Chereads / Bidadari Surgaku / Chapter 26 - 11- Melamar Cyra

Chapter 26 - 11- Melamar Cyra

11-

Pria ketiga puluh delapan yang akan melamar Cyra tahun ini ada di depan rumah mewah milik keluarga Chenand.

Didampingi kedua orang tuanya yang juga sudah sama berdebarnya, Raefal menarik napas berat. Tangannya menggenggam erat tangan sang ibu, mencari kekuatan dari sana.

Senia yang awalnya sangat antusias karena akan bertemu dengan teman-teman lama nya setelah sekian lama, merasa khawatir sewaktu melihat putranya yang kini sudah sangat gugup.

Tangan Senia mulai mengusap tangan Raefal, memberi kekuatan pada putranya. "Kamu gugup?" Tanya Senia.

Raefal mengangguk pelan.

Katakanlah Raefal sedang sangat nekat. Meskipun dirinya tahu bahwa Cyra akan menolaknya mentah-mentah, Raefal memberanikan diri untuk melamar gadis itu.

Satu hal yang Raefal pegang saat ini.

Allah maha membolak-balik hati hamba-Nya. Dan Raefal sangat berharap Allah bisa membalikkan hati Cyra, jadi mencintainya.

Melihat wajah putranya yang terlihat sangat kalut, Senia merasa semakin khawatir. Alih-alih mengusap tangan, wanita paruh baya tersebut kini mulai mengusap punggung putranya. Sesekali, dia juga menepuk pundaknya pelan. "Semua akan baik-baik saja. Lagipula, memang siapa yang bisa menolak putra Ibu yang tampan dan mapan ini, hm?" katanya mencoba menenangkan Raefal.

Bukannya semakin merasa tenang, Raefal justru merasa semakin miris. "Ada, Bu… Cyra… dia berkali-kali menolak Raefal." Gumamnya dengan suara yang sangat pelan hingga tak bisa terdengar ke telinga kedua orang tuanya.

"Tenang, Efal… Ada Ayah di sini. Jika Cyra menolak, kita culik saja." Sahut Troy, mencoba memecah suasana yang terlihat sangat kalut. Bagaikan mendung disertai dengan gemuruh yang sangat banyak.

Raefal tersenyum tipis. Pria itu menarik napas panjang, sebelum akhirnya mengetuk pintu rumah Cyra.

Astaga, bersamaan dengan ketukan yang Cyra lakukan, degupan jantung Raefal terus semakin kencang. Sangat amat kencang dan tak terkendali.

Belum sampai di sana, jantung Raefal memompa lebih cepat lagi saat pintu terbuka dan memperlihatkan calon mertuanya yang sudah berdiri di depannya, menyambut keluarga Raefal dengan penuh senyuman.

Tanpa menunggu lama, Raefal tentunya segera bersalaman dengan Chenand. Dia mencium punggung tangan pria paruh baya yang sangat Raefal harapkan mampu menjadi mertuanya dalam waktu dekat.

"Assalamualaikum, Om Chenand… Tante Civia…" sapa Raefal dan kedua orang tuanya.

Chenand dan Senia segera mempersilahkan keluarga Raefal untuk masuk. Mereka duduk berhadapan, menunggu Cyra yang sedang bersiap.

"Cyra lagi siap-siap di atas… nanti kamu jangan basa-basi ya? Soalnya Cyra gak suka basa-basi… takut nantinya kamu ditolak." Bisik Senia yang langsung dipatuhi oleh Raefal.

Saran mertuanya tidak akan Raefal abaikan. Ini seperti sebuah tips and trick yang tentunya akan Raefal jalankan dengan baik. "Siap, Tante… Raefal udah mulai mengerti Cyra sedikit." Balasnya.

Tanpa menunggu lama, Cyra turun dari lantai dua. Perempuan cantik dengan maxi dress berwarna putih yang menjuntai hingga mata kaki, kemudian dibalut dengan cardigan berwarna hitam yang terlihat kontras dengan kulit putihnya. Kerudung hitam kesukaannya juga telah Cyra kenakan, menutupi rambut panjangnya.

Pada anak tangga pertama, Cyra terdiam. Dia tidak menyangka Raefal akan benar-benar membawa kedua orang tuanya.

"Ra? Turun sayang…" teriakan Senia berhasil memecah fokus Cyra, membuat gadis itu segera tersadar dari lamunannya.

"I-iya, Mom." Jawab Cyra sedikit tergagap.

Tak hanya Cyra yang mematung, Raefal juga demikian. Dia sangat terpesona dengan kecantikan gadis yang akan dia lamar saat ini. Harapan di hatinya jadi semakin besar. Dia berdoa tanpa henti, meminta pertolongan dari Allah.

"Raefal… dijaga matanya, belum halal inget!" Sahut Om Chenand, merasa tidak suka saat putrinya ditatap penuh nafsu oleh pria asing.

Raefal yang mendengar hal itu kembali gugup. Dia berdehem pelan, mengalihkan pandangannya dan segera meminta maaf. "Maaf, Om… Cyra terlalu cantik. Jadi—"

"Raefal, putri Om berbeda dari kebanyakan perempuan di luar sana. Semakin kamu mengejarnya, semakin kamu tidak akan mendapatkannya." Nasehat Om Chenand.

Raefal tersadar. Selama ini, dia mendekati Cyra terlalu gencar hingga berlebihan. Mungkin, karena hal tersebut Cyra akhirnya selalu membenci dan menjauh darinya. Haruskah Raefal berubah menjadi pria yang super cuek? Tetapi, rasanya itu akan sulit. Raefal merasa menginginkan perhatian dari Cyra.

Dia merasa sangat penasaran dengan gadis misterius itu.

"i-iya Om…" lirih Raefal.

Cyra kini telah duduk disamping ibunya. Gadis cantik itu terlihat manis dengan mata tajam dan senyum terpaksanya.

"Karena Cyra sudah ada di sini, silahkan ungkapkan maksud dan tujuan kamu kesini…" kata Om Chenand sembari melirik Raefal.

Raefal menggenggam tangan sang ibu. Dia gugup setengah mati. Katakanlah dirinya adalah seorang pengecut yang hanya bisa berlindung di balik kedua orang tuanya. Raefal sangat yakin. Apabila kedua orang tuanya bukanlah sahabat dari kedua orang tua Cyra, pasti mereka tidak mau menerima pria seperti Raefal.

Setelah menghembuskan napas panjang, barulah Raefal mengungkapkan niatnya. "Ehm, jadi Raefal kesini untuk melamar Cyra. Raefal menginginkan Cyra untuk menjadi istri Raefal. Efal akan menjaganya sepenuh hati, menjadikannya ratu di dalam rumah tangga, membahagiakannya."