tianchen tersenyum. "Di tambah akan ada sarapan dan makan siang."

Kepala tukang itu segera menganggukkan kepalanya. "Kami akan bekerja keras."

Song Tianchen menganggukkan kepalanya. Dia mengumpulkan 15 orang untuk mengerjakan rumahnya. Jadi semua yang terpilih begitu beruntung. Makan mereka sudah di tanggung dan juga bayarannya sangat tinggi.

Karena mereka adalah orang desa, mereka tidak membutuhkan tidur di tempat bekerja. Mereka semua merasa senang karena mereka mendapatkan pekerjaan tambahan.

______

Berita tentang pembangunan rumah Song Tianchen menyebar di seluruh desa. Ketika mereka semua mendengar ini, mereka sangat iri. Song Tianchen kembali dari medan perang dan membuat rumah bata biru.

Rumah Bata Biru merupakan rumah yang sangat mewah bagi para penduduk desa. Mereka sedikit menyesal karena tidak mengantarkan putra mereka ke medan perang. Mungkin mereka akan mendapatkan banyak uang dan juga bisa membangun rumah yang mewah.

Kabar yang menyebar adalah, Song Tianchen memberikan 20 tael perak untuk semua barang bangunannya. 20 tael perak, itu benar-benar harga yang sangat tinggi. Song Tianchen kembali bersama dengan Ayah Yan ke gubuk mereka.

Mereka berdua tidak tahu bahwa berita dengan pembuatan rumah menyebar begitu cepat. Berita ini sampai pada telinga keluarga Song. Daddy Song yang mendengark 20 tael perak. Matanya memerah.

Dia menatap suaminya. "Suami, putramu sungguh tidak berbakti. Dia bisa menyerahkan 20 tael perak untuk rumah tapi tidak memberimu apapun."

Song An menatap istrinya, "Berhenti berbicara, jika kamu tidak terlalu memaksa Ger Mao menyerahkan rumahnya. Apakah dia akan memutuskan keluarganya?"

Jika mereka masih menjadi keluarga, sangat mudah bagi Song An memaksa Song Tianchen memberikan uang padanya. Tapi apa yang bisa dia lakukan sekarang, mengingat terakhir Song Tianchen di rumahnya. Dia tidak bisa menahan sedikit ketakutan.

Daddy Song menatap kearah suaminya. "Kamu adalah Ayahnya. Dia pasti akan memberikan uang padamu."

Ayah Song segera berdiri. "Aku tidak akan melakukannya. Jika kamu ingin, kamu saja yang pergi."

Ayah Song kembali ke rumahnya, dia meninggalkan istrinya yang sedang duduk di depan rumah. Lalu terdengar suara teriakan. "Suami.... maafkan aku."

Song Yuan menyeret Shen Yun dengan rambutnya. "Kamu pelacur, bagaimana kamu mengacaukan makananku."

"Aku minta maaf, aku minta maaf...."

Shen Xi segera mengikuti Daddynya. "Ayah, ini salah A-Xi, jangan marah pada Daddy."

"Kamu sampah kecil, jika kamu berani membuat kesalahan lagi. Aku akan menjualmu." Song Yuan mengancamnya. Anak dan Daddy ketakutan. Daddy Song datang. "Apa yang terjadi?"

"Daddy, pelacur ini mengacaukan makananku."

Daddy Song sangat mencintai putra dan Gernya. Dia terbiasa memanjakan mereka. Ketika Song Yuan berbicara Daddy Song segera marah pada menantunya. "Kamu tidak berguna, hanya membuang-buang makanan. Kenapa aku mendapatkan menantu tidak berguna sepertimu."

Shen Yun tidak bisa berbicara. Dia hanya bisa menangis memeluk Ger kecilnya. "Maafkan kami..."

"Pergi, cari sesuatu di gunung. Aku ingin daging." Daddy Song segera menunjuk keluar. Shen Yun tidak punya pilihan selain pergi ke gunung. Dia membawa Song Xi, dia tidak tahu apapun tentang menangkap sesuatu. Bagaimana jika dia tidak membawa apapun.

______

Ketika Ayah Yan dan Song Tianchen kembali. Kedua anak itu menyambut mereka. Dabao bersemangat. "Ayah, apakah kamu bisa berburu?"

Song Tianchen menatapnya. "Berburu? Apakah kalian ingin berburu?"

Erbao menarik pakaian Ayahnya. "Ayah, ayo kita menangkap kelinci."

Song Tianchen tertawa, "Ada banyak daging di rumah, kenapa menangkap kelinci?"

Dabao mengembungkan wajahnya. "Antara daging kelinci dan daging di rumah berbeda. Ayah, ayo pergi."

Pria itu tertawa. "Baiklah, Ayah akan membawa kalian pergi ke gunung. Jika tidak ada yang bisa ditangkap ayo kembali sebelum makan siang."

Kedua anak itu bersemangat, Song Tianchen pergi ke halaman belakang, dia menemukan Yan Mao sedang menyiram tanaman. Dia tersenyum. "Istri, aku akan membawa anak-anak pergi ke gunung. Kami akan kembali sebelum makan siang."

Yan Mao mendengar Song Tianchen dan kedua putranya akan pergi ke gunung. Dia melepaskan alat siramnya. "Suami, aku ikut. Aku ingin memanen buah pedas."

Song Tianchen mengerutkan alisnya. "Untuk apa buah pedas?"

"Di jual dan menghasilkan uang." Yan Mao tersenyum bangga. Ketika Song Tianchen melihat tingkah lucunya. Dia tersenyum. "Baiklah, ayo pergi."

Yan Mao dan Song Tianchen membawa keranjang bambu dibelakang punggungnya. Ketika Dabao dan Erbao melihat bahwa Daddynya juga akan pergi. Mereka sangat senang. "Daddy, apakah kamu juga akan pergi?"

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Kalian akan berburu dengan ayahmu, Daddy akan mengambil buah pedas."

Kedua anak itu bersemangat. Dabao di gendong oleh Song Tianchen, Erbao memegang tangan Yan Mao. Song Tianchen sudah lama tidak bersama istrinya. Tentu saja sepanjang perjalanan, dia terus memegang tangan istrinya.

Ini membuat Yan Mao sedikit malu. Sekarang Yan Mao memiliki banyak uang, dia juga mengenakan pakaian yang indah dan rapi. Wajahnya yang bersih dan kecil. Ini membuatnya lebih cantik.

Di tambah Yan Mao sering minum air ajaib secara diam-diam, kulitnya menjadi halus dan bersih. Dulu dia selalu bekerja di ladang dan membuat kulitnya hitam dan kasar. Sekarang, meskipun masih sedikit gelap.

Dibandingkan dengan dulunya, sekarang dia lebih putih. Beberapa penduduk desa lewat, mereka menyapa Yan Mao dan Song Tianchen. "Ger Mao sangat beruntung, sekarang suaminya sudah kembali. Selamat untuk Ger Mao."

Yan Mao menganggukkan kepalanya. "Terima kasih Paman Ger."

Yan Mao dan Song Tianchen terus berjalan menuju kaki gunung. Mereka naik sebentar. Yan Mao langsung berpisah di tempat dimana ada paprika. Ketika matanya melihat kearah paprika yang memerah.

Matanya langsung bersemangat. Semuanya adalah uang.