Setelah dilanda dilema sekian lama antara pergi ke sekolahnya atau tidak usah, Riana pun memutuskan untuk pergi saja.
Riana tak mau mengambil resiko yang lebih lagi untuk menambah kadar kemarahan gurunya itu.
Sebenarnya sebelumnya ia memutuskan untuk tidak pergi saja karena memang takut dengan guru killernya itu, yah yang dikenal seorang Riana troublemaker baru kali ini takut pada seorang guru.
Jam menunjukkan pukul 12 ketika Riana akhirnya menginjakkan kakinya di depan gerbang sekolah tempatnya menurut ilmu.
Ia disambut dengan kerumunan siswa-siswi yang berjalan dan dan ada beberapa saling bersenda gurau, karena memang jam segini adalah waktunya istirahat ke-2 sedang berlangsung.
Ketika tengah berjalan santai di koridor sekolah untuk menuju ruang Bk yang memang menjadi tujuan utamanya datang ke sekolah itu, tiba-tiba langkahnya dihentikan oleh 4 siswi yang berjejer menghalangi jalannya.
dilihat dari bed? yang ada di seragam mereka yang mereka kenakan menunjukkan bahwa mereka adalah siswi kelas 12 sepertinya.
Ketika tengah memandang orang-orang yang menghadang jalannya Riana mengenali salah satu dari mereka,
Dia adalah karin pacar dari sahabatnya Bayu.
"Sini Lo ikut gue." Ucap Karin sambil menarik tangan Riana.
Riana yang tak Sudi tangannya disentuh pun dengan keras menghentakkan tangannya yang otomatis membuat tangan Karin yang tengah menariknya terlepas.
"Sorry to say but, Gue gak Sudi tangan gue dipegang sama Lo, ada urusan apa Lo sama gue?" Ucap Riana dengan nada sombong dan dagu sedikit dinaikkan seakan tak takut sama sekali oleh geng didepannya ini.
"Gue mau ngomong ke Lo masalah Bayu". Ucap Karin tak kalah menantang.
"Lo harus ikut gue!" Tambah Karin dengan nada memerintah.
"Ok, tapi gue tegesin ya ke lo, gue mau ngikutin Lo bukan karena gue takut tapi demi bayu" ucap Riana tak mau dikira bahwa ia takut pada uler Amazon didepannya ini.
Karin dan teman-temannya pun berbalik badan diikuti oleh Riana yang memang penasaran sekali tentang hal apa yang akan dibicarakan oleh karin.
Langkah mereka terhenti di depan sebuah ruangan yang bertuliskan gudang.
"Lo mau ngapain ngajakin gue ke gudang?" Tanya Riana mulai was-was dengan niat dan tujuan Karin membawanya ke dalam ruangan yang bisa dikatakan tidak akan ada siswa yang masuk ke sana.
"Gue cuma mau ngasih tau Lo aja sih apa yang dilakuin sama Bayu selama dia gak masuk sekolah, sebenarnya sih ini rahasia ya" ucap Karin mengada-ngada.
"Dan bisa gue tebak, kalau misalkan Bayu gak ada hubungin Lo kan semalem?" Tanya karin mencoba membuat Riana percaya.
"Lo yakin mau ngomongin masalah ini di tempat terbuka? Soalnya apa yang mau gue kasih tau ke lo sekarang menjurus ke aibnya Bayu sebenarnya. kalau gue sih terserah Lo aja ya" tambah Karin lagi mencoba memojokkan Riana dan membujuknya untuk mau masuk kedalam gudang tersebut.
Riana yang pada dasarnya sudah khawatir dengan keadaan Bayu pun panik dan mengiyakan saja apa yang dikatakan oleh karin.
Masuklah mereka kedalam gudang tersebut. Gudang yang dimaksud disini sebenarnya adalah tempat penyimpanan alat-alat olahraga seperti mastras yang terletak di sisi pojok belakang ruangan tersebut, berbagai jenis bola di dalam box kayu yang diletakkan disisi samping matras, dan ada beberapa kursi yang ditumpuk tinggi juga meja tenis.
Ruangan tersebut tampak senyap dan agak gelap karena hanya ada sinar dari jendela yang menghadap kearah hutan.
Setelah memasuki ruangan tersebut, Riana dikejutkan dengan keberadaan sekitar 3 orang pria yang bukan siswa dari sekolahnya membuatnya merasa bahwa dirinya tengah dijebak sekarang.
Pintu dibelakangnya pun ditutup oleh salah seorang teman karin, situasi di dalam ruangan tersebut serasa amat mencekam sekarang.
Rasa takut pun mulai menggerayangi tubuh Riana karena takut akan apa yang akan dilakukan oleh mereka padanya.
"Sebenarnya sih dari awal gue gak ada niatan buat berbuat buruk sama Lo,
tapi sekarang gue berubah pikiran karena Lo selalu aja bisa bikin gue gagal buat manfaatin bayu. Yah walaupun gue selalu dikasih duit dari bayu.tapi tetep aja gue ngeliat Lo itu ancaman buat gue" ucap Karin.
Perlahan karin mulai melangkah ke depan Riana yang seketika itu pun juga Riana mundur.
"Gimana kalau kita buat skenario aja?gue tau Lo sama Bayu udah kenal lama dan pastinya Bayu percaya dan sayang banget sama Lo" ucap Karin dengan smirknya.
"Gue bakalan ngerusak hubungan Lo sama Bayu dan buat dia jadi jijik sama Lo." Ucap Karin makin memojokkan Riana.
Dengan cepat Karin dan ketiga teman perempuannya itu pun memegangi kedua tangan Riana kemudian mencekokkan sesuatu kedalam mulut gadis malang itu.
Riana yang tak siap pun dengan refleks menelan apa yang diminumkan kepadanya.
Tanpa sadar didekat Riana pun sudah ada beberapa pria yang terdiam sambil menatap mereka.
Karin pun mendekatkan bibirnya ke telinga Riana tatkala melihat ekspresi ketakutan di wajah Riana.
"Lo tenang aja gue gak sejahat itu kok ke lo, Lo gak usah takut karena Lo pasti puas kok sama mereka, gue udah coba sendiri." Bisik Karin dikuping Riana masih dengan ekspresi liciknya.
Riana pun diseret oleh ketiga pria tadi dan melemparkannya ke atas matras.
Dengan kasar pria-pria tersebut mencoba melucuti pakaian milik Riana dengan tatapan lapar.
Karin dan dan teman-temannya pun sontak merekam adegan yang berada di depannya sambil tersenyum devil.
Riana pun berusaha mencegah orang-orang yang akan menyentuhnya tersebut dan mencoba mengumpulkan sisa tenaga yang ia punya.
Sentuhan mereka sungguh sangat kasar, walaupun pakaian masih belum terlepas dari tubuhnya tetap tak bisa mengurangi sakit yang dialaminya.
Cengkraman dan cakaran yang diterimanya tak membuat rontaannya berhenti malah makin menjadi-jadi.mereka seperti binatang yang mendapatkan mangsa yang disukainya. Sangat kasar dan tak berperasaan.
Rontaan Riana yang hebat membuat ke-3 pria itu pun lengah sekejap.dan hal itu pun dimanfaatkan oleh Riana untuk bangun dan berusaha menyelamatkan dirinya.
Yang ada dibenak Riana saat itu adalah bagaimana caranya agar dia bisa mengundang seseorang kesana dan menyelamatkan dia, karena tak mungkin sekali ia bisa keluar sendiri dari sana.
Digotongnya kursi yang memang berada di sampingnya berdiri saat ini, dan dengan sekuat tenaga dibantingkannya kursi tersebut ke jendela yang berada di belakangnya saat itu.
Seketika kaca jendela itupun pecah dan menimbulkan suara yang sangat kencang hingga mampu membuat beberapa siswa beranjak kesana.
Semua yang berada di ruangan tersebut nampak panik.
Ke tiga pria tersebut pun lantas kabur dengan cara meloncat ke jendela yang rusak tersebut. Menyisakan Riana, Karin dan ketiga temannya.
Tak lama kemudian pintu ruangan tersebut terbuka dan menampilkan sosok seorang guru wanita dan murid-murid yang terlihat penasaran.
"Kalian semua ikut saya ke ruang kepala sekolah, sekarang!"