Chereads / ROMAN STORY / Chapter 23 - 24

Chapter 23 - 24

Shin Han terdiam berapa saat, berusaha mencerna kata-kata dokter di depannya.

"Ini hanya saran saja, boleh anda lakukan dan boleh tidak!" ucap dokter itu dengan melap keringan dingin yang bercucuran di wajahnya yang sudah tua.

"Lakukan yang terbaik dan jangan sampai salah sedikitpun," balas Shin Han yang langsung berdiri dari tempat duduknya.

Saat Shin Han melangkah kakinya sampai depan pintu, pandangan matanya mengarah ke arah dokter tersebut.

"Rahasiakan semuanya, aku tidak ingin terjadi kesalahan sedikitpun!" perintah Shin Han yang di anggukkan dokter tersebut.

Langkah kaki Shin Han berjalan ke arah pintu pasien VVIP. Ia berhenti di depan pintu dan melihat ke arah Lee Sung.

"Belikan aku sarapan pagi," perintah Shin Han dengan nada datarnya.

"Mau sarapan pagi yang bagaimana?" tanya Lee Sung dengan teliti, mengingat tuannya selalu berganti makanan seperti menganti baju setiap sarapan pagi.

"Makanan tradisional dan usahakan masih panas."

"Baik," balas Lee Sung yang langsung pergi dari hadapan Sing Han.

Shin Han masuk ke dalam kamar pasien dan melihat Lin Yue berjalan pelan keluar dari kamar mandi.

"Kak, apa yang kamu lakukan?" tanya Shin Han yang bergegas menghampiri Lin Yue.

"Hanya cuci muka, rencana mau mandi. Biar segar, tapi...." Lin Yue mengantungkan kalimatnya.

"Biar aku bantu Kakak pegang botol infusnya, bagaimana?" tawar Shin Han dengan nada lembutnya.

Wajah Lin Yue memerah, karena itu berarti ia harus membuka pakaian di depan Shin Han.

"Kakak tenang saja, aku akan menutup mata dengan satu tangan!" jelas Shin Han yang mengeluarkan sapu tangan dari saku celananya. Beruntungnya itu hanya sapu tangan kusam yang sengaja ia persiapkan untuk berjaga-jaga untuk melap tanganya atau apapun.

Demi membuktikan pada Lin Yue, Shin Han menutup kedua matanya yang berbeda warna dengan sapu tangan kusam tersebut.

"Baiklah, jangan berani melihatnya. Walau kita adalah kakak adik," perintah Lin Yue yang di tangkapi serius oleh Shin Han.

Shin Han bergerak sesuai arahan tangan Lin Yue yang membimbingnya.

Merasa sudah aman, Lin Yue mengadeng tangan Shin Han untuk berdiri di depan pintu kamar mandi dan ia masuk ke dalam.

Shin diam membatu dengan handuk besar menutup kepalanya dengan mata tertutup. Ini bukan pertama kalinya untuk Shin Han melakukan hal seperti ini, dulu ia juga melakukannya untuk ibunya. ketika ibunya menjadikan kepalanya sebagai tempat untuk menaruh handuk saat mandi di dalam kamar mandi rumah sakit.

"Han..." saut Lin Yue yang tidak enak hati.

"Ya Kak, ada apa?" tanya Shin Han dengan nada datarnya yang seperti biasa.

"Maaf merepotkanmu," balas Lin Yue merasa tidak enak hati.

"Tidak merepotkan, aku senang bisa berguna untukmu!" balas Shin Han dengan senyuman tipis yang tersembunyi di balik handuk yang menutupi wajah tampannya.

Lin Yue merasa kelegahan, saat mendengar apa yang di katakan Shin Han padanya. Meskipun dengan satu tangan, Lin Yue masih sanggup untuk membersihkan dirinya. walau sangat lamban untuk bergerak.

Sebenarnya, Shin Han bisa saja meminta para perawat untuk membersihkan badan Lin Yue. Tapi ia tidak ingin indentitasnya bocor duluan. Maka ia harus mengalah sekarang ini dengan penuh kesabaran. Jika tidak, ia akan kehilangan wanita yang di carinya selama tiga tahun ini. Wanita yang memperondakkan isi kehidupannya.

***

Di rumah sakit lain, wakil ceo Chin Cu meringis kesakitan dengan sebelah tangan yang tidak utuh lagi. kini tangannya buntung dan lebih daripada kedua tangan rekannya yang kini tidak bisa di gerakan sama sekali.

"Sial, siapa dalang di belakang wanita jalang itu!" maki Chin Cu dengan suara kerasnya yang tidak terima dengan nasibnya saat ini yang sungguh tragis.

Ceo utama, sekaligus kakak tertua dari Chin Cu berjalan masuk ke dalam ruangan dan menatapi kebodohan adiknya yang benar-benar mencari mati dengan menyinggung empires Shin.

"Masih untung kau tidak mati," cibir Deon Cu.

"Apa maksudmu, Kak? Seharusnya kau membantu aku untuk balas dendam. Tangan kananku di potong hingga tiga bagian dan sekarang sudah cacat seumur hidup," ngeluh Chin Cu atas nasibnya kini.

"Mau balas dendam, lakukan saja sendiri. Aku tidak mau ikutan, karena masih sayang dengan nyawa ini!" balas Deon Cu yang langsung pergi dari hadapan Chin Cu dan rekan adiknya yang bernasib sama tragis.

"Kau pengecut," maki Chin Cu kepada saudara pertamanya.

"Bukan pengecut, aku tidak ingin semua keluarga Cu menjadi tumbal atas kebodohanmu yang berani menyingung Empires Shin."

Wajah Chin Cu langsung memucat. Ia tidak percaya dengan apa yang di katakan oleh abangnya. Yang menurutnya sebagai sebagai sesutu kebohongan belaka. Karena tidak seorangpun yang pernah melihat wajah Empires Shin. Selain rumor mengatakan Empires Shin adalah kakek tua yang sok anti. Jadi jangan heran, jika foto pemilik Empires Shin tidak pernah muncul di depan publik yang bisa membuatnya terkenal mendadak.

"Percaya atau tidak, kau yang paling tahu dengan semua ini!" ucap Deon yang melangkahkan kakinya untuk meninggalkan ruangan pasien.

Karena kebodohan adiknya, kini perusahan CU nyaris terancam bangkrut dalam hitungan detik. Jika ia tidak segera meminta maaf dan mendepak Chin Cu keluar dari perusahan dan keluarga Cu. maka di pastikan nyawa mereka akan berakhir mendadak.

Demi menyelamatkan semua orang di keluarga Cu. Deon Cu setuju untuk menerima tawaran dari asisten Shin Han.

Bisa di katakan asisten Shin Han sungguh mempunyai kedudukan tinggi di Empress Shin. Sehingga apa yang di sampaikan oleh asisten tersebut harus di turutin oleh para bawahan, termasuk keluarga Cu yang kini menanggung kesialan karena kelakuan Chin Cu yang berani mencoba memperkosa seorang wanita yang entah mempunyai hubungan apa dengan Empires Shin.

Deon memasuki mobilnya dan tatapan matanya melihat ke berapa pria berbadan besar yang sedang mondar mandir di sekitar rumah sakit. Tanpa perlu di selidiki, Deon sudah tahu siapa mereka. Jika bukan bodyguard yang semalam memutuskan tangan Chin Cu menjadi tiga bagian.

Tidak ingin terlibat semakin jauh, Deon Cu memutuskan untuk segera pergi dari area pakiran mobil dan mobilnya sempat berpapasan dengan sebuah mobil hitam Mayback keluaran terbatas yang menuju ke rumah sakit internasional.

***

di rumah sakit internasional. Lee Sung berjalan di lorong rumah sakit dengan berapa kantong kresek di kedua tangannya. Tentu saja, ia tidak berani masuk ke dalam. Tanpa perintah dari tuannya. sehingga ia memilih berdiri di luar dengan mematung.

Di dalam ruangan, Lin Yue yang meminta bantuan Han untuk membantunya memakai pakaian dan sebagainya. kemudian, duduk di atas ranjang dengan perut berbunyi nyaring. yang menandakan ia sungguh lapar hebat.

"Kak, kamu lapar?" tanya Han dengan membuka penutup matanya.

"Iya, tapi aku nunggu makan siang saja!" balas Lin Yue dengan maksud ia akan menunggu jadwal makan siang saja untuk memakan makanan yang menganjar perutnya yang kelaparan.

"Aku keluar sebentar untuk memberikanmu makan pagi," ujar Han yang bergegas untuk pergi keluar tapi langsung di tahan oleh Lin Yue.

"tidak perlu," pinta Lin Yue memohon.

"Jangan cemas Kak, aku tidak akan tersesat dan aku punya uang logam!" ucap Han dengan memperlihatkan berapa uang logam besar dan berapa lembaran uang dengan pecahan kecil di saku jaketnya yang kusam.

"Kamu makan saja sendiri dengan menggunakan uang tersebut," balas Lin Yue dengan mengacak-acak rambut Han yang menutupi mata yang begitu indah.

Han terdiam, seakan menuruti apa kata Lin Yue. Ia berjalan keluar dari dalam kamar pasien VVIP. Di luar, Lee Sung berdiri mematung dengan berapa kantong kresek di kedua tangannya.