Terkadang apa yang di inginkan tidak selalu apa yang dibutuhkan. Begitu juga cinta.
Cinta yang bisa saja salah mengartikannya. Bukan dia yang aku butuhkan, hanya sebatas keinginan yang nanti pun akan terkalahkan dengan kebutuhan.
Asma Nadia dan Nabila Anjani memang sedang mencintai laki-laki yang sama. Di rumah kosong itu, mereka mengenang masing-masing memori yang terekam bersama Naqi Naransyah.
Entah siapa yang benar-benar dicintai oleh Naqi. Nabila, ataukah Asma. Keduanya saling kukuh bahwa Asma lah yang sangat dicintai oleh Naqi. Begitu pula dengan Nabila yang juga merasa kan yang sama.
Saling menatap, penuh kecewa, gemuruh riuh di dalam hati dan pikiran masing-masing seakan menyoraki untuk saling menyakiti satu sama lain.
Asma Nadia beranjak pelan dari kursi yang hendak ia duduki. Berjalan perlahan saling menghampiri satu sama lain.
Asma Nadia dan Nabila Anjani, kini berhadap-hadapan tanpa mengedipkan mata di masing-masing tatapan mereka yang tajam.
