Tak terasa tiba-tiba sore pun tiba, dan ayah Putri sudah berada di rumah, Putri sudah selesai beres-beres rumah, ia juga telah menyiapkan ta'jil buat buka puasa nya, tiba-tiba adzan magrib di kumandangkan dan putri berbuka puasa, ditemani dengan ayah yang begitu menyayangi putri nya itu.
"Alhamdulillah, akhirnya magrib tiba."
Putri pun berdo'a "Allahumma laka shumtu wabika amantu wa'ala rizkika afthortu birohmatika ya arkhamar rokhimin."
Kemudian Putri dan ayah nya pun menikmati makanan yang dihidangkan oleh putrinya itu.
"Oh iya Yah, bagaimana kabarnya Bunda ya? Puput udah dua hari gak komunikasi dengan bunda," tanya Putri kepada ayah nya untuk memecahkan suasana hening antara mereka, karena ayah nya Putri tipe orang pendiam, meski sama anak-anak nya ia hanya bicara seperlunya saja.
"Alhamdulillah bunda sehat, Ayah tadi barusan vc dengan bunda."
"Kok tumben bunda gak ngubungi Puput ya Yah, biasanya kalau Puput gak ngubungin Bunda, Bunda selalu lngsung nelvon."
Puput adalah nama panggilan putri dalam keluarga nya.
"Iya mungkin bunda terlalu sibuk sayang, tadi juga cuma sebentar vc dengan Ayah."
"Oooh gitu ya Yah?"
Belum selesai mereka makan tiba-tiba ada suara bel rumah berbunyi
Teeet ...! Teeet!
"Assalamualaikum, Put ... Putri."
"Siapa ya Yah, magrib-magrib gini kok bertamu?"
"Ayah juga gak tau Put, teman mu barangkali, coba kamu buka," pinta sang Ayah.
"Ya udah aku bukain dulu ya Yah."
Putri pun bergegas dari tempat duduknya dan iya membukakan pintu rumah nya.
"Assalamualaikum, hai Put."
Betapa terkejutnya Putri, ternyata yang datang Aditya, cowok idola para cewek-cewek di sekolah.
"Waalaikum salam, A ... dit, ngapain kamu kesini?"
Putri bertanya dengan wajah bingung .
"Aku gak disuruh masuk dulu nih Put?"
Aditya berusaha menggoda Putri.
"Iya kamu ada perlu apa ke sini, ada kepentingan apa? Kamu kok tahu rumah aku darimana?"
Putri bertanya dengan nada sedikit galak.
"Kamu kalau nanya satu-satu dong Put, jangan galak-galak gitu lah, Aku kan berniat baik kesini."
"Iya, langsung to the point aja deh, gak usah basa-basi Dit, Aku gak ada waktu buat ngeladenin kamu lama-lama."
"Put ... ada siapa di luar." Tiba-tiba ayahnya Putri bertanya dari dalam.
"Iii ... inii Yah temen Putri."
"Kok gak di suruh masuk Put, kalau memang temen kamu, sini ajak makan bersama."
'Haduh ... Ayah kok malah suruh ajak dia makan bersama, yang ada dia nanti kepedean lagi,' dalam hati Putri menggumam.
"Tuh dengar kan Ayah kamu menyuruh ku masuk, dan suruh makan bareng?"
"Ih ... jangan PD dulu kamu, siapa yang mau nyuruh kamu masuk, udah deh mending kamu pulang gih!"
"Put ..." panggil ulang ayahnya
"I, iya Yah, ini temen aku buru-buru Yah katanya."
Tiba-tiba ayah Putri susulin keluar, dan Langsung bertanya ke Aditya.
"Looo? Kok gak masuk dulu, yuk masuk nak, magrib-magrib gak bagus keluyuran, Ayok masuk dulu, kita nikmati masakan Putri." Ayah putri malah mengajak nya masuk
"Ta, tapi Yah dia ini bukan siapa-siapa nya Putri Yah, kenal juga enggak," kilah Putri.
"Iya Put, tapi dia sudah berniat bertamu ke rumah, jadi ya harus kita hormati sebagai tamu Nak."
Putri yang agak sedikit risih dan kesal dengan kedatangan Aditya hanya bisa terdiam.
"Sebelumnya makasih banyak Om, tadi nya saya kesini cuma mau antar ini buat Putri." Sambil menyodorkan sebuah bungkusan ke ayah nya Putri
"Lo ... apa ini Nak?"
"Jadi saya tadi pas jalan-jalan lihat orang jualan es buah Om, dan saya keingat Putri puasa, jadi saya belikan ini buat tambah-tambah ta'jil buka puasanya."
'Lo ... kok dia tau kalau aku lagi puasa,kenal aja enggak, sok kenal banget sih nih orang.' Putri keheranan dan menggumam dalam hati.
"Oooh gitu ... tapi masuk dulu yuk, kita bicara di dalam," ajak ayah Putri
"Eeng, enggak usah Om, takutnya ganggu buka puasa nya nanti."
"Enggak kok, sekalian kita solat dulu, kamu pasti belum solat 'kan?"
"Iiiya Om, he he." Aditya sedikit malu menjawab nya
"Ya udah Put ayok kita lanjutkan buka puasa nya, kasihan kan ini teman kamu sudah membawakan nya kalau gak kita makan."
"Iya Ayah."
Putri pergi sambil memandang sedikit sinis ke Aditya
Aditya dan ayah putri pun duduk di meja makan , Aditya di persilahkan makan oleh ayah Putri.
Memang ayah Putri tipe orang yang selalu menghargai kalau ada orang yang bertamu kerumah, walaupun tamu nya lebih muda ayah selalu menjamu dan menghormatinya
"Yuk Nak, silahkan di nikmati makanan nya."
"Iya Om, makasih ya Om."
"Oh iya, kamu ini siapa namanya."
Tanpa di sadari dari tadi mereka belum saling kenal
"He he, iya Om Sampek lupa kita belum kenalan ya," jawab Aditya sedikit malu. "Aku Aditya Om."
"Ooh Aditya, teman sekelas Putri?"
"Bukan Om, saya anak kelas D, kalau putri kan kelas A, tapi kita satu angkatan dan satu jurusan Om."
"Ooooh gitu."
"Ini yah es buah nya." Tiba-tiba Putri datang dengan nenyodorkan gelas yang berisi es buah.
"Oh iya Put, lanjutkan lagi yuk makan nya," ajak ayah Putri
"Eng, enggak yah, tiba-tiba perut Putri mules, Putri ke kamar mandi dulu ya Yah."
"Looo, kamu gak menikmati dulu hidangan yang lezat ini sayang."
"Nanti aja yah."
"Ya sudah kalau gitu."
Tanpa di sadari dari tadi Aditya memandang putri dengan penuh arti, namun Putri tetap cuek.
Aditya dan ayah Surya (ayah nya putri) pun menikmati hidangan yang ada, dan selesai makan ayah Surya mengajak Aditya untuk menunaikan shalat magrib.
"Nak Adit, mari kita solat magrib dulu."
"Ii iya Om, mari."
"Kamu wudhu dulu ya, Om tadi sudah wudhu sebelum makan."
"Iya Om."
Aditya pun berwudhu di kamar mandi yang ada di dekat ruang solat.
Sedangkan Putri sudah menunggu ayah nya di ruang solat, Karna dari kecil Putri memang di ajarkan untuk berjamaah dalam solat 5 waktu.
Aditya selesai wudhu dan memasuki ruangan solat.
"Ya sudah Nak sekarang kamu iqomah ya."
"Hehe." Adit tersenyum malu
"Loh, kok ketawa, ayok iqomah Nak."
"Ma, ma'af om, tapi saya belum bisa." Aditya merasa malu.
"Loh masak iqomah saja belum bisa nak Adit."
"Iya om, saya dari kecil belum pernah belajar adzan ataupun iqomah."
"Ya sudah kalau belum bisa."
Dalam hati putri berkata, 'Katanya idola semua wanita, cuma tampang doang yang oke ternyata, adzan aja belum bisa, huuuumb, astaghfirullah, apa-apa an sih kamu Put kok malah menghina orang,, kasihan juga nasib mu Dit.'
Dan akhirnya ayah Putri iqomah lalu mengimami solat magrib, setelah solat magrib mereka tidak lupa membaca wirid subhanallah, walhamdulillah, waLailahaillahuwallahuakbar, Lalu berdoa.
Setelah selesai menunaikan sholat Aditya izin untuk pulang, namun ayahnya Putri mengajak nya ngobrol terlebih dahulu.
"Ya sudah Om, saya rasa saya harus pamit pulang sekarang."
"Lo, kok terburu-buru banget keliatannya nak, gak pengen ngobrol dulu mungkin sama Putri."
"Ayaaah," gumam Putri kepada Ayah nya, agak sedikit kesal. "Putri habis ini mau belajar, Lagian putri juga GK kenal dengan Aditya, Yah, ya udah kalau memang ayah mau ngobrol ya ngobrol aja, Putri mau ke kamar dulu."
"Ya sudah Om saya izin pulang dulu ya, terimakasih untuk jamuan nya Om, saya juga terimakasih sudah di ajak solat berjamaah."
"Ya sudah nak Adit, Om juga terimakasih karna Adit sudah mau bertamu ke rumah Om."
"Iya Om sama-sama." Dalam hati Adit berkata, "Kok Om Surya bisa langsung menerima gue dengan baik gitu ya, padahal kan baru juga gue kenal, tapi ... nggak papa lah, ini mlah bagus, itu tandanya semakin mudah gue untuk mendapatkan Putri."
"Put ... Putri, ini Aditya mau pulang sayang."
"Iya Yah suruh pulang aja, Putri masih beres-beres."
"Ya sudah biar aja, takutnya nanti saya malah ganggu putri, Saya pamit dulu ya Om, Assalamualaikum Om."
"Waalaikum salam warahmatullahi wa barakatuh."
Setelah Aditya berpamitan pulang Putri keluar dari kamar, dan ia langsung melanjutkan buka puasanya, karna perutnya masih terasa lapar.
"Ayah gak makan lagi Yah."
"Enggak Put, kamu lanjutin aja buka puasanya, Ayah sudah kenyang."
"Oh iya Put, kamu memang belum kenal dengan Aditya?"
"Hemb ... belum yah, Putri sama sekali gak kenal, Ayah kan tau sendiri selama ini putri gak pernah punya teman laki-laki."
"Iya sih Put, Tapi kok dia bisa sampai sini, dan dia juga tau kalau kamu sedang puasa."
"Heeemb, gak tau deh Yah, namanya juga buaya, jadi ada aja cara."
"Apa Put buaya?" Ayah Putri keheranan
"He he."
"Ya sudah Ayah mau lanjut baca Alquran dulu."
Kemudian Ayah Putri masuk ruang solat dan membaca Alquran sambil menunggu isya, sedangkan Putri sedang melanjutkan buka puasanya, setelah itu ia belajar.
Detik demi detik, menit demi menit tidak terasa sudah malam, udara terasa dingin, Putri yang setiap malam selalu ingat bundanya, ia sudah mulai merindukan ibunya, karna ia di tinggalkan ibunya menjadi TKW sejak ia masih duduk di bangku SD kelas 6.
Saat itu adik-adiknya masih sangat kecil hingga sekarang ia sudah duduk di kelas 2 SMA, dan adik-adiknya sudah masuk SD semua, tak terasa air mata putri jatuh menetes karna rindunya yang begitu dalam akan hadir nya sosok ibu kembali ke keluarga nya, namun apalah daya, Putri juga menyadari ini tidak mudah juga untuk ibunya, ia rela jauh dari keluarga nya demi masa depan anak-anaknya.
Bersambung