"Ya Allah Sis, kamu ceritain juga tentang kejadian itu, itukan udah privasi aku Sis, cukup kita aja yang tahu, sebenarnya apa sih yang membuat kamu bisa menceritakan semua nya ke dia, kamu kan tahu selama ini aku merahasiakan itu dan aku gak mau ada orang lain yang tau," ucapnya sedikit marah, karna merasa sangat kecewa dengan timdakan sahabatnya itu salah," lanjutnya.
"Aku kecewa sama kamu Sis, aku udah anggap kamu kayak saudaraku sendiri, sampai hal apa pun aku pasti ceritain ke kamu karna aku percaya kamu bisa ngerahasiain itu, tapi mengapa harus kamu kasih tau ke dia sih, orang yang baru kamu kenal," tegurnya yang merasa sangat kecewa dengan Siska.
"Put .. aku benar-benar minta maaf, sekali lagi aku minta maaf, tapi kalau aku boleh kasih saran coba deh kamu buka hati kamu kali ini aja, pasi akan ada tawa di depan menantimu, dia curhat banyak ke aku tentang kehidupan nya makanya aku berani ceritain hal ini ke dia," jelas Siska.
Putri yang masih merasa kecewa dengan sahabatnya, memilih untuk diam dahulu, ia tidak berkata apapun, karna dalam kondisi kecewa atau marah itu sebaiknya tidak memberi keputusan atau berbicara apapun, takutnya ia salah kata yang akan membuat hubungan nya dengan Siska menjadi renggang.
Siska pun ikut terdiam karna ia merasa memang dirinya bersalah, ia meninggalkan Putri ke kantin untuk membelikannya makanan.
'Jadi ini maksud dari chat nya tadi malam, (Rembulan yang redup pasti akan terang kembali), jadi ini yang di maksud dia, mengapa sih Sis kamu kok tega banget gini, ini bukan Siska yang aku kenal, apa karna kamu tergoda dengan ketampanan nya hingga kamu bisa menceritakan tentang pribadiku ke dia, untuk apa? .. untuk apa coba, aku masih ingin fokus dengan pendidikan ku Sis, aku gak mau fikiran ku harus terganggu dengan hadir nya dia nanti, ya Allah Siska Siska' gumamnya dalam hati.
Di saat Siska membelikan makanan untuk Putri tiba-tiba Aditya memanggilnya dan melambaikan tangan nya.
"Sis ... Siska," panggilnya.
"Ya, ada apa?" jawabnya.
Aditya pun menghampirinya dan bertanya "mana Putri, kok kamu sendirian," ucapnya.
"Huumb ... dia di kelas, udah ya aku buru-buru," jawab Siska, ia langsung meninggal Aditya untuk kembali ke kelas.
'Ada apa ya, kok Siska terburu-buru banget, sendirian lagi' gumam nya dalam hati.
Aditya pun mengikuti Siska di belakang juga nya untuk mengetahui apa sebenarnya yang sedang terjadi.
"Ini Put aku belikan minuman dingin sama roti," ucap Siska.
"Aku lagi gak moed Sis, makan sendiri saja, aku pengen sendiri dulu," cetus aputri, kemudian pergi meninggalkan nya di kelas.
"Put ... pleas jangan kayak gini sama aku," ujar Siska.
"Aku pengen sendiri dulu Sis," jawabnya.
"Ya sudah, jangan lama-lama ya marahnya, pleas!" ucap Siska.
Putri tidak menjawab, ia kemudian menuju taman belakang sekolah dengan membawa buku pelajaran nya.
Aditya yang dari tadi memperhatikan mereka berdua menghampiri Siska dan bertanya kepadanya apa yang sedang terjadi sebenarnya.
"Sis ... kenapa Putri? Marah? Ada masalah apa?" tanya nya penasaran.
"Enggak kok, gak ada apa-apa ," jawabnya. Siska menutupi dari Aditya apa yang sedang terjadi.
"Tolong beritahu Aku Sis! Apa ini salahku?" tanyanya.
"Adit .. udah ya tolong jangan tanya-tanya apapun sama aku saat ini, keadaan masih kayak gini, Putri marah karna memang aku salah," ucapnya
Aditya langsung keluar dari kelas dan menghampiri Putri yang sedang sendirian di taman.
"Cantik ... ini usap air matamu" ujarnya dengan nenyodorkan sapu tangan milikinya.
Putri terkejut, ia langsung mengusap air matanya dengan tangan nya dan tidak menghiraukan keberadaan Aditya.
"Put ... ini salahku, Aku yang memaksa Siska, padahal dia gak mau pertama nya namun aku memaksa nya, dan terpaksa dia ceritakan semua tentang kamu," jelasnya.
"Maaf ya Dit, Aku mohon tinggalin aku,Aku mohon jangan ganggu aku, Aku masih ingin sendiri, jangan gagalkan mimpi-mimpi ku Dit, pleas!" ujar Putri.
"Put, apa kehadiran ku mengganggumu? Apa aku gak berhak untuk berteman dengan mu? Tidak adakah sedikit pun rasa darimu untuk bisa berkenalan lebih dulu dengan ku?" tanya Aditya.
"Adit ... tolong pergi dari sini, atau aku yang akan pergi," cetusnya.
"Put ... Aku ... okelah Aku pergi," jawab Aditya lalu meninggalkannya sendiri.
'Ya Allah ... aku cuma ingin fokus dengan pendidikan ku terlebih dahulu, tapi mengapa harus engkau hadirkan seseorang yang terus-terusan mengejar-ngejar ku, kehadirannya hanya akan menambah beban untuk ku, Astaghfirullah' gumam Putri dengan meneteskan air matanya.
Siska memperhatikan mereka berdua dari jauh, ia sangat menyesal dan merasa bersalah, ia tak memiliki keberanian untuk menghampiri sahabat nya itu.
"Adit ... tolong jangan kamu hubungi dia dulu ya, jangan kamu ganggu dia, biarkan fikiran nya lebih tenang dulu," ucap Siska memberitahu Aditya.
"Memang mau sampai kapan dia seperti itu Sis?" tanyanya.
"Aku juga gak tahu, beri dia waktu dulu, kita tunggu sampai semuanya telah membaik," jawab Siska.
"Oke ... tolong bantu Aku ya Sis, pleas! Aku sangat menyayanginya," ucapnya.
"Insya Allah Dit, kali ini aku gak janji, kita lihat nanti ya," jawab Siska.
Di saat Putri sedang dalam kondisi kacau, ia tidak tahu lagi harus mengadu keluh kesahnya ini kepada siap, ia kali ini merasa sendiri, Ayah nya sedang pulang kampung, Ibundanya juga sedang jauh di negeri Orang, ia hanya bisa menangis dan menangis karna merasa dirinya kecewa dengan sahabatnya sendiri.
Tak terasa waktu istirahat pun habis,bel tanda masuk pun berbunyi.
"Kriiiiiiiing .... Kriiiiiing"
Putri langsung mengusap matanya, ia mencuci mukanya ke toilet, dan kemudian ia masuk kelas.
"Put," panggil Siska. "maafin Aku ya," lanjutnya.
Putri tersenyum tak mengucapkan apa-apa. Menurutnya saat ini diam adalah pilihan terbaik untuknya.
"Assalamualaikum anak-anak" ucap guru yang baru saja memasuki kelas.
"Waalaikum salam Paak" jawab serentak mereka.
'Sudah lah Put, fokus fokus, ayo Puut fokus belajar saat ini, jangan bawa masalah mu ke dalam kelas saat ini, sekarang fokus belajar mu' ucapnya dalam hati.
"Oke kali ini mata pelajaran kita tentang dunia hewan, yang pertama tentang katak, kita membahas tentang perkembangan nya dan yang lain nya" ucap pak Udin sebagai guru biologi, ia kemudian menerangkan seperti biasa, setelah menerangkan ia memberi waktu kepada muridnya yang ingin bertanya.
Putri yang biasanya aktif bertanya, berbeda dengan sekarang, ia lebih banyak diam, pak Anton sedikit memperhatikan nya lalu memanggil nya.
"Putrii," panggilnya.
"Iya pak, ada apa," jawabnya.
"Kamu sedang sakit?"
"He he, enggak kok Pak ... saya baik-baik saja, cuma sedikit Pusing, tapi gakpapa kok," jawabnya
"Ooh ya sudah kalau memang begitu," ucap Pak Udin.