"Putri," panggil Riki. Putri pun langsung menoleh ke arahnya.
"Ya," jawabnya.
"Tolong Put, tolongin Aditya Put, dia mau bunuh diri, dia berlari ke tengah laut, dan kami tidak bisa mencegah nya," teriak Riki dengan panik.
"Astaghfirullah, yang bener kamu Rik?" tanya Siska.
"Iya Sis, buat apa Aku bohong, Aku sama Deni berusaha mencegah nya, tapi kami GK berhasil," ucapnya dari jauh.
Tanpa pikir panjang, Putri langsung berlari mengejar sosok pria yang berada di dasaran laut itu.
"Aditiyaaa" teriak Putri sekuat mungkin. "jangan kayak gini, ini bukan solusi yang terbaik, sekarang cepet balik kesini," lanjutnya.
Namun Aditya tidak menoleh sama sekali, ia tetap berjalan sekitar 2 meter dari tepi laut.
"Ya Allah Siska, Aku harus bagaimana, Aku gak bisa diem aja, cepet Sis cari pertolongan," ucap nya mulai panik
"Aditya cepet balik kesini, kita bicara lagi baik-baik, jangan kayak gini," teriaknya lagi, namun lagi-lagi Aditya tidak merespon nya.
Seketika itu banyak orang yang melihat kejadian itu, mereka pun berkerumun dan memanggil-manggil Aditya, namun ia tidak peduli. Aditya benar-benar telah putus asa.
'Maafkan Aku Put, kalau Aku cuma menjadi beban untukmu, tapi tenang Put, mungkin dengan kepergian ku kali ini hidupmu bisa lebih tenang, mama, papa, maafin Adit, Adit belum bisa menjadi kebanggaan kalian, selama ini mungkin Adit yang selalu di tinggalkan pergi, tapi kali ini biar Adit yang pergi, untuk selamanya' ucapnya dalam hati.
Semakin jauh langkah nya, kedalaman air laut pun semakin menutup seluruh tubuhnya, Putri yang tadinya hanya berteriak dari jauh, kini dia memutuskan untuk langsung pergi menyusulnya dan menarik ke tepian.
"Puut, apa yang kamu lakukan," teriak Siska.
'Aku gak mau Kamu pergi dengan cara seperti ini Dit, masih banyak yang sayang sama Kamu, termasuk orang tuamu, dan Aku juga gak mau terbayang-bayang kepergian mu yang disebabkan olehku, Aku takut hidup dengan rasa bersalahku karna membiarkan mu pergi dengan cara yang salah' sembari berlari ke dasar lautan, Putri terus berdoa untuk keselamatan dirinya dan Aditya.
"Adiit ... coba lihat di belakang mu, Putri menjemputmu, jika memang kamu sayang, tolong kembali, jangan sampai Putri menjadi korban dari ulahmu, Putri itu tidak bisa berenang, tolong jangan nekat Dit" teriak Siska menggunakan pengeras suara yang tersedia di pos penjagaan yang ada di area tersebut.
Aditya yang mendengar suara Siska, akhirnya ia menghentikan langkahnya, dan menoleh kebelakang, ia melihat Putri yang sedang berusaha menyelamatkan dia, namun Putri terlihat seperti tenggelam dan terbawa arus.
"Putri," teriak Aditya. "Apa yang kamu lakukan Put, kenapa kamu membahayakan nyawnu sendiri," teriaknya.
Namun Putri tidak nongol juga, ternyata ia telah pingsan karna tenggelam.
'Enggak, Putri gak boleh melakukan ini, dia harus bahagia' ucapnya dalam hati. Kemudian Aditya berenang untuk menyelamatkan Putri, namun ia hampir tidak kuasa menahan nya karna gelombang nya yang semakin besar.
"Dit ... sini naik," teriak Riki yang tiba-tiba datang bersamaan tim penyelamat.
"Ini Rik, tolong selamatkan Putri terlebih dahulu," ucapnya mulai cemas.
Kemudian Putri dan Adity di naik kan ke atas perahu, Aditya merasa sangat bersalah dengan Putri. Ia berusaha menyelamatkan Putri dengan berbagai cara. Setelah di bawa ke tepi laut ia terus berusaha, dan Siska manggil tim kesehatan.
"Coba di tekan-tekan dadanya dulu Dit," ucap Riki. Aditya menekan-nekan dada Putri namun belum juga ada reaksi, Putri tetap tak sadarkan diri.
"Coba kasih nafas buatan mas," saran seseorang yang ada di tempat.
"Iya Dit, coba aja, ini udah darurat kan," sahut Deni. Aditya pun memberinya nafas buatan berkali-kali, namun tidak juga ada reaksi.
"Dit, bawa dia kerumah sakit terdekat aja kalau belum juga ada reaksinya," ucap Riki.
"Iya mas, bawa ke rumah sakit terdekat saja, sebelum terlambat," ujar salah satu dari mereka yang berkerumun.
Aditya langsung menggendongnya dan memasuk kan nya kedalam mobil miliknya.
"Rik, cepet kamu yang nyetir, jangan lama-lama Rik," ujarnya.
"Iya Dit," Riki langsung mengendarai mobil milik Aditya.
"Loh, dimana teman saya tadi," tanya Siska yang baru datang setelah memanggil pihak medis.
"Baru saja mbak di bawa ke rumah sakit terdekat," jawab seseorang yang berada di tempat.
"Ooh gitu, ya sudah makasih ya Pak," ucap nya. "Pak maaf Ternyata teman saya sudah di bawa ke rumah sakit terdekat," ucapnya ke pihak medis.
"Ooh ... ya sudah mbak kalau memang sudah mendapat pertolongan," jawabnya. kemudian mereka pergi, begitu juga dengan Siska, ia langsung menyusul mobil yang membawa sahabatnya.
"Sis, sebentar," suara seorang laki-laki yang menahan Siska dan menarik tangan nya.
"Iya," ia menoleh. "kak Joni, ada apa kak?" tanya nya.
"Sebenarnya ada apa kok ramai-ramai, katanya ada yang tenggelam itu siapa?" penasaran Joni meminta penjelasan dari Siska.
"Putri kak yang tenggelam," jawabnya.
"Loh kok bisa, dia kan gak bisa renang, ngapain dia main di tengah laut," ucapnya semakin penasaran.
"Maaf kak ceritanya panjang, dan Aku harus susulin Putri dulu sekarang," jawab Siska terburu-buru. Kemudian Siska mengendarai motornya dan mengikuti mobil Aditya, namun ia tidak menemukan mobil yang di kendarai mereka.
"Haduuh ... mana sih mereka, kok udah gak kelihatan," gumamnya. " Apa Aku telvon aja Aditya, mudah-mudahan di angkat deh," Siska mencoba menghubungi nomor Aditya berkali-kali namun tidak ada jawaban.
"Nomor yang anda tuju tidak dapat menerima panggilan." berkali-kali ia menelpon namun suara ini yang muncul dari handpone nya.
"Coba Aku lihat di Rumah sakit terdekat sini aja dulu," ucapnya. Siska terus berjalan dan ia menemukan rumah sakit di sekitar daerah tersebut, ia berhenti dan mencoba untuk bertanya ke satpam yang di gerbang rumah sakit.
"Pak mau nanya, Apa barusan ada mobil Pajero yang memasuki rumah sakit ini? Warna mobilnya hitam Pak," tanya Siska.
"Pajero warna hitam ... uumb, iya Mbak, ada ... baru saja masuk," jawabnya.
Siska merasa lega, akhirnya menemukan keberadaan Sahabatnya itu.
Siska masih berusaha mencari, dan ternyata Putri masih di ruang pemeriksaan.
"Putri, ya Allah," ucap Siska ketika melihat sahabatnya terbaring lemas dan belum sadarkan diri.
"Mohon maaf, tolong mbak nya tunggu di luar ya, supaya tim dokter bisa mengupayakan segala cara untuk menyelamatkannya," ucap Dokter yang sedang menanganinya.
"Oh iya Dok, tolong lakukan yang terbaik," jawab Siska.
"Baik mbak, tolong bantu doanya ya," Dokter menutup pintu ruangan nya, dan Putri hanya bersama satu dokter dan 3 perawat di dalam.
"Ya Allah aku mohon selamat kan Putri," berulang kali Siska mengucapkan Doa untuk keselamatan Putri.