59.
Matanya terbuka secara perlahan. Satu hal yang pertama kali dia lihat saat adalah, sosok sang suami yang kini tertidur pulas di sampingnya. Dia tidak menyangka Arland akan tidur di sana setelah pertengkaran mereka beberapa hari yang lau.
Tubuhnya yang pegal hendak Arasha regangkan. Tetapi, saat dirinya sadar bahwa tangannya di infus, alhasil dia mengurungkan niatnya. Arasha memilih untuk duduk dan berusaha pergi dari sana.
Rupanya pergerakan Arasha yang terlalu gegabah membuat Arland yang ada di sampingnya merasa terusik. "Jangan gerak-gerak napa, ganggu banget." Pria itu mendengus kesal.
Mendengar ucapan Arland, Arasha sedikit merasa bersalah. Karena bagaimanapun juga, dia sedikit berterima kasih pada pria itu yang sudah merawatnya tadi malam. Ya, Arasha tidak terlalu yakin akan hal ini. Tapi dia yakin Arland yang memanggilkan dokter untuknya.
"Ini aku mau pergi." Kata Arasha sambil mengambil infusnya yang tergantung di sebuah paku dekat kepala ranjang.