"Gagal deh mau kenalin calon cucu mantu ke Surya, padahal baikk banget anaknya, huumb ... semoga segera ada waktu sebelum Surya pulang ke Bali' cetusnya dalam hati
"Ya sudah Le Emak masak dulu ya, buat makanan Fadil," sembari tersenyum pergi dari kamarnya.
"Iya Mak, saya temani Fadil dulu disini ya," ucap Ayah.
"Yah, Kakak gak ikutan pulang?" tanyanya.
"Enggak sayang, Kakak masih sekolah jadi gak bisa meninggalkan pelajaran nya," jawaban Ayah membuta Fadil merasa kecewa, karna ia merasa rindu sama Kakak nya.
"Ya sudah Kamu tadi kan udah makan, sekarang Kamu minum obat setelah itu Kamu istirahat ya, Bapak mau mandi dulu," Ayah berusaha mengalihkan pembicaraan Fadil agar ia tidak merasa sedih lagi.
"Iya yah, aku minum obatnya dulu," kemudian ia meminum obat yang telah di siapkan oleh Ayahnya, setelah itu ia tertidur.
Setelah di lihat Fadil telah terdirur, Ayah pelan-pelan beranjak dari tempat tidur nya dan pergi untuk membersihkan diri, karna sejak datang ia belum sempat untuk mandi
***
"Subhanallah ... indah banget Sis, Aku rasanya udah lama gak menghirup udara pantai, ya Allah segerrr banget," Putri tampak menikmatinya.
"Iya Put, ya Allah ... kayak nya memang sudah lama kita gak ke pantai deh," Ucap Siska.
"Uumb ... sebenarnya liburan kemarin Aku masih sempet ke pantai loh, tapi gak tau kenapa kali ini rasanya beda banget," sahut Putri sembari memain-mainkan air Laut.
"Kita beli makanan yuk Put, kayaknya enak deh itu," Siska menunjuk ke arah Bapak-bapak yang jualan jagung bakar.
"Iya Sis ... ya Allah Aku udah lama juga gak makan Jagung bakar," sahutnya sambil tertawa.
"Ha Ha Ha ... Putrii, Putriii ... makanya keluar-keluar rumah dong, jangan cuma di rumah terus," cetusnya di sertai tertawa khas nya. Kemudian Siska menghampiri Bapak-bapak tersebut dan membelikan jagung bakar untuk sahabatnya itu.
'Ya Allah alangkah indah ciptaanmu, rasanya tak bosan-bosan hamba mengucap syukur kepadamu, karna masih engkau izinkan saya menikmati keindahan dunia ini, terimakasih ya Allah' dengan menutup mata dan membayangkan keindahan-keindahan di dunia, tak habis-habisnya Putri mengucap syukur.
"Putri ... itukan Putri, Dia kok ada disini juga" Aditya melihat keberadaan Putri di pinggir pantai.
"Apa Bro ... Putri, di pantai pun Elo masih mbayangin Putri, ya gak mungkin lah dia main kesini Bro, dia itu kan gak hobi," ejek Deni meremehkan Putri.
"Diam dulu Bro, coba lihat cewek yang di pinggir pantai itu, Rambutnya, kulit nya yang putih, postur badan nya, itu persis Putri, coba lihat Rik," Jawabnya yang terus memandang ke arah Putri.
"Mana sih Bro" Riki penasaran dengan apa yang di lihat oleh sahabatnya itu. "Iya, itu Putri Dit," sahut Riki.
"Tuh kan bener ... ini pertanda Bro, kayaknya memang dia di takdirkan menjadi jodohku nanti deh," Aditya merasa bahagia melihat Putri berada di tempat yang sama dengan nya.
"Adiit ... Adiit ... ini cuma kebetulan aja, mungkin dia cuma singgah atau cuma lewat," Deni merasa tidak nyaman dengan keberadaan Putri, ia mencoba untuk mengalihkan perhatian Aditya. "Dit, yuk duduk disana, sama gitarmu juga jangan lupa dibawa," ajaknya sembari menunjuk tempat yang jauh dari posisi Putri.
"Bro , bentar, bentar ya, Aku mau samperin dia dulu," Aditya berjalan menuju tempat Putri, namun sebelum ia sampai tiba-tiba ada suara yang memanggil Putri.
"Putri," panggilnya.
"Kak Joni ... disini juga?" sahutnya dengan raut wajah terkejut.
"Iya .. gak tau kenapa tadi tiba-tiba pengen ke pantai aja," dengan perasaan bahagia bisa bertemu dengan Putri. dan kali ini Putri sudah sedikit berubah, yang dulunya jarang ia mau berkomunikasi dengan nya Sekarang sudah beda berbeda menurut nya.
"Ooh gitu, sendirian? Atau sama siapa?" tanya nya sembari melihat di samping kiri kanan Joni.
"Enggak kok, itu sama temen, ya sudah Aku kesana dulu ya," karna Joni paham betul kalau Putri akan merasa risih kalau berlama-lama di ajak komunikasi oleh pria yang bukan siapa-siapanya.
"Umb .. iya kak," jawabnya.
Kemudian Joni beranjak pergi, baru saja Joni meninggalkan Putri, Aditya yang hanya memperhatikan nya dari jauh ia langsung melangkah mendekati Putri.
"Put," panggilnya.
"Ya." Putri menoleh dan setelah ia melihat siapa yang memanggilnya, ia hanya tersenyum terdiam tanpa kata.
"Aku minta maaf," ucapnya dengan menyodorkan tangan.
"He ... Maaf? Iya sama-sama, udah kan? Kamu minta maaf, udah Aku maafin berarti sudah cukup kan? Gak ada yang perlu di obrolin lagi? Aku gak mau terlibat dalam kehidupan mu lebih dalam, dan Aku juga gak mau nanti terjerumus masuk ke lubang buayamu sehingga dengan mudahnya nanti Kau menerkamku" cetusnya, Aditya merasa bingung dengan apa yang di maksud Putri saat ini, kok tiba-tiba Putri berkata kasar dan marah-marah dengan nya.
"Maksud Kamu apa Put, Aku gak ngerti sama sekali," jawabnya.
"Gak ada maksud apa-apa, Aku rasa udah cukup Kamu ganggu Aku Dit, Aku merasa gak nyaman loh Kamu ikutin terus," terangnya.
"Aku sama sekali gak ngikutin Kamu, memang kebetulan aja Aku tadi kesini sama temen-temen dan Aku melihat ada Kamu, ya udah Aku samperin aja" jelasnya, Kali ini Aditya merasa kecewa dengan penjelasan Putri yang selalu berfikir negatif tentang nya. " Oke Put Aku memang terkenal playboy, Aku terkenal begitu bejat, Aku memang kotor, Aku gak ada baik-baik nya sama sekali menurut pandangan Kamu, tapi Aku juga manusia biasah Put, Aku punya hati yang dimana hati ini bisa merasakan ketulusan, dan Aku merasakan ketulusan itu ada pada dirimu Put, tapi apa? Kamu malah selalu menjauhi ku, seakan-akan Aku ini najis menurut pandangan Kamu, Aku minta maaf kalau Aku mengganggu mu, Kamu tenang aja Put, setelah ini Aku tidak akan mengganggumu lagi, jadi sekarang Kamu bisa hidup tenang, maaf untuk kesalahan ku selama ini, mulai saat ini dan selamanya Aku tidak akan mengganggumu lagi Put," ucap nya, sembari tersenyum, Aditya kali ini merasa dirinya benar-benar tidak akan di terima dalam kehidupan Putri, ia memutuskan untuk menyerah dan pergi.
"Dit," panggilnya.
Aditya menoleh dan menghentikan langkahnya.
"Maaf kalau perkataan ku telah melukai hatimu, Aku gak bermaksud menghinamu, Aku cuma ingin fokus dengan belajar ku saat ini, tolong Kamu ngerti dengan maksutku kali ini," ucap Putri.
Aditya tidak menjawabnya, iya hanya mampu untuk tersenyum tipis dan meninggalkan Putri, namun kali ini Putri malah merasa dirinya bersalah, ia merasa gak enak sama Aditya.
"Put," panggil Siska.
"Iya Sis, ada apa," jawabnya.
"Apa kamu tidak ingin mencoba untuk mengenal nya terlebih dahulu, Aku rasa dia tulus sama kamu," ucapnya.
"Tulus? Aku tidak bisa melihat ketulusan yang sesungguhnya seperti apa saat ini Sis, yang Aku rasakan hanya takut akan kekecewaan," ujarnya.
"Putri," panggil Riki. Putri pun langsung menoleh ke arahnya.
"Ya," jawabnya.
"Tolong Put, tolongin Aditya Put, dia mau bunuh diri, dia berlari ke tengah laut, dan kami tidak bisa mencegah nya," teriak Riki dengan panik.