Chereads / TANGGUH PERKASA / Chapter 8 - Untaian 8: Pencarian Belum Berhenti

Chapter 8 - Untaian 8: Pencarian Belum Berhenti

Di saat mentari seolah mulai muncul dari lautan, udara berembus melewati epidermis kulit, suara deburan ombak terdengar riuh, di atas butiran pasir yang terhampar duduk seorang ibu yang setia menanti ditemukannya anaknya yang hilang.

Tim baru saja berangkat dan Bu Tini terus menunggu di bibir pantai. Sebenarnya Bu Tini ingin ikut dalam pencarian itu. Namun suaminya dan anggota tim melarangnya. Lebih baik ia menunggu di pantai, mungkin sewaktu–waktu Tangguh kembali.

Tim pencari menghempas ombak dengan perahu layar milik seorang nelayan. Ada beberapa warga Desa Pasirputih di atas perahu, termasuk Tono—ayahnya Tangguh—yang tak kenal lelah mencari anaknya.

Di lautan yang begitu luas, mereka belum juga menemukan tanda–tanda Tangguh berada. Mungkinkah Tangguh telah tenggelam di dasar lautan? ataukah telah dimakan ikan hiu? Atau Tangguh memang tak pernah berada di laut ini? Tak ada satu pun anggota tim yang tahu. Yang bisa mereka lakukan hanyalah menelusuri lautan dan melihat ke sekitar untuk mencari petunjuk. Walaupun mereka sadar, kalau lautan ini terlalu luas untuk ditelusuri.

Hari semakin sore, namun mereka belum menemukan petunjuk apa pun. Langit yang cerah perlahan mulai meredup dan semakin lama semakin redup, gumpalan awan hitam datang bergerombol menghalangi cahaya matahari. Kilatan petir menyambar diiringi suara gemuruh halilintar. Tetes-tetes hujan mulai turun semakin deras. Angin pun semakin kencang bertiup tak terkendali. Membuat lautan yang tadinya tenang menjadi bergejolak.

Situasi mulai mencekam. Seketika mereka lebih fokus menyelamatkan diri, berpegangan kuat di atas perahu yang bergejolak. Angin yang kencang mulai merobek layar. Ombak yang deras pun membuat kapal terombang ambing hingga agak limbung dan hampir terguling. Petir yang menggelegar menyambar tiang layar hingga patah. Ombak yang semakin ganas pun membuat kapal bocor. Sedikit demi sedikit kapal mulai dimasuki air. Seluruh kru berusaha membuang air ke lautan dengan peralatan yang ada.

***

Di tengah hujan, di bibir pantai, di atas butiran-butiran pasir, Tini terus menanti kabar baik dari tim yang mencari keberadaan anak semata wayangnya. Air hujan yang menghujam tubuhnya mulai membasahi baju gamisnya. Namun tak selangkah pun ia beranjak dari tempat itu, ia tetap tegar menanti. Namun perasaannya mulai tak menentu. Apalagi hujan turun begitu derasnya disertai angin yang bertiup kencang dan petir yang menggelegar. Bagaimana nasib anaknya, bagaimana nasib suaminya? Ia tak tahu, yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa untuk keselamatan semuanya. Walaupun ia tak tahu pasti tentang penantian itu.

***

Ombak yang semakin dahsyat menggulung-gulung hingga setinggi atap rumah. Ombak akhirnya menggulingkan perahu. Seluruh anggota tim tumpah ruah di atas permukaan lautan yang masih bergejolak. Perahu pun perlahan tenggelam ditelan ganasnya lautan. Namun akankah seluruh anggota tim pencari mampu menyelamatkan diri???

***