Hari ini, hari ke 5 persiapan hari guru dilakukan. Untungnya, segala kesiapan sudah 75% berkat kerja keras Jerri dan Raefal yang kemarin tak pulang semalaman. Semua dekorasi sudah terselesaikan dengan cukup baik meskipun ada beberapa yang kurang lebih harus disempurnakan tetapi, setidaknya sebagian besar sudah cukup sempurna.
Tahun ini, tema mereka adalah Summer Party yang akan diadakan di Pantai kuta Bali. Pertama kalinya dalam sejarah hari guru akan diadakan di luar pulau. Oleh karena itu persiapannya harus sangat maksimal demi kelancaran acara tersebut.
Hari ini, Raefal bisa pulang lebih cepat, jam 2 siang Raefal sudah dijemput oleh Alzard-asisten pribadinya. Beberapa hari ini Alzard tidak menemaninya karena mengurus kelulusan kuliahnya di Singapura. Dan sekarang, Alzard kembali bekerja. Mereka akan merayakan wisudaan Alzard di coffee shop terdekat.
Sesampainya di sana, mereka bercengkrama layaknya seorang teman. Meskipun selisih umur 3 tahun tetapi Raefal tak merasakan ada perbedaan usia diantara mereka.
Raefal menepuk pundak Alzard cukup keras."Bang, lo udah sarjana aja. Urusan cewek gimana?"
Alzard menatap Raefal heran."Gimana apanya?"
Raefal tertawa melihat kepolosan seorang Alzard. Alzard benar-benar orang baik hati yang sangat polos.
"Udah dapet belum?" tanya Raefal.
Melihat Alzard menggeleng lemah. Raefal menepuk-nepuk punggungnya pelan.
"Lo sendiri?" tanya Alzard membuat raut wajah Raefal berubah drastis.
Tawa jahat yang tadi terlontar lenyap dengan suara angin yang menerpa. Wajahnya berubah sendu seakan menyadari kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan. Tetapi, entah mengapa dirinya yakin bahwa Cyra akan menjadi miliknya.
"Gagal nembak Cyra?" tanya Alzard lagi membuat Raefal menghela nafas panjang.
"Udah pernah tapi ditolak."
Gantian Alzard yang tertawa."Dia bilang apa pas nolak?"
"Katanya gue disuruh minta sama Allah." jawab Raefal lesu.
Alzard menarik nafasnya berat. Menjadi asisten pribadi Raefal selama satu tahun ini, membuatnya dapat mengenal dekat Raefal. Laki-laki itu benar-benar islam KTP. Saat disuruh sholat di rumah, ia hanya mengubah letak sajadah. Dan saat bulan Ramadhan, ia puasa hanya saat di rumah. Bahkan, membaca Al-qur'an saja Raefal tidak bisa saking tak pernah membukanya. Ya meskipun Raefal tidak sampai mabuk-mabukan dan makan sesuatu yang diharamkan.
"Sebenarnya, Allah beneran ada gak sih?" tanya Raefal.
"Ada." jawab Alzard penuh keyakinan.
"Terus,di mana dia?" tanya Raefal lagi.
"Ck! lo tanya gini udah ribuan kali dan jawaban gue gak mengubah apapun. Coba lo tanya ke Cyra kali aja berpengaruh."
***
Setelah dari ngopi santuy, Raefal minta diantar ke tempat yang sangat ia rindukan. Tempat dimana ia akan melepaskan penatnya. Yah, Raefal akan bertemu dengan Pak Keo-pelatih boxing nya.
Sesampainya di sana, Raefal langsung berganti pakaian dan menemui Pak Keo yang sedang melatih beberapa murid. Sesaat dirinya nampak dalam pandangan Pak Keo, Raefal langsung disambut dengan cukup hangat. Bahkan, Pak Keo sampai memeluknya saking rindunya dia kepada murid andalan yang satu ini.
"Wah, sudah berapa tahun kamu tidak kesini?" tanya Pak Keo sambil menepuk lengan berotot milik Raefal.
Raefal hanya cengengesan sembari melirik kesana-kemari mencari seseorang.
"Cari siapa? tidak mencari saya?" tanya Pak Keo lagi.
Raefal mengangguk langsung."Cari Calvin. Buat apa cari Pak Keo kalau anda sudah disini, hm?"
Pak Keo terkekeh."Calvin sedang tidak latihan hari ini, ada urusan dengan editornya."
"Oh iya, kamu sudah melihat buku terbaru Calvin? judulnya Mei sampai Januari." kata Pak Keo antusias.
Raefal menggeleng. Boro-boro membaca buku, membaca pesan Whatsapp nya saja tidak sempat.
"Kau terlalu sibuk nak."
"Selagi masih muda, harus menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat dan berguna untuk masa depan." bela Raefal.
Setelah beberapa saat berbincang-bincang, mereka akhirnya mulai berlatih. Untuk mengajar Raefal tidak memerlukan usaha yang cukup keras karena dasarnya dia sendiri sudah cukup hebat dalam hal bela diri. Beberapa bela diri sudah hampir laki-laki itu kuasai, untungnya ilmunya tidak digunakan secara acak demi kesenangan semata. Raefal adalah laki-laki yang sangat tenang dan pintar menjaga emosinya.
Sesaat Raefal sedang berlatih samsak, seorang wanita paru baya masuk menghampiri Pak Keo, jilbab berwarna biru yang dikenakan senada dengan seragam tinjunya. Disini, Raefal tau bahwa wanita berhijab bukan berati harus di dalam rumah dan berdiam diri sembari membaca Al-qur'an saja. Tetapi, mereka tetap bisa menjalankan hobi mereka.
Bu Tania namanya, guru tinju khusus perempuan. Dia berada di dunia tinju ini sudah sekitar 25 tahun semenjak usianya 20 tahun. Ia disini sebagai guru sekaligus istri dari Pak Keo. Hobi mereka membuat mereka bertemu dan membuka tempat pelatihan ini bersama.
"Bu Tania, gimana kabarnya? Raefal jarang ketemu deh." sapa Raefal.
Bu Tania menyambut Raefal dengan hangat, wanita itu memeluk Raefal seperti anaknya sendiri.
"Lama gak kesini, kemana aja? ngurus osis? atau les?" tanya Bu Tania.
Melihat Raefal cengengesan, membuat Bu Tania paham bahwa laki-laki itu sibuk dengan osis. Apalagi, mendekati hari guru maka Raefal akan sangat sibuk seperti tahun lalu.
"Oh iya, ada Cyra loh. Kamu kenal dia gak? kelas 10 tapi." kata Bu Tania membuat pupil mata Raefal melebar.
"Bu, jagain Cyra yah.... itu punya Raefal." ujar Raefal kepedean.
Bu Tania menatap Raefal penuh curiga. Cyra saja sangat hemat berbicara, bagaimana bisa memiliki kekasih yang cerewet seperti Raefal. Sudah gitu, gadis itu sangat mandiri sehingga sepertinya tidak butuh seorang pendamping.
"Iya, iya masih belum jadian. Tapi bentar lagi kok." ujar Raefal.
Pak Keo dan Bu Tania tertawa bersama.
***
Raefal sedang istirahat sejenak selama 15 menit. Selama istirahat, ia masih sedikit sibuk dengan ponselnya. Ada banyak pesan dari anggota osis dan mpk pengurus hari guru. Rupanya, ada sedikit kendala dalam masalah penginapan. Hotel yang berniat mereka booking ternyata tidak mau DP 50% terlebih dahulu sedangkan biaya belum sepenuhnya terkumpul.
Saat sedang sibuk dengan ponselnya, ia tiba-tiba kepikiran sesuatu. Pertanyaan yang sebenarnya sudah terjawab oleh Alzard.
Ia berpikir untuk bertanya dengan Cyra sekarang. Tetapi, ia takut saat Cyra melihatnya gadis itu akan pindah tempat latihan karena terganggu dengannya. Hingga akhirnya, Raefal melihat Cyra melalui jendela yang pandangannya langsung ke tempat parkir.
Raefal memutuskan untuk menghampiri Cyra dengan niatan bertanya tanpa mengganggu.
"Hai cantik!" sapa Raefal sambil menepuk pundak Cyra.
Cyra melirik tajam merasa risih. Seenaknya saja menyentuhnya. Suami bukan, ayah bukan, kakak kandung juga bukan.
"Gue- ehm sorry. Aku mau tanya sesuatu yang penting." kata Raefal.
Cyra tak bergeming.
"Allah itu ada?" tanya Raefal membuat Cyra melotot.
"Ada lah." jawab Cyra singkat.
"Dimana Allah berada kalau memang dia ada?" tanya Raefal langsung.
Dengan mantap, Cyra menjawab. "Di arsy."