"Untuk apa?" tanya Lin Yue dengan tatapan sedihnya.
Seketika Shin Han berpikir, apakah keputusannya salah. Dengan memendekkan rambutnya. Karena tatapan mata Lin Yue yang sedih ke arahnya dan lagi-lagi menusuk dalam hatinya.
"Sudah terjadi, apa boleh buat lagi. mendekatlah, aku akan membantumu merapikan rambutnya!" ucap Lin Yue yang mengambil gunting dan satu lembaran koran yang di satuin hingga membentuk kain penutup badan.
"Kak, aku ingin poninya tetap panjang!" balas Shin Han yang tidak ingin orang lain tau siapa jati dirinya. Karena bisa gawat untuk saat ini.
"Ok."
Lin Yue mulai memotong rambut Shin Han dengan di rapikan berapa bagian dan poni depan, tidak di pendekkan. Juga tidak di panjangkan. Hanya sampai menutup di bawah mata.
"Bagiamana?" tanya Lin Yue yang sudah merapikan rambut Shin Han dan menyerahkan satu kaca kecil kepada Shin Han.
"Bagus, aku tidak menyangka. Hasilnya sungguh keren," puji Shin Han pada Lin Yue.
Wajah Lin Yue memanas, untuk pertama kalinya. Ada yang memuji dirinya dalam memotong rambut. Biasanya Mhu Erick dan keluarga akan selalu mencercah dirinya dengan cibiran pedas.
***
Setelah Shin Han selesai mandi. Lin Yue mengajak Shin Han pergi bersama dengannya ke pasar malam untuk beli berapa pakaian discon.
Meskipun pakaian bekas sangat murah. Tapi Lin Yue tidak ingin membelinya. Karena harus mencuci lebih dahulu dan mengunakan berapa pembersih kuman yang harganya lumayan mahal. Ia lebih memilih baju discon yang sudah ketinggalan mode di tahun ini atau tahun lalu. Karena harganya lebih murah daripada model baru.
Salah satu jaket yang ia pilih, merupakan jaket tahun keluaran tiga tahun lalu dan lumayan murah.
Lin Yue langsung menyuruh Shin Han langsung memakai jaket berbahan kapas berlapis.
"Apakah sekarang sudah lebih hangat?" tanya Lin Yue dengan tatapan lembutnya yang membuat jantung Shin Han berdebar super kencang. Dengan kenangan di masa lalu melintas di benak Shin Han. Kenangan Lin Yue yang masih berstatus sebagai dosen yang perhatian padanya saat itu.
"Iya," jawab Shin Han dengan acuh tak acuh untuk menutupi debaran jantungnya. Kemudian ia menunduk dan memandangi Lin Yue dengan tatapan lembut.
"Kak, sebenarnya kau tidak perlu memberikan pakaian untukku! Aku masih punya uang dari hasil penjualan rambutku," ucap Shin Han yang berusaha untuk tidak di curigai oleh Lin Yue.
"Uangnya kamu simpan saja, untuk berjaga-jaga di jalan. Kan dirimu belum dapat pekerjaan tetap. Aku memang tidak punya banyak uang, tapi aku bisa memberikanmu pakaian hangat."
"Kenapa kau sangat baik padaku?" tanya Shin Han dengan suara pelan.
"Jawabnya, karena aku adalah kakakmu!" balas Lin Yue dengan senyuman manisnya dan tidak sengaja menyentuh tangan Shin Han yang sedingin es.
Sedangkan tatapan mata Shin Han sangat rumit saat ini. Ia semakin binggung dengan kebaikkan Lin Yue. Yang sama dengan enam tahun lalu, tepatnya tidak berubah sama sekali.
"Tanganmu sungguh dingin," ucap Lin Yue yang langsung memegang tangan Shin Han dengan tangannya yang kecil. Kemudian menundukan kepalanya dan meniup tangan Shin Han. Sebelum menggosoknya ke depan dan belakang.
Tangan Shin Han menjadi kaku sejenak dan tatapan matanya yang lembut tersembunyi di balik poni tebalnya. Belum ada wanita yang pernah menggosok tangannya seperti ini sebelumnya, hanya untuk menghangatkannya. Kecuali wanita yang enam tahun lalu dan kini yang tetap sama melakukan hal seperti ini.
Shin Han tidak pernah menyukai kontak fisik dengan orang lain, tetapi ia juga tidak berusaha untuk menolak sentuhan Lin Yue. Mungkin ia merasa baik-baik saja dengan sentuhan Lin Yue. Karena Lin Yue yang terpenting dalam permainan balas dendamnya.
Melihat Shin Han tidak bereaksi. Tiba-tiba Lin Yue memikirkan sesuatu, lalu melirik tangannya yang penuh kapalan keras di sana sini.
"Apakah aku menyakitimu? Tanganku sungguh kasar," ucap Lin Yue yang langsung melepaskan pegangan tangannya.
Shin Han sedikit mengerutkan dahi, saat ia merasakan kehangatan di tangannya mulai menghilang dan Shin Han langsung kecewa.
"Ku rasa tanganmu, sama sekali tidak kasar. Sebenarnya aku tau, tanganmu juga kedinginan. Tapi kau selalu menutupinya, kak?" ucap Shin Han yang langsung memegang tangan Lin Yue. Ia mengenggamnya dengan erat, seakan itu merupakan benda berharganya.
Tangan kecil Lin Yue tenggelam di dalam tangan Shin Han yang besar.
Senyuman Shin Han terlihat tipis, ia langsung mendukkan kepalanya dan meniupkan hawa hangat ke tangan Lin Yue berulang kali. Begitu juga dengan Lin Yue melakukannya berapa kali kepada tangan Shin Han.
Bulu mata Shin Han yang panjang sedikit bergetar. Ia melihat tangannya yang besar di genggam oleh tangan kecil Lin Yue. Sepertinya, mereka benar-benar menjadi sedikit hangat.
"Kenapa kau tidak pernah mengingatku?" batin Shin Han tetiba yang mengharapkan sesuatu yang lebih.
Keesokan harinya, Lee Sung yang biasa menjemput bosnya. Sampai melongo luar biasa. Ini pertama kalinya ia melihat tuanya yang berubah satu putaran bumi.
Lee Sung ingin bertanya, kemana rambut panjang tuannya. Tapi ia tidak berani bertanya. Selain mengintip dari balik kaca mobil dengan rasa penasaran tinggi.
"Tidak mungkin tuan muda Shin patah hati?" batin Lee Sung yang mulai berjiwa gossip ala emak-emak pasar ikan.
Sadar akan tatapan Lee Sung. Shin Han memasang wajah tidak bersahabatnya.
Lee Sung segera fokus mengemudi tanpa keluar kata-kata dari bibirnya soal rambut pendek tuannya yang sungguh akan membuat orang kaget atau bahkan jantungan. Termasuk tuan besar Shin Ji. Yang kini di rawat di rumah sakit untuk sementara waktu.
Kedatangan Shin Han dengan rambut pendek ke perusahan, hampir membuat semua mata para pekerja menjatuhkan bola matanya. Mereka tidak percaya melihat apa yang di depan mata mereka saat ini. melihat CEO Shin Han berubah penampilan.
Tuan mereka yang merupakan CEO tertinggi, memendekkan rambutnya dan desas desus Shin Han patah hati. Langsung menyebar dengan kecepatan cahaya.
Shin Han tidak perduli, asal mereka tidak menyebarkan fotonya dan mengusik ketenangan dirinya. Ia sudah cukup tenang dengan gossip yang beredar di kalangan para pekerja.
Dengan wajah dingin, Shin Han masuk ke dalam kantornya dan membaca semua laporan tentang Lin Yue yang di serahkan oleh Lee Sung padanya.
Di depan Shin Han, Lee Sung mengaruk-garuk kepalanya. Ia sungguh kaget dan merasa hari ini. Ia telah bermimpi yang salah tentang tuannya.
"Cari lebih detail lagi," ucap Shin Han yang tidak suka dengan penjelasan bertele-tele dari penjelasan Lee Sung.
"B-baik," balas Lee Sung yang sudah bercucuran keringat dingin.
Mata Shin Han menatap ke arah Lee Sung yang sudah mengikutinya sekian lama.