"Menurutmu, bagaimana potongan rambut ini?" tanya Shin Han tetiba yang membuat Lee Sung hampir mati jantungan.
"Menurut saya, sungguh keren dan potongannya masih kurang rapi!" jawab Lee Sung jujur.
Mata Shin Han menyempit.
Seketika, Lee Sung menutup mulutnya dengan kedua tangan dan bercucuran keringat dingin.
Shin Han berpikir dengan apa yang di katakan oleh Lee Sung memang benar. Ia memotong rambutnya dengan pisau dan di rapikan oleh Lin Yue dengan gunting seadainya.
"Maaf tuan Shin, saya salah!" ucap Lee Sung gugup yang mengatakan apa pendapatnya secara jujur.
Shin Han mendengus kesal dengan kejujuran Lee Sung.
"Antarkan aku ke salon untuk merapikan rambut ini," perintah Shin Han yang kembali membuat Lee Sung Ternganga lebar.
Dengan bodohnya, ia membuka pintu kantor dan mempersilahakan tuannya keluar. Tidak lupa menutupnya kembali.
Sepanjang perjalanan ke salon, jiwa gossip Lee Sung sudah membara. Tapi demi keselamatan. Ia memilih diam dan meminta penata rambut terbaik untuk merapikan rambut tuannya.
Shin Han tidak suka rambut depannya di pendekkan, sehingga penata rambut melakukan tugasnya dengan baik. Karena mereka juga cari aman dari kemurkahan Shin Han.
Selesai memperbaiki rambutnya, Shin Han kembali ke kantor untuk menyelesaikan pekerjaan yang tertunda.
Sedangkan Lee Sung sibuk mencari informasi mengenai Lin Yue. Permintaan tuannya kali ini sungguh aneh untuk Lee Sung. Ia harus mencari tahu apakah Lin Yue pernah hamil dan mengugurkan kandungan.
"Memangnya ada apa di antara mereka berdua?" batin Lee Sung yang mau sok campur tapi takut kehilangan nyawa. Mengingat tuan Shin bukan orang yang baik.
***
Di keluarga Yin. Yin Merry berdecak kesal, kariernya di dunia perfilman tidak seindah hayalan. Ia selalu menjadi pemain pembantu numpang lewat atau pelayan di sebuah film.
Untuk mendapatkan peran tinggi, harus menyogok sutradara film atau tidur sutradara tersebut. Hal ini tidak bisa di lakukan Yin Merry. Karena imejnya akan hancur, jika sampai ketahuan publik. Maka salah satu cara yaitu memanfaatkan saudara tirinya untuk memuluskan langkahnya menjadi pemain film besar.
"Jangan salahkan aku, tapi salahkan saja nasibmu yang sial!" gumam Yin Merry yang langsung menghubungi wakil sutradara untuk menjalankan misinya demi masa depan yang cerah dan mengorbankan Lin Yue.
Tiga hari kemudian, Lin Yue menerima panggilan telepon dari adik tirinya. Yang mengatakan foto ayahnya akan di buang oleh ibunya. hal ini membuat Lin Yue terkejut. Ia bergegas menuju rumah orangtuanya dengan tergesah-gesah.
Kedatangannya dengan pakaian dinas kebersihan membuat Lin Anna menatapnya dengan pandangan jijik. Termasuk Lianto yang mencibir kehadiran Lin Yue yang di anggap tidak mampu membeli baju sehingga memakai baju dinas kebersihan yang mencoreng nama keluarga Yin.
"Apa tidak bisa memakai baju lebih baik dari ini, saat datang bertamu di kediamanku!" cibir Lianto dengan menunjuk ke arah pakaian yang di kenakan oleh Lin Yue saat ini. yang berwarna orange terang dengan logo dinas kebersihan. Tak lupa, Yin Lianto juga menutup hidungnya dengan salah satu tangan. Seolah-olah tubuh Lin Yue sungguh bau bangkai.
Yin Anna menyentuh tangan suami keduanya untuk berhenti memaki anak tidak tahu diri itu.
"Kenapa kau masih membela anak sialan ini?" seru Yin Lianto dengan suara kerasnya.
Yin Anna menepuk bahu suaminya, seakan tahu apa maksud dari kode Yin anna. Yin Lianto langsung diam dengan berdecak kesal. Ia sungguh malu atas apa yang di lakukan oleh Lin Yue hingga namanya tercoreng seperti ini.
Saat ini Yin Anna memberitau Lin Yue. Bahwa tidak mudah bagi Yin Merry untuk bisa masuk ke dalam industri hiburan dan banyak yang harus di lakukan jika mau mendapatkan peran lebih baik. Seperti menyogok para sutradara dan tentu saja, uang yang akan di gunakan juga bukan angka yang kecil. mengingat karier Yin Merry sebagai selegram sudah tidak tenar dulu lagi.
"Bagaimana kalau kau meminjamkan uangmu terlebih dahulu dan jika di kemudian hari, adikmu menjadi artis besar dengan menghasilkan banyak uang. Kami akan mengembalikkannya padamu dua kali lipat dari yang kamu pinjamkan," ucap Yin Anna dengan sunguh-sungguh memohon.
"Aku tidak punya uang," Lin Yue menjawab dengan jujur.
Ekspresi Yin Anna berubah menjadi kaku, tapi kemudian ia tersenyum sinis sambil berkata.
"Kau tidak punya uang, tapi Mhu Erick ada dan kau bisa meminta padanya. Demi masa depan adikmu? Oh ya, warisan ayahmu juga adakan?" cibir Yin Anna yang geram dengan sikap anak pertamanya yang tidak tahu diri.
"Bu, bukankah saat itu! kau, ayah tiri dan dan Yin Merry. Berpura-pura tidak mengenaliku dengan menyelamatkan nyawa kalian bertiga," tanya Lin Yue dengan nada datarnya. Karena ia tidak akan mengeluarkan satu sen pun untuk keluarga Yin. Warisan ayahnya, juga tidak bisa di klaim saat ini karena tersandung kasus kejahatan yang tidak pernah ia perbuat.
"Jadi apa yang kau lakukan di sini? apa kau ingin balas dendam padaku? Jika kau tidak membunuh orang akibat kecemburuanmu yang tidak masuk akal itu. Masa depan putriku akan lebih baik dari sekarang dan pasti menjadi bintang besar!" teriak Lianto dengan suara kerasnya.
Lin Yue tersenyum sinis. Menangkapi perkataan ayah tirinya.
"Kak, apa kau masih kesal sama kita semua. Karena kami tidak melakukan apapun. Ketika kau dalam penjara?" Yin Merry bertanya dengan suara lirih yang di buat-buat menyedihkan.
"Tapi saat itu, kau telah membunuh tunangan Shin Han dan membuat keluarga Ming murka. Kami tidak bisa membantumu, karena keselamatan kami juga taruhannya!" timpal Yin Anna yang mencari pembelan untuk menutupi apa yang ia lakukan selama ini.
Lin Yue menatapi wanita cantik di depannya yang belum termakan usia, dengan tatapan sedih.
"Kau benar, Bu!" ucap Lin Yue dengan senyuman lembut. Karena sudah tau, sejak awal. Dirinya memang tidak pernah di hati ibunya. ia hanya orang asing yang kebetulan di lahirkan oleh ibunya saat itu dan kebetulan lahir di dunia ini.
Senyuman Lin Yue membuat Yin Lianto mendengus kesal.
"Karena kalian tidak bisa membantuku ketika aku mengharapkan kalian mengunjungiku walau satu kali di dalam penjara. Mengapa aku harus repot untuk membantumu meraih cita-cita?" ucap Lin Yue jujur.
Plak....
Sebuah tamparan keras dan nyring melayang di wajah Lin Yue. Hingga ia terlempar jauh dari hadapanYin Lianto.
Expresi wajah Yin Merry berubah senang, ketika melihat ayahnya menampar Lin Yue seperti binatang.
"Apa yang kau katakan barusan. Kenyataannya kau telah menabrak Ming Song sampai meninggal di tempat dan seluruh keluarga kita di permalukan. Karena perbuatanmu yang kini tidak memiliki masa depan. Sehingga kau ingin merusak masa depan adikmu juga?" ucap Yin Lianto dengan kemarahan tinggi.