"Iya Puut aku tahu ... tapi ini beda orang Put ... dia bukan Joko ... ini Adit Put ... di sisi lain banyak cewek-cewek sekolah yang ingin berada di posisi kamu ... tapi kamu malah menyia-nyiakannya Put ... aku masih gak habis pikir deh sama kamu," tutur Siska keheranan melihat sikap teman nya itu.
"Rasanya aku masih trauma dengan kejadian 2 tahun lalu Sis ... Aku belum bisa melupakan nya," sahut Putri.
"Eemb ... iya udah deh pelan-pelan aja Put ... lama-lama kamu pasti akan lupa." Siska memberi semangat ke Putri.
"Ngomong-ngomong aku gak di ajak masuk dulu to ini Put," lanjut Siska yang dari tadi masih berdiri di depan pintu gerbang.
"he he he ... oh iya .. sorii Sis ... yuk duduk di dalam atau di teras aja nih?" tanya putri
"uuumb ... di teras aja deh kayak nya lebih seger."
"Iya udah yuk duduk sini," ajak putri sambil menggandeng Siska untuk duduk di kursi yang berada di teras rumah.
"Apa ini Put yang di meja ... kok aroma nya sedep banget ..." Siska mencium bau sedap, Putri lupa belum membawa masuk bingkisan dari Aditya.
"Haduh ketahuan deh," canda Putri sambil tertawa.
" Ini oleh-oleh dari Adit Put..?"
"Uumb ... iya ... kalau kamu mau boleh kok kamu bawa pulang." Perintahnya ke Siska
"Ih kamu Put, gak suka sama orang nya boleh, tapi hargai pemberian nya aja Put!" Siska mencoba menggoda Putri.
"Udah deh Sis jangan bahas dia dulu ya ... aku males banget kalau bahas dia ... aku ingin hidup normal kayak biasanya aja ..." pinta Putri yang merasa lelah.
"He he ... iya-iya maaf ya.."
***
Selesai dari rumah Putri, Aditya dan Riki nongkrong di dragon cafe, dan Riki berusaha menggoda sahabat nya yang baru saja di tolak secara terang-terangan.
"Udah deh Bro ... apa gue bilang ... cukup deh elo ngejar-ngejar Putri , elo kayaknya memang udah gak ada harapan lagi kalau gue lihat-lihat," ujar Riki yang merasa kasihan melihatnya.
"Eemb ... belum Rik, gue akan terus berusaha untuk mendapatkan dia, kali ini gue gak akan nyerah, semakin dia menolak gue maka akan semakin menambah semangat ku untuk terus berusah Rik, apapun caranya akan gue lakuin." Jawaban Aditya kali ini semakin membuat Riki tambah kasihan dengan teman nya itu, karena ia gak pernah melihat sahabatnya mengemis cinta sampai segitunya.
"Ya udah deh terserah elu kalau gitu," jawab Riki pasrah.
Sambil menikmati secangkir cofie spesial ya ada di cafe tersebut Aditya terus memikirkan cara untuk mendapatkan Putri.
"Bro ... gue pesen makan lagi ya ... udah habis nih," ucap Riki sambil menunjuk ke meja tempat mereka.
"Pesan apa aja yang elo mau Rik."
Riki langsung bergegas menuju tempat pemesanan, dan ia memesan setik daging panggang dan Kentang goreng.
"Eeeemb ... sambil nunggu Aditya bisa sampai puas gue makan disin" ujar Riki sambil berjalan.
***
Siska dan Putri tetap melanjutkan ngobrol nya di teras rumah. jam menunjukkan pukul 15:40, ini saat nya Siska berpamitan pulang, untuk membantu orang tua nya jualan.
"Put ... aku izin pulang dulu ya, ini waktunya buat siap-siap jualan ibuku," pamit Siska
"Iya udah Sis, salam buat ibuk ya, kangen juga aku udah lama gak main kerumahmu," ujar Putri
"Eeemb. Iya, makanya jangan sok sibuk belajar mulu, sampek gak ada waktu buat main," tegur Siska
"He he ... iya iya Sis, aku nanti atur jadwal buat main kerumah," ucapnya sambil tersenyum
"Ok deh ... ya udah Assalamualaikum." Siska berpamitan dan ia menuju gerbang, baru saja ia membuka gerbang ternyata ada Ayah nya Putri pulang dari sawah.
"Eh Ayah," sapa Siska
"Iya ndok, kamu mau Pulang?" tanya Ayah Surya yang sudah menganggap Siska seperti anak sendiri.
"Iya yah ... mau bantu ibu jualan," jawabnya.
"Oooh ya sudah, salam untuk papa mama kamu ya,"
"Iya Yah nanti Siska sampein, ya udah, mari Yah," pamitnya ke Ayah Surya
"Iya mari," jawabnya
"Ayah baru pulang?" tanya Putri yang sedang duduk di teras.
"Iya ndok ... itu apa Put, di meja ada bingkisan." Ayah menunjuk bingkisan yang di meja sambil menanyakan ke Putri.
"Eeemb ... gak tau Yah apa. Putri belum lihat," jawabnya
"Loo ... dari siapa memangnya?" tanya Ayah kembali.
"Uumb ... dari temen Putri Yah, tadi dia kebetulan lewat sini katanya, terus pengen ngasih Putri sama Ayah katanya sih, jadii ... ya udah Putri terima aja, kan kasihan kalau gak di terima," jawab Putri yang gelagapan bingung buat mengatakan apa sama Ayahnya.
"Ooh ... ya udah ayok kita makan, kebetulan Ayah lapar ini ndok," ajaknya
"Oh iya mari Yah."
'Haduuuh rasanya kok gelisah gini ya aku gak berkata jujur sama Ayah, tapi kalau Aku jujur kira-kira bakalan gimana nanti, takutnya Ayah malah mikir aneh-aneh lagi' ucapnya dalam hati sedikit gelisah.
Akhirnya Putri ikut menyantap makanan yang di bawakan oleh Aditya, ia tidak punya pilihan lain agar Ayah nya tidak merasa kalau ada sesuatu yang aneh.
"Walah ... ini kesukaan Bunda kamu ndok, bebek Kobong," ucap Ayahnya sambil membuka bingkisan dari Aditya.
"Uumb ... iya Yah .. Ayah juga suka?" tanya Putri yang masih merasa aneh.
"Iya Ayah juga suka ndok, tapi bunda kamu lebih suka ini," jawab Ayah nya dengan mwnyatap hidangan dari Aditya.
"Eeemb ... Iya Yah memang enak," ucap Putri, karena Putri sama Ayah nya sangat jarang keluar ke kota dan membeli makanan-makanan enak di rumah makan, mereka lebih suka berhemat dan Putri juga hobinya masak jadi lebih sering makan masakan sendiri.
'Haduh ... kok rasanya aneh ya, stelah mengingat kejadian barusan dan sekarang aku malah menyantapnya," Putri mulai merasa tidak enak dengan perlakuan nya barusan ke Aditya
Putri dan Ayah nya terus menyantapnya sampai habis tak tersisa, setelah selesai makan Putri masuk kamar untuk istirahat sejenak,ia berusaha untuk memejamkan mata, namun ia malah gak bisa tertidur, ia masih memikirkan kata-kata yang barusan ia ucapkan ke Aditya, ia merasa bersalah atas ucapan nya itu, ia merasa terlalu berlebihan.
'Ya Allah ... kok aku malah kefikiran dengan ucapan ku ke dia tadi ya, apa aku berlebihan ... kalau di fikir-fikir sih kasihan juga dia, dia hanya mendapatkan kasih sayang dari sahabat-sahabatnya, orang tua nya gak pernah ada yang di rumah, semua sibuk dengan sendirinya, sebenarnya hampir sama dengan nasib ku, tapi beruntung nya aku masih ada Kakek dan Nenek yang menuntun ku ke jalan Allah, kalau dia gak tau menahu tentang ilmu agama sama sekali kayaknya, itu karna ia terlalu bebas dan gak ada yang menuntun nya ke jalanmu ya Allah, apa ngak, ada baiknya ya kalau aku ajari dia untuk lebih baik lagi, dai kan adzan aja gak bisa, padahal itu sudah tugas orang laki-laki, tapi dia sama sekali gak bisa, apa ini yang di maksud dia kalau ia ingin belajar menjadi lebih baik lagi, makanya ia ingin berteman dengan ku, ia ingin aku mengajarinya, kasihan banget sebenarnya, tapii ... tapi aku takut ... aku takut iman ku akan tergoyahkan nanti, aku takut iman ku yang masih tipis ini malah kalah dengan nafsuku nanti, Astaghfirullah ... ya Allah ampuni aku ... aku terlalu pengecut, bukannya gak mau mengajaknya untuk melakukan kebaikan tapi aku takut akan terbawa oleh nafsuku nantinya' ujar Putri dalam hati.