Seorang pria tampan sedang menggulung lengan kemeja panjangnya hingga memperlihatkan tangan berotot yang dirinya miliki. Pria tampan dengan rambut coklat terang dan mata elangnya kini melangkah turun dari mobil, memasuki sebuah hotel ternama di Kota Bandung.
Pria dengan nama belakang Alvano tersebut terlihat ramah dengan senyuman di wajahnya yang terlihat sangat cerah. Suasana hatinya hari ini terlihat sedang sangat baik.
Beberapa orang pria dan seorang perempuan berpakaian terbuka berjalan di belakangnya, mengikuti pria berkemeja hitam tersebut.
Langkah kaki mereka terhenti tepat di dalam lift. Tangannya merogoh ponsel, kemudian menyunggingkan sebuah senyum hangat yang sangat lebar.
"Pak Raefal?" suara seorang perempuan yang tiga tahun lebih muda darinya terdengar.
Raefal berdehem sebagai respon, tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponsel.
"Pak Raefal baik-baik saja Pak?" tanya perempuan tersebut.
Raefal Alvano, seorang pengusaha yang baru saja menyandang statusnya sebagai duda untuk kedua kalinya di usia yang cukup muda, yaitu dua puluh delapan tahun. Pernikahan pertama Raefal di usia dua puluh lima tahun dengan seorang model hanya berlangsung selama satu tahun. Kemudian, pernikahan keduanya terjadi satu tahun setelahnya, disaat Raefal berusia dua puluh tujuh tahun. Sayangnya, pernikahan kedua Raefal tak kalah singkat dari pernikahan pertama. Yaitu, hanya berlangsung selama sepuluh bulan.
Pria tampan yang suka mempermainkan ikatan pernikahan tersebut memiliki kehidupan yang bisa dikatakan sangat terbuka. Tak hanya pengusaha, Raefal juga menjadi seorang public figure yang cukup terkenal. Dia adalah seorang motivator yang cukup popular.
Dan hari ini, Raefal datang ke acara seminar sebagai seorang motivator untuk para mahasiswa S2 Universitas yang cukup ternama di Bandung.
Raefal kini melirik perempuan cantik di sampingnya, mematikan ponselnya sebelum menyimpannya di dalam saku. "Saya baik-baik saja. Kenapa Leta?" tanya Raefal.
"Tidak apa-apa. Anda terlihat sedang sangat bahagia hari ini, saya jadi sedikit bertanya-tanya." Jawab Leta dengan senyuman yang merekah.
"Saya tidak perlu menjawab mengapa saya hari ini bahagia bukan?" katanya, membuat Leta gugup. Tentu saja Raefal tidak perlu menjelaskan apapun pada Leta. Bagaimanapun juga, Leta hanyalah orang asing. Bahkan, Leta baru bekerja dengannya selama tiga tahun.
"Iya Pak… maaf saya lancang bertanya." Kata Leta. Raefal hanya tersenyum sebagai tanggapan. Setelahnya, hanya keheningan yang tersisa di dalam lift.
Lift terus berjalan, mengantarkan mereka hingga ke lantai teratas, tempat dimana aula hotel berada.
Mereka berjalan keluar dari lift, kemudian disambut oleh salah seorang panitia di sana.
"Selamat siang Pak Raefal. Mari saya antar ke ruangan Anda." Panitia tersebut segera mengarahkan Raefal menuju ruang tunggu untuk memberikan arahan nantinya.
Pria itu sudah duduk di sebuah sofa, dengan panitia tadi yang ada di depannya. "Bisa saya mulai untuk menjelaskan urutan acaranya Pak?" tanya panitia tersebut.
Raefal mengangguk ramah dengan mata elangnya yang tajam, berbanding terbalik dengan senyuman ramahnya.
"Nanti Anda akan memberi motivasi selama tiga puluh menit, kemudian setelahnya tanya jawab…" panitia tersebut terus menjelaskan, hingga Raefal mulai berhasil memahami semuanya.
"Terima kasih atas kerjasamanya, Pak Raefal." Mereka berjabat tangan, kemudian panitia tersebut pergi.
***
***
Tak terasa, waktu berlangsung begitu cepat. Raefal kini sudah selesai dengan sesinya. Pria itu segera turun dari panggung, kemudian duduk di sofa paling depan yang telah disiapkan untuknya. Di samping-samping pria itu, ada jajaran para orang penting yang juga diundang pada seminar kali ini. Salah satunya ketua Yayasan kampus.
"Setelah seorang pengusaha hebat lulusan dari Stanford, kita akan beralih ke dosen muda nih… udah pada tahu dong Dosen yang akhir-akhir ini lagi jadi bahan pembicaraan setelah kepulangannya dari Mesir untuk menuntut ilmu agama. Dosen sastra inggris yang jenius! Mari kita panggil, Miss Elle!" suara pembawa acara terdengar, di susul oleh suara tepuk tangan dari para mahasiswa.
Seorang perempuan cantik dengan kerudung berwarna hitam serta cadar berwarna senada naik ke atas panggung. Tatapan matanya yang sedingin es berhasil membuat seluruh perhatian kini tertuju padanya. Hanya padanya, tak terkecuali dengan seorang pengusaha hebat yang tak lain adalah Raefal.
Raefal, pria itu terkejut sewaktu melihat perempuan yang tadi disebut bernama Elle. Manik mata Raefal tertuju pada tatapan dingin milik dosen muda tersebut. Dan detik itu juga, Raefal segera menyadari sesuatu.
"Cyra Grizelle... aku menemukan kamu."