Setelah Putri masuk ke kelas nya, Aditya pun melanjutkan langkahnya menuju kelas, ia berjalan sambil tersenyum-senyum sendiri teringat dengan tingkah Putri yang sangat unik menurutnya.
"Permisi," sapa Aditya sebelum masuk kelas.
"Iya ... Masuk ... Ada kan sepidol nya Adit?" tanya ibu Heni
Aditya mendapat tugas dari ibu Heni, ia di suruh ambilkan sepidol di ruangan guru, sebagai hukuman karna dia tidur di saat jam pelajaran di laksanakan.
"Iya Bu ada ..." jawab Aditya
"Ya sudah sekarang hukuman buat kamu, nulis di depan 1 bab yang ada di buku itu!" Perintah ibu Heni sebagai guru Fisika.
"Baik Buk ...." Aditya menuruti perintah ibu Heni.
'Gue harus nurut dulu sama ibuk Heni, kalau gak nurut nanti malah hukuman nya di tambah lagi, eeem.' Aditya berkata dalam hati nya.
Aditya kemudian melakukan tugas yang di perintahkan oleh ibu Heni.
***
Setelah satu jam pelajaran kemudian bel sekolah berbunyi dan ganti mata pelajaran.
Belajar pun berlangsung hingga jam 12.00 bel tanda pulang telah berbunyi.
"kriiiing ...."
Semua langsung bersiap-siap untuk pulang, sedangkan Putri masih tetap santai di tempat duduk nya dan membaca buku pelajaran nya. Sudah terbiasa Putri menunggu sampai semua pulang baru ia bergegas pulang, karna sesampainya di rumah juga nggak ada siapa-siapa. Ayah Putri biasanya masih di sawah jam segini.
'Emm ... kayaknya dah mulai sepi nih,' ucap Putri dalam hati.
Putri pun membereskan buku nya dan di masuk kan ke dalam tas yang berwarna pink miliknya itu, kemudian ia bergegas untuk Pulang.
Tapi disaat ia menutup Pintu, lagi-lagi Putri di buat terkejut oleh Aditya.
"Haiii Puuut ..." sapa Aditya yang sedang duduk di kursi depan kelas Putri.
Dan Putri pun Langsung menoleh ke arah Aditya dengan ekspresi terkejut.
'Iiih ... dia lagi ...dia lagi?' gumam Putri dalam hati.
"Tadi pagi kan Aku temenin Kamu jalan, nah sekarang pulang nya pun aku temenin sampai rumah ya Put," sambung Aditya menawarkan diri ke Putri.
"Maaf ... sebelumnya makasih ... tapi aku gak butuh di temeni kamu ... Aku bisa sendiri," jawab Putri dengan sinis.
Kali ini Putri rasanya benar-benar merasa risih, karena selalu di buntutin sama Aditya.
"Hei Put ... belum pulang," sapa Joni anak IPS yang katanya juga mengagumi Putri.
Putri tidak menjawab apa-apa. Ia hanya tersenyum sambil melanjutkan langkahnya menuju gerbang.
Sedangkan Aditya berada di sebelah Putri dan mengikuti langkanya.
Joni paham betul dengan Putri, ia juga sudah lama mengagumi Putri, ia sangat menghargai sikap Putri yang cuek terhadap lawan jenis nya, karena memang niat Putri hanya menjaga martabat nya sebagai wanita.
'Aku hanya akan tetap mengagumi mu Put, walaupun berkali-kali harus kamu cuekin, Aku tetap mengagumimu dari kejauhan,' ucap Joni dalam hati.
"Put ... Putriii ..." panggil Aditya kembali. meskipun Aditya tahu kalau ia akan di cuekin oleh Putri, namun ia tetap berusaha agar Putri mau berbicara dengan nya.
"Mari pak Uya," sapa Putri terhadap satpam sekolah.
"Iya Mbak Putri," jawab pak Uya.
Satpam sekolah begitu paham dengan Putri, karna memang hampir semua guru-guru mengenalinya, meski guru yang tidak mengajar di kelas Putri.
Semua itu karna kerajinan dan kepandaian Putri, maka guru-guru pun banyak yang mengagumi dan mengenalnya.
"Satpam sekolah aja di sapa, masak aku yang dekat kamu di anggurin sih Put." Aditya mencoba kembali menggoda Putri.
Putri pun tetap fokus berjalan memandang kedepan .
"Ciiiiie ... eheem ...ehem ..." tiba-tiba teman-teman Putri lewat, dan menggoda Putri.
Putri pun merasa malu, dan kali ini ia benar-benar gak enak di lihatin sama anak-anak sekolah, ia pun menegur Aditya.
"Kamu kalau mau jalan, ya jalan aja sendiri deh, gak usah sok-sokan mau barengin aku ... aku bisa sendiri kok! Bisa kan enggak usah menimbulkan fitnah di sekolahan," tegur Putri dengan tegas dengan menatap Aditya dengan rasa kesal.
Aditya tersenyum sambil menatap tatapan Putri dan menjawab "Aku cuma pengen kita kenalan dan bisa temenan aja, emang salah ya Put?"
"Tapi aku gak bisa temanan sama kamu." Putri menjawab tegas
"Loh, memang kenapa ... apa yang membuat mu nggak mau berteman dengan ku?" tanya Aditya
Pertanyaan Aditya kali ini tidak di jawab oleh Putri, menurutnya itu sebuah pertanyaan yang sama sekali tidak butuh untuk di jawab.
Lalu Putri mempercepat langkahnya, dan Aditya mengikutinya, ia bertanya lagi ke Putri.
"Put ... jawab dong pertanyaan aku ... memang nya apa yang membuat kamu gak mau kenal denganku," desak Aditya.
Putri tetap diam dan tidak memberi Jawaban apa-apa.
'Ini anak sebenarnya maunya apaan sih, dia kira semudah itu ya mau kenalan dengan aku, playboy kok sok-sokan mau deketin aku, dia kira aku gak tau apa sifat aslinya' ucap Putri dalam hati
Waktu terus berjalan, Putri pun tetap melangkah kan kakinya, nggak terasa ia telah sampai rumah.
"Aku lanjut pulang ya Put, aku gak singgah dulu soalnya takut nanti jadi fitnah," canda Aditya sambil tersenyum.
Putri pura-pura tidak mendengar kan ucapan Aditya barusan. ia langsung masuk kedalam rumah dan menutup pintu nya.
Putri duduk di kursi sofa di ruang tamu rumahnya, sambil menyandarkan kepalanya di bagian belakang kursi, ia memejamkan matanya namun siapa sangka ia malah terbayang wajah Aditya saat tersenyum sangatlah terlihat sangat tampan dan manis banget.
'Dia Manis banget kalau senyum, di lihat dari tatapan nya juga kelihatan nya dia anak baik,' ucap Putri dalam hati sambil menutup mata dan tersenyum-senyum sendiri.
"Astaggfirullah ... Putrii ... apa-apaan sih kamu, ini maksiat mata, seharusnya kamu menundukkan tatapan mu, bukan nya malah menatap dia seperti tadi. Dia itu bukan makram mu nanti malah menimbulkan dosa yang ada," gumam Putri.
Walaupun Putri tidak terlahir dari keluarga yang beragamis kuat tapi Putri memiliki pengetahuan sedikit tentang macam-macam maksiat , meski ia belum bisa untuk menutup aurat pada rambutnya namun ia berusaha agar tetap menjadi lebih baik lagi.
Putri kemudian bergegas ke kamarnya, ia ganti baju, kemudian mencuci muka nya dan nengambil air wudhu kemudian menunaikan solat dzuhur.
***
"Sukses nggak untuk kenalan lebih dekat sama Putri," tanya Riki yang dari tadi nungguin Aditya di dekat rumah Putri
"Uumb ... belum sih.. tapi yang penting dia tadi dah mau natap gue Rik ... baru kali ini dia mau natap gue ... gue yakin sebentar lagi diaa bakal jadi milik gue," ucap Aditya dengan penuh percaya diri.
"Oke ... aneh deh elu Dit ... elo itu mau dapetin cewek yang lebih cantik dari Putri bisa loh ... Elo bisa pacari si Zaskia itu, dia gak kalah cantik dari Putri ... dia juga mengagumi elo kan Dit. Tapi yang bikin Gue heran nih kenapa elo malah mati-matian ngejar-ngejar Putri yang jelas-jelas sama sekali gak ada rasa apa-apa sama elo," tegas Riki yang mulai merasa aneh dengan sikap Aditya.
"Udah deh Rik ... sekarang antarin gue ke suatu tempat dulu ya," ajak Aditya
"Kemana lagi Dit?" tanya Riki
"Pokok nya ada deh... sini biar Aku yang nyetir," sahut Aditya.