Malam terasa sunyi, Aditya baru saja sampai rumah, ia pun langsung memarkir kan motor kesayangan miliknya di bagasi motor yang ada di rumah mewahnya.
Kemudian ia memasuki rumahnya dan langsung menuju di teras belakang rumah . Dan kini kesunyian itu bertambah lagi karna ia hanya bersama Mbok Marni, mama papa nya sedang berada di luar kota. Sudah terbiasah buat Aditya suasana yang seperti ini, memang semua yang di inginkan oleh Aditya selalu bisa di dapat, tapi ia harus merasakan kesendirian, Kesepian, karena papa mamanya sering keluar kota, kecuali ia hubungi teman-temannya barulah ia bisa terhibur.
'Putri ... heemb, ternyata kamu begitu cantik, senyum mu begitu manis, lesung pipimu menambah kan kecantikmu, Rambut mu yang hitam dan panjang menambah keanggunan di wajahmu, rasanya aku tak bisa melupakan mu, tapi mengapa kau begitu cuek, dan rasanya sulit banget untuk bisa kenal dengan mu lebih dekat lagi, tapi ini akan membuat ku semakin tertantang mendapatkan cintamu.'
Aditya melamun sambil tersenyum sendiri, ia benar-benar sedang di mabuk asmara, ia memikirkan Putri terus menerus, tidak pernah sebelumnya ia merasakan hal seperti ini, Di saat ia sedang melamun tiba-tiba mbok Marni selaku pembantu di rumah nya datang mengejutkan lamunan Aditya.
"Aden ... den Adit," sapa si Mbok beberapa kali, namun tidak mendapat jawaban dari Aditya. Mbok Marni kemudian menyentuh bahu Aditya sambil memanggil nya.
"Den Adit ... "
Aditya pun terkejut dan sontak menjawab, "Iya Put, eh Mbok, iya Mbok ada apa?" jawab Aditya sepontan dan sedikit terkejut.
Si Mbok pun tersenyum sambil meledek Aditya, karena Aditya sudah menganggap si mbok sebagai orang tua ke-2 setelah papa mamanya, Mbok Marni juga yang mengurus semua kebutuhan Aditya sejak Aditya masih duduk di kelas SD.
"Tadi Mbok gak salah denger kan Den? Siapa Put itu maksudnya den, Aden sedang jatuh cinta ya ..." ledek Mbok Marni.
"Enggak kok Mbok." Aditya sedikit malu
"Memang nya ada apa Mbok, kok manggil aku kayaknya tadi?" lanjut Aditya bertanya ke mbok Marni
"Itu Den, cuma mau ngingetin kalau makanan nya sudah siap dari tadi, Aden tadi belum makan malam kan."
"Waduh, aku masih kenyang banget mbok, tadi aku dah makan bareng temen, Mbok makan aja ya."
"Oooh kalau gitu saya taruh kulkas saja den buat besok ya, Mbok tadi udah makan."
"Iya udah Mbok iya."
Si mbok pun pergi meninggalkan Aditya, dan bergegas ke dapur untuk membereskan makanan yang tidak jadi di makan oleh Aditya.
Sedangkan Aditya tetap bersantai di teras belakang dengan pemandangan taman yang indah dan kolam renang di belakang rumah nya menambah suasana semakin syahdu.
"Ah kayak nya gue harus telfon Riki nih, buat temenin gue," gumam Aditya yang sudah mulai merasa kesepian
Aditya pun segera mengambil handphone nya dan mengubungi Riki.
"Haloo ... Rik."
"Iya bro ada apa." Di dengar dari suaranya sepertinya Riki baru terbangun dari tidurnya.
"Busyet ... elu jam segini udah tidur Rik?"
"Ngantuk banget gue bro, ada apa elu nelpon gue malam-malam gini."
"Biyasalah Rik, gue butuh teman."
"Teruuus?" Riki bertanya dengan sengitnya.
"Yah, pakek nanya lagi, cepat sini nanti gue beliin apa yang elu mau di sini."
"Gue gak mau apa-apa Dit, gue udah ngantuk banget nih, Lagian ini udah jam 22.00 bro, ini udah malam banget kaleee."
"Baru jam segini juga Rik, cepet ah." Paksa Aditya kepada Riki
"Iya, iyaa." Riki yang sedikit kesal pun tetap pergi ke rumahnya Aditya.
Riki tinggal di kos-kosan yang jaraknya lumayan Deket dengan tempat tinggal Aditya, ia langsung mengambil motor nya dan melaju kerumah Aditya dengan kecepatan yang sedang, karena hawa angin malam begitu dingin.
Setelah sekitar 20 menit Riki sampai di rumah Aditya, dan ia langsung nelvon Aditya. Riki pun di suruh langsung ke taman belakang rumah sambil menikmati kopi buatan mbok Marni.
Aditya pun mulai menceritakan semua yang terjadi di rumah Putri tadi sore. Riki yang tadinya ngantuk kini ia semangat mendengar kan cerita dari Aditya.
Tak terasa sudah Larut malam, Aditya dan Riki memutuskan untuk melanjutkan obrolan mereka di dalam kamar Aditya.
Kamar Aditya berada di lantai dua, Dan di depan kamarnya ada teras buat bersantai, mereka meneruskan obrolan mereka sambil memakan senack yang tersedia di di meja.
***
Di sisi lain Putri juga melamun, iya telah selesai belajar kemudian ia duduk di teras sambil menghirup udara malam, karena ia tinggal tidak di daerah yang ramai motor dan pemandangan depan rumahnya ada persawahan jadi rasanya seger banget udara nya, di tambah lagi ada bau-bau harum bunga di depan rumah putri.
Putri masih terbayang waktu liburan di Banyuwangi kemarin, ia teringat keindahan kawah ijen yang membuat semua orang takjub dan rela berbondong-bondong untuk menikmati liburan mereka untuk datang ke Ijen meski harus penuh perjuangan untuk mendapatkan keindahan itu.
Ia juga teringat beberapa wisata yang indah di Banyuwangi, rasanya Putri ingin tinggal di Banyuwangi, selain udara nya yang sejuk dan dingin, tempat-tempat wisata nya juga sangat indah, rasanya betah banget di sana.
Lagi asyik-asyiknya melamun tiba-tiba nada ponsel berbunyi, dan ternyata Siska yang nelfon.
"Hallo, assalamualaikum Sis."
"Hallo, Waalaikum salam Put."
"Ada apa Sis kok tiba-tiba kamu nelfon, ini udah malem loh?" tanya Putri ke Siska sedikit heran.
"Nggakpapa Put, aku gak bisa tidur, jadi bingung mau ngapain, iseng-iseng nelfon kamu ternyata di angkat."
"Emmm ... kirain ada apaan, oh iya mumpung kamu nelfon, aku mau sedikit cerita nih sama kamu."
"Mau cerita apaan Put?" tanya Siska yang sedikit penasaran.
"Kamu pasti terkejut dan gak percaya dengar cerita ku ini."
"Iya ... apaan ... cepet cerita, jangan bikin aku penasaran agh," desak Siska yang sudah mulai kepo.
"Sebenarnya sih gak penting-penting banget Sis ... tapi aku heran aja."
"Apaan sih Put, kamu mau ngomong apa, kok berbelit banget deh," desak Siska lagi yang tidak sabar karena rasa penasaran.
Siska memang tipe orang yang mudah kepo dan selalu gak sabar ingin tahu.
"Itu Sis, Aditya anak kelas D tadi main kerumah, yang aku bingung dia kok bisa tahu alamat rumah aku ya Sis, dan dia juga tau kalau aku puasa, dia kesini bawain ta'jil buat aku," jelas putri kepada Siska
"Yang bener kamu Put?!" Siska bertanya lagi untuk memastikan.
"Iyaa Sis, buat apa juga aku ngarang cerita," jawab Putri untuk meyakinkan Siska
"Jangan-jangan dia suka sama kamu Put." Siska menjawab Dengan nada menggoda Putri.
"Iih ... apaan sih Sis, ilfil banget deh rasanya aku tuh sama dia, dia sok kenal banget lagi."
"Jangan gitu Put, Hati-hati loh ... nanti kamu jatuh cinta sama dia," ledek Siska.
"Astaghfirullah ... udah lah Sis, jangan ngeledek terus-terusan kamu." Putri yang sudah mulai jutek membahas tentang Aditya.
Percakapan Putri dan Siska cukup panjang tidak di rasa sudah jam 22.45, dan telvon pun tiba-tiba mati, mungkin batrei hp Siska loubet.
Ayah Putri sudah tidur terlelap, Putri akhirnya masuk rumah, dan ia masuk kamar yang bernuansa pink kalem, seprei, lemari, lampu atap, semua perabotan yang ada di kamar semua serba pink, kecuali cat tembok nya, ia cat. warna putih jadi terlihat lebih kalem, Di tambah lagi ada foto-foto nya semasa kecil yang begitu cantik dan imut menambah suasana kamar nya menjadi lebih nyaman. Putri menarik selimut nya lalu ia pun tidur.
Bersambung