Di balik senyum Anastasia tersirat kepedihan mendalam yang dirasakan oleh wanita itu. Sebagai sesama wanita, Anastasia bisa merasakan rasa sakit yang dialami oleh Cyzarine dan ia berpikir keras harus bertanggung jawab akan hal itu.
Betapa bodohnya anakku! Vyach telah menyia-nyiakan wanita sebaik Cyza! seru Anastasia di dalam hatinya.
"Mama tidak akan menghalangi niat mu, Cyza. Karena jika Mama menjadi dirimu, sudah pasti akan melakukan hal yang sama!"
Anastasia menggenggam tangan kanan Cyzarine, lalu menempelkan ke pipinya.
"Namun, tentu saja ada syarat yang harus kau penuhi."
Hah?! Apa-apaan ini?! Cyzarine berseru di dalam hati. Ia tidak habis pikir mengapa Anastasia mengajukan hal tersebut.
"Syarat?!"
Cyzarine melihat Anastasia mengangguk yakin.
"Cyza, maukah kau memaafkan Vyach?"
Cyzarine terkejut mendengarkan pertanyaan sang ibu mertua. Ia menitikkan air mata bersamaan dengan senyum Anastasia yang mengisyaratkan luka.
"Meーmengapa Mama berkata seperti itu?"
Cyzarine mengerutkan keningnya. Ia tidak mengerti mengapa Anastasia bisa berkata seperti itu.
"Cyza, jawab saja pertanyaan Mama! Dan, kau jangan khawatir! Karena Memaafkan atau tidak, hal tersebut tentu menjadi hakmu."
Suara Anastasia terdengar bergetar. Ia menyeka air matanya berulang kali.
Aku mohon, Cyza! Maafkanlah Vyach meskipun dia sudah berdosa padamu, batin Anastasia.
"Jika Tuhan maha pemaaf, lalu mengapa aku tidak?"
Saat itu juga, kedua mata Anastasia membulat. Ia tidak menduga bahwa selain memiliki perangai yang baik, sang menantunya ini pun memiliki hati yang bersih.
"Ya Tuhan!"
Anastasia histeris hingga ia bangun dan meraih kedua tangan Cyzarine.
"Teーterima kasih, Sayang!"
Aku sangat bersyukur pernah memiliki dirimu, Cyza! Namun, aku juga akan kehilangan dirimu sebentar lagi! Anastasia berseru di dalam hatinya dengan sedih.
"Maーmaaf, Nyonya Anastasia!"
Anastasia melepas tubuh mungil Cyzarine, lalu menoleh ke arah Vasili.
"Ya, Vasili?"
"Maaf, jika saya mengganggu Anda. Namun, saya ingin memberitahu Anda bahwa Tuan David sudah berada di sini."
Vasili sedikit membungkukkan badannya. Ia menunggu respon Anastasia.
"Oh, Tuan David, silakan duduk!"
Anastasia mempersilakan seseorang pengacara yang dikenalnya untuk duduk satu meja dengannya bersama Cyzarine. Ia pun sibuk menyeka air mata yang tidak berhenti mengalir dari sudut-sudut matanya.
"Selamat pagi, Nyonya Anastasia."
David tersenyum seraya membungkukkan badan, lalu menoleh ke arah wanita muda di sebelah Anastasia.
"Selamat pagi, Nona Cyzarine."
Usai mengucapkan salam kepada kedua wanita terhormat dari keluarga Romanov, David pun mengikuti arahan Anastasia untuk duduk di hadapannya.
"Selamat pagi, Tuan David. Mari, silakan duduk!"
Anastasia mengulangi lagi perkataannya.
"Terima kasih, Nyonya."
Siapa dia? Aku pernah melihatnya berfoto bersama Papa dan Mama di sebuah acara perkumpulan keluarga kaya raya. Namun, untuk apa dia berada di sini? tanya Cyzarine di dalam hatinya.
"Bagaimana? Apakah kau sudah menyiapkan segala sesuatu yang saya perlukan?"
Anastasia memulai percakapan tanpa basa-basi dan tanpa melepaskan tangan Cyzarine.
"Tentu saja, Nyonya. Saya sudah membawanya."
Anastasia tersenyum puas ketika mendengar jawaban David. Ia memperhatikan David yang sedang mengeluarkan beberapa dokumen dari dalam tasnya.
"Cyza, kau pasti bingung mengapa Tuan David ada di sini, bukan?"
Anastasia bertanya dengan lembut kepada Cyzarine.
"Iーiya, Ma ...."
Cyzarine menjawab dengan gugup. Ia membenarkan anak rambut yang mulai menutupi matanya dengan tangan kiri.
"Mama sengaja mempertemukan mu dengan Tuan David karena ada beberapa hal yang ingin Mama sampaikan."
Aku semakin tidak mengerti, mengapa Mama melakukan hal ini, batin Cyzarine seraya menggeleng.
"Mempertemukan aku dengan Tuan David? Namun, untuk apa, Ma?"
Cyzarine semakin dibuat penasaran dengan perkataan Anastasia.
"Tuan David, tolong berikan dokumen itu kepada Menantu saya!"
Anastasia berseru seraya menatap David. Sebagai seorang ibu, ia merasa dirinya telah gagal mendidik sang anakーVyacheslav Veselovsky Romanov.
"Iーini ... ini apa, Ma?"
Cyzarine tidak berani membuka dokumen yang baru saja diberikan oleh David padanya. Ia menatap sang ibu mertua dan menunggu kejutan apalagi yang akan ia terima selanjutnya.
"Bukalah, Cyza! Kau bisa membaca dokumen tersebut dengan seksama."
Anastasia menjeda kalimatnya sejenak sebelum sambil menarik napas.
"Setelah yakin, kau bisa menandatangani dokumen itu, Cyza!"
Anastasia berkata dengan yakin. Ia mengusap punggung tangan Cyzarine dengan lembut seraya tersenyum.
Rasanya masih tidak percaya aku membiarkan Cyza pergi dari keluarga Romanov. Namun jika aku memaksakan kehendak kepadanya, tentu saja aku adalah seorang wanita yang tidak memiliki hati, batin Anastasia.
"Hah?! Menandatangani apa, Ma?"
Cyzarine membuka dokumen di tangannya dengan gemetar. Ia tidak bisa menahan rasa cemas berlebihan dan kedua matanya membulat sempurna ketika ia menemukan kejanggalan di dalam isi dokumen tersebut.
"Tiーtidak mungkin!"
Kau pasti tidak akan menerima apa yang akan aku dan Suamiku berikan kepadamu, Cyza, Anastasia menduga-duga apa yang akan dilakukan oleh Cyzarine.
Anastasia menunggu reaksi dari sang menantu, begitu juga dengan David yang tetap duduk dengan tenang di kursinya.
"Aーapa maksud Mama melakukan semua ini?! Dan, apakah ini tidak berlebihan?!"
Cyzarine belum siap menerima kenyataan. Ya, kenyataan yang mengatakan bahwa hidupnya lagi-lagi kurang beruntung.
"Mama dan Papa melakukan semua ini demi kebaikanmu, Cyza! KamiーAnastasia dan Alexeiーtelah merencanakannya dari jauh-jauh dan tolong jangan menolaknya!"
Anastasia meraih kedua tangan Cyzarine dan menggenggamnya erat.
"Kaーkami tulus menyayangimu dan sangat berat melepaskan dirimu, Cyza."
Mama benar-benar lembut dan apakah aku telah menyakiti hatinya atas keputusan yang telah ku pilih? tanya Cyzarine di dalam hati seraya terus menatap wajah Anastasia yang sembab.
Oh, apa ini?! Apakah Mama menangis sepanjang hari?! Cyzarine berkata di dalam hati sejak ia menyadari bahwa Anastasia sedang tidak baik-baik saja.
"Teーterima kasih, Ma. Namun, aku tidak bisa menerima pemberian Mama dan Papa ...."
Suara Cyzarine melemah seiring dengan air mata yang berjatuhan membasahi kedua pipinya. Entah apa yang sedang dipikirkan oleh wanita muda itu.
"Tidak!"
Anastasia sedikit berteriak hingga membuat suasana menegang.
"Seperti yang Mama katakan tadi, Cyza. Kau bisa bercerai dengan Vyach jika kau setuju dengan isi di dalam dokumen tersebut. Apakah kau ingat?"
Ayolah, Cyza! Katakan padaku bahwa kau tidak akan bercerai dengan Vyach, ucap Anastasia dengan penuh harap.
Ah? Apa yang dikatakan Mama benar! Aku harus bercerai dengan Vyach dan itu berarti aku harus menerima apapun yang diberikan oleh Mama Anna dan Papa Alexei, ujar Cyzarine dalam sembari melepaskan genggaman tangan Anastasia dan bersandar di kursinya.
"Cyza? Kaーkau?"
Kedua mata Anastasia kembali berkaca-kaca. Ia berusaha untuk tidak meneteskan air mata di depan David, tetapi apa boleh buat!
"Cyza, apakah kau bersungguh-sungguh ingin bercerai dengan Vyach? Cyza, tolong katakan tidak kepada Mama!"
Anastasia mengulurkan tangannya kepada Cyzarine, tetapi wanita berpenampilan kuno tersebut tidak mengindahkannya.
Apakah aku harus menandatangani dan menyetujui persyaratan di dalam dokumen itu?