Chereads / Zombie : walking dead / Chapter 3 - Run Away

Chapter 3 - Run Away

Yuki melangkah mondar mandir di kamarnya. Gadis itu tengah berpikir keras menyusun rencana untuk melarikan diri dari para zombie yang menyerang. Ia sedikit takut jujur, namun tidak ada waktu untuk takut di saat genting seperti ini. Mereka harus secepat kilat pergi dari rumah ini sebelum rumahnya kini penuh dengan zombie. Dan tinggal menunggu waktu sampai mereka ikut berubah menjadi mayat hidup itu. Kunci dari zombie adalah otak mereka. Dan senjata paling efektif untuk membunuh zombie adalah pistol. Senjata jarak jauh yang tidak mengambil banyak resiko. Namun di mana mereka dapat mendapatkan pistol?

"Susah buat dapet senjata kaya gitu. Tapi gue tau satu tempat," ujar Sonya sontak membuat ketiga temannya menoleh secara bersamaan, "Kantor polisi sama Akmil,"

"Akademi militer?" tanya Dino retoris, pemuda itu tampak menimbang nimbang sebelum akhirnya mengangguk, menyiyakan, "Di Deket rumah gue ada kantor polisi kita bisa ke sana. Kalo nggak kita ke kantor Akmil di Deket rumahnya Sonya,"

"Kita ke dua tempat itu sekalian kalian nemuin keluarga kalian. Bakalan aman kalo sama keluarga kan?" Yuki tersenyum simpul seraya menepuk bahu Sonya beberapa kali, "Nggak usah mikirin gue sama Lucas. Orang tua kita udah sering pergi gitu kok. Nggak masalah. Itu artinya mereka aman sekarang. Sekarang gue cuma harus menyelamatkan diri aja dari zombie ini,"

"Lo takut?" tanya Sonya pelan, nyaris berbisik.

Yuki mengangguk tanpa ragu, namun senyum simpulnya tidak juga tanggal dari bibirnya, "Bohong kalo gue nggak takut Son karena faktanya gue takut banget. Tapi mau gimana lagi coba? Gue nggak bisa kan cuma berdiam diri doang tanpa ngelakuin apa pun? Gimanapun gue tetep harus bergerak dong buat menyelamatkan diri. Di sini kita lari untuk menyelamatkan hidup. Ibaratnya sih lari atau mati. Dan kita harus lari sekarang di bandingkan mati. Gue lebih milih mati terhormat ketembak di dada di bandingkan jadi zombie yang justru nyusahin orang orang Son,"

Sonya mengangguk membenarkan, ia juga berpikir demikian. Akan lebih baik mati dengan peluru bersarang di dada di bandingkan dengan mati menjadi zombie yang justru akan membawa kesengsaraan pada orang lain.

Dino sedikit mendengus mendengar pembahasan Yuki dan Sonya. Dua gadis itu bahkan sudah takut sebelum mereka mulai bergerak, "Nggak akan ada yang mati di sini. Semuanya bakalan baik baik aja asal kita hati hati nggak usah khawatir. Yang jadi masalahnya itu gimana caranya kita pergi dari rumah ini. Ki lo nggak ada tempat rahasia gitu kaya tangga darurat gitu? Itu bakalan membantu banget buat kita kabur dari sini. Kalo nggak lift tersembunyi kaya di film film itu loh,"

"Ada. Ada tangga derurat di sini," seru Lucas, "Bentar. Kita sekarang mending ngemasin barang barang dulu deh. Jangan lupa bawa hp, senter, dana jaket. Ki jaket gue di sini ada tiga atau empat kan? Ambilin dua dong. Sekalian sama punya lo dua. Terus bawa persediaan makanan sama kunci mobil. Kunci mobil gue mana eh kok ilang. Ki liat kunci mobil gue nggak?"

Yuki yang hendak beranjak segera menoleh dengan malas lalu menunjuk celana Lucas, "Kantong. Tadi lo masukin sana," ujarnya sebelum benar benar beranjak menuju almari di sudut kamarnya. Membukanya lalu mengeluarkan empat buat jaket dari sana, "Nih Dino sama Sonya satu satu. Gue sengaja ambil yang tebel. Lebih baik tapi sabar ya kalo gerah. Nanti di lepas kalo di mobil,"

"Gue takut," gumam Sonya, "Kita mau kemana setelah dapet senjata? Ada tempat yang lebih aman dari sini? Gue.. gue takut banget Ki,"

"Lo nggak usah khawatir. Kita semua bakalan bakalan baik baik aja oke? Nggak masalah. Sekarang mending lo pake jaketnya oke? Di luar sana zombienya pasti banyak banget. Kita ke tangga darurat sebentar lagi. Nggak perlu takut nanti lo malah parno sendiri di luar sana. Jadi tenang aja oke?" Yuki memeluk tubuh Sonya. Mencoba menenangkan sahabatnya itu. Ia sebenarnya juga takut. Namun untuk sekali lagi, ia tidak punya waktu untuk panik maupun takut. Zombie di luar sana sedang berkeliaran bebas dan ia harus segera pergi agar bisa selamat.

"Ada gue sama Dino kok Son. Nggak usah khawatir oke? Kita nggak bakalan bikin lo sama Yuki ada dalam bahanya. Kita bakalan lindungin kalian. Sekarang mending lo pake jaketnya habis itu kita ke bawah sekarang buat ambil mobil. Gue tau jalan rahasia di rumah Yuki," ujar Lucas pelan, "Gue ada satu feeling sama seseorang deh Ki,"

Yuki segera menegakkan tubuhnya lalu menatap Lucas tidak mengerti, "Feeling tentang? Good or bad feeling?"

"Arjun. Dia pasti tau sesuatu. Minggu lalu dia nanyain tentang zombie ke gue. Gue kira dia cuma halu ternyata beneran kejadian," gumam Lucas, "Gue yakin Arjun punya rencana setelah tau hal ini. Kita bakalan nemuin Arjun setelah dapet senjatanya. Kita seenggaknya bisa jaga jaga setelah ketemu Arjun walaupun kita nggak dapet senjata. Dia punya banyak senjata di rumahnya,"

"Arjun? Arjuna Adijaya?" tanya Sonya seraya melotot lebar, "Kalian kenal Arjun? Anak kelas sebelah yang katanya dingin banget itu kan? Yang katanya apatis tapi ganteng parah?"

Yuki terkekeh kecil, "Jangan percaya sama rumor. Arjuna orangnya nggak kaya gitu aslinya. Dia cuma emang judes aja kalo sama orang baru. Tapi dia baik kok and gue agak benci ngakuinnya tapi he is my cousin. Haha,"

"Nggak kaget sih gue beberapa kali liat lo jalan berduaan sama Arjun. Nggak mungkin juga kalo kalian pacaran. Dan yah gue menarik kesimpulan kalo kalian itu sahabatan atau sepupuan. Ternyata bener sepupuan," balas Dino, "Lagian lo sama Lucas kan juga udah tunangan. Nggak mungkin kan kalo Yuki sama Arjun?"

"Sebenernya bisa aja sih Din," jawab Lucas, "Seandainya aja Arjun sama Yuki nggak sepupuan mereka tetep bisa pacaran. Like kita masih punya waktu beberapa tahun buat lulus dan seriusin hubungan ini. Dan ada beberapa yang pilih buat pacaran dulu sama orang yang nggak seharusnya baru nanti balik ke tunangannya. Kaya gitu wajar sih di antara kita kita,"

"Lo sama Yuki juga gitu?" tanya Sonya.

Yuki menggeleng, "Lucky for me, were fallin love each other. Jadi ngapain segala pacaran sama yang lain dulu? Buang buang waktu. Mending fokus sama hubungan ini aja,"

"Beruntung banget ya di jodohin sama orang yang di cintai. Gimana jadinya kalo di jodohin sama orang yang bahkan di benci coba," gumam Sonya.

""Tetep bakalan berakir jatuh cinta Son,"