"Permisi," ucap Siska, sambil meletak kan hidangan yang mereka pesan.
"Okee," jawab Deni
"Elo Siska kan?" tanya Riki.
"Umb .. iya," jawab Siska dengan santai.
"Siska ..?" tanya Aditya yang dari tadi fokus dengan game nya. "Siska teman Putri itu?" sambung Aditya yang sedikit tak percaya.
"Iya. Silahkan di nikmati hidangan di warung lesehan kami," ucap Siska sambil tersenyum.
"Eh minuman nya juga ya, jangan lupa," sahut Riki sambil menahan tangan Siska
Namun Siska tidak marah, ia menjawab nya dengan senyum manis di bibirnya.
"Iya ... sebentar ya .. masih di buatin, semoga pas dan cocok di lidah kalian nanti masakan ibu ku," jawab Siska dengan lembut dan sopan.
'Uuuh .. lega, walaupun sedikit gugup harus ngelayani cowok-cowok keren, uuumb ...kapan lagi coba bisa sedekat kayak tadi sama Aditya' gumam Siska dalam hati sambil tersenyum-senyum sendiri.
"Kok elo bisa kenal sama tu anak Rik," tanya Deni
"Iya ... dia itu kan teman akrab nya Putri," jawabnya.
"Oowh gitu ... berarti ini warung milik orang tua nya kali ya?" tanya Deni sambil melihat seisi warung.
"Ya .. bisa jadi sih," jawab Riki sambil mencoba makanan yang ia pesan tadi.
"Wow ... nyaaam ... asli ini enak banget," tutur Aditya yang sudah menyantap makanan nya.
"Masak sih Dit ... uum, iya loh ... wah sedep banget ini ... sambal nya juga oke banget," lanjut Riki meyakinkan.
Mereka sangat menikmati makanan yang mereka pesan.
***
"Put ... Nak ... tangi, wes meh magrib ndok, riko urong solat Iki mau (Puut .. nak .. bangun, sudah mau magrib, kamu belum solat tadi)" panggil ayah nya dari luar pintu kamar.
Setelah berkali-kali Ayahnya membangunkannya Putri baru terbangun.
"Ya Allah ... sudah sore, Aku belum solat ashar ini tadi, Astaghfirullah!"
Kemudian Putri bergegas menuju kamar mandi untuk berwudhu, ia langsung cepat melakukan solat ashar walau tersisa 10 menit lagi sudah memasuki waktu magrib.
"Astaghfirullahal 'adzim ... kok bisa Sampek jam segini baru bangun sih Puut," ujar Putri kesal kepada diri sendiri, setelah ia melakukan solat.
Selesai solat Putri kemudian mandi, ia merasa sangat pusing, karna bangun nya terlalu sore. Seleai mandi ia ganti baju kemudian menuju musolah samping rumahnya, karna Ayah nya hari ini mendapat jadwal menjadi imam di mushola, jadi Putri pun ikut berjamaah di musolah juga.
"Allahu Akbar Allahu Akbar!"
Suara adzan telah berkumandang, langit yang cerah berubah menjadi gelap, suara jangkrik-jangkrik di sawah depan rumah Putri mulai berbunyi, kodok pun tak mau kalah, ia membunyikan suara nya saling bersahutan satu sama lain,itulah suasana di rumah Putri kalau malam, masih sangat asri sekali.
Putri menggunakan mukenahnya yang berwarna putih dan sajadah nya warna pink, ia pergi menuju musola untuk menunaikan solat magrib.
***
Lain halnya Aditya dan kawan-kawan nya, mereka masih asyik nongkrong di warung nya Siska, sambil main game masing-masing di handphone nya tanpa memikirkan solat sama sekali.
"Kok gak ada yang kefikiran solat ya di antara mereka bertiga," ucap Siska dari jauh sambil melihat ke arah mereka.
"Kenapa ndok," sahut Ibu Sara dari belakang nya.
"He he .. nggakpapa kok buk," sahut Siska merasa malu karna ketahuan ibunya kalau ia sedang memperhatikan mereka bertiga.
"Kamu kenal ya sama mereka?" tanya Ibu Sara
"Eng ...nggak kok buk, cuma tahu aja si," ucap Siska.
"Kok tadi pas Ibu ngelayanin mereka, kayak ada yg sebut nama Putri, apa itu yang di maksud Putri temen kamu, anak nya pak Surya?" tanya ibu Sara penasaran.
"Ya ... mungkin sih buk, soalnya salah satu dari mereka ada yang ngejar-ngejar Putri, sampai-sampai berani datang ke rumahnya di saat ada om Surya," jawab Siska.
"Ooh .. gituu .. lalu Putri mau sama anak yang model nya kayak gitu, gak inget solat blass kayak e," cetus ibu Sara
"Jangan gitu to buk, semua orang itu berhak bahagia dengan cara mereka masing-masing, kita gak berhak mengatur atau menilai nya, cukup Allah saja yang berhak itu semua," jelasnya.
Penjelasan Siska kali ini membuat ibunya terdiam tak berkata apa-apa, karna memang benar apa yang anak nya ucapkan itu, kita sebagai manusia gak berhak mengatur atau menilai orang lain, belum tentu diri kita ini lebih baik dari mereka. karna merasa yang di ucapkan putrinya itu benar maka Bu Sarah hanya tersenyum ke Siska.
"Ya sudah nak, kamu sekolah yang pinter Yo, fokus dengan belajar mu," ujar ibu Sara.
"Iya ibuku sayang," jawab Siska dengan mencium pipi ibunya itu.
***
Jam terus berputar, malam semakin larut, semuanya telah tertidur lelap, udara pun mulai terasa dingin, lain hal nya dengan Putri, ia masih sibuk membuka buku pelajaran nya, setelah ia merasakan dingin nya udara di teras ia pun masuk ke dalam rumah untuk melanjutkan belajarnya.
'Uumb ... dingin juga lama-lama di luar, aku lanjut di kamar aja agh!' ujar Siska dalam hati.
Ia pun membawa masuk buku-buku yang ia pelajari tersebut.
Terapi sesampai nya di kamar ia membuka hp nya sejenak, namum ada sesuatu yang mengejutkan di handphone nya saat ini.
"Ada chat dari siapa ya," ujar Putri sendirian
Ternyata oh ternyata, Lagi dan lagi seseorang yang selalu tiba-tiba muncul di hadapan Putri di saat sekolah tapi kini walaupun ia masih di rumah pun masih di ganggu dengan satu orang ini.
Putri membuka pesan chat di whatsapp-nya.
[Hai Put, maaf ya kalau aku udah buat kamu kesel hari ini, jaga diri baik-baik, jaga kesehatan ya Put, Aku udah anggap kamu sebagai temen Deket aku walaupun sampai saat ini Aku harus mulai sedikit menjauhimu, tetap tersenyum ya, senyum mu menambah rasa semangat di hari-hari ku.]
Rayu Aditya dalam chat nya.
Putri membaca pesan itu di ulang-ulang dan tanpa ia sadari dia senyum-senyum sendiri.
'Apa-apaan siih put, udah deh dia itu playboy, kamu cuma akan di manfvaatin doang sama dia ... kok dia bisa dapet nomor aku ya, kira-kira dapat dari mana dia, perasaan aku gak pernah kasih nomor aku ke pria-pria di sekolah ... huuumb.' ucap Putri dalam hati keheranan dengan dirinya.
Putri hanya membacanya ia tidak membalas pesan dari Aditya. namun Aditya mengirim pesan lagi untuk nya.
[Rembulan yang redup tidak selamanya redup, suatu saat ia akan terang kembali, hanya menunggu waktu yang pas dan tepat aja, semua ada waktunya, Aku yakin akan itu, mungkin memang belum waktu yang tepat saat ini untuk ku meminta kepadamu wahai bungaku, aku akan menunggu mu sampai engkau mekar sempurna dan Aku akan selalu menjadi air untuk mu, agar aku bisa menyirami mu setiap saat, supaya engkau tak kan bisa layu sampai kapan pun.]
Pesan Aditya dalam chatnya di WhatsApp.
lagi-lagi Putri merasa tersanjung dengan kata-kata Aditya kali ini.