Kemarin Riana memang sangat dikejutkan dengan reaksi orang tuanya yang terkesan sangat santai dalam menanggapi masalah Riana yang sebenarnya cukup serius.
Dirinya bahkan merasa bahwa orang tuanya pastinya adalah orang tua terbaik di dunia karena bisa dengan mudahnya memaafkan kesalahan yang ia perbuat.
Mungkin karena berkat kehadiran Bayu lah yang membuat orang tuanya tidak emosi dan cenderung kalem.
Bayu yang pada saat itu memang berada ditengah-tengah keluarga Riana dan melihat langsung reaksi dari keluarga Riana yang seperti tak menganggap bahwa masalah ini bukan masalah besarĀ pun bisa bernafas lega.
Dari awal niat Bayu datang ke rumah sahabatnya ini karena ia khawatir Riana akan dimarahi dan berusaha untuk menjadi penenang atau penengah kalau-kalau orang tua Riana marah besar pada sahabatnya.
Tetapi untung saja apa yang diprediksikan oleh Bayu tidak terjadi,dan malah orang tua Riana seperti memaklumi kenakalan yang dilakukan oleh anaknya itu.
"Yaudah ma..yah.. karena udah malem Bayu pamit mau pulang dulu ya,"ucap Bayu berpamitan untuk pulang.
"Loh gak mau nonton sampek selesai sepak bolanya Bayu?"tanya sang ayah dengan nada ramah dengan raut wajah sangat bersahaja.
"Gausah deh yah,soalnya Bayu juga mau keluar sama temen-temen Bayu" jawab Bayu sopan dengan menyunggingkan senyum sungkan dibibirnya.
"Yaudah ati-ati di jalan ya jangan ngebut-ngebut kalau bawa motor"ucap Mama Riana memberikan sedikit petuah.
Setelah Riana mengantar Bayu ke depan rumahnya ia pun kembali lagi keruangan dimana keluarganya berkumpul.
Tiba di ruangan tersebut tampak Riana mulai merasakan suasana yang tidak sama ketika ia meninggalkan ruangan itu tadi.
Dilihatnya lagi wajah kedua orang tuanya yang seperti tengah menunggu kedatangannya untuk diadili.
Mampus..
Berakhirlah malam itu dengan Riana yang mendapatkan jeweran keras di kedua telinganya dan juga jangan lupakan ia juga mendapatkan siraman rohani oleh sang ayah yang berlangsung sangat lama sampai kupingnya yang semula memang panas menjadi seperti terbakar.
Fakta bahwa orang tuanya menahan amarah karena kehadiran Bayu Tempo hari membuat Riana merasa menyesal karena tidak mencoba untuk menghentikan kepergian dari sahabatnya itu.
"Tau gitu kemarin gue minta Bayu nginep aja dirumah"ujar Riana sambil memasang wajah cemberut dengan telinga yang masih memerah dengan jelas.
"Ck kamu itu lelet banget sih kalau jalan,bisa lebih cepat nggak Mama kebelet ini"ucap sang Mama sambil mengapitkan kedua pahanya.
Ya. Mereka sekarang tengah berjalan menyusuri lorong sekolah Riana untuk menghadiri panggilan dari sekolah yang ia dapat kemarin.
Tetapi ditengah jalan menuju ruangan yang dituju mendadak Mama Riana Ingin buang air,dan dengan terpaksa mereka pun memutuskan untuk ke kamar mandi dekat ruangan yang mereka tuju dulu.
"Aku tunggu di koridor sini aja ya mah,jangan lama-lama ya aku masih ngantuk mau cepet-cepet pulang terus tidur" ujar Riana dengan wajah malas khas orang mengantuk.
"Iya-iya"jawab sang Mama sambil berlari secepat kilat masuk kearah kamar mandi.
"Telingamu merah sekali,kamu kenapa Ana?"tanya sebuah suara yang terasa begitu dekat dengan telinga Riana.
Riana yang mula-mula sedikit melamun karena memang sedang menahan kantuk pun otomatis melonjakkan tubuhnya ketika mendengar suara berat yang berbisik tepat di kupingnya.
Entah kenapa bisikan tersebut seakan mampu membuat dirinya bergidik merasakan sensasi yang memang belum pernah dirasakannya.
"Yakk jailangkung" teriak Riana dengan suara ia buat seluruh mungkin ya walau nyatanya suaranya masih terdengar agak keras.
Riana pun otomatis menjauhkan tubuhnya dari si pria yang memang terlampau dekat tadinya.
"Kamu bilang saya apa tadi?"tanya Adam dengan wajah datar sambil melipat kedua lengannya di dada.
"Ya bapak itu kayak jailangkung,datang tak diundang pulang tak diantar" ujar Riana dengan suara yang tak goyah sedikitpun.
"Memang ya kamu itu tidak ada sopan-sopannya sama saya"ujar Adam mulai mengalah,entah kemana perginya sifat Adam yang berwibawa jika berhadapan dengan siswi nakal didepannya ini.
"Yasudah kamu cepat keruangan saya setelah ini,saya gak mau melanjutkan berdebat denganmu disini karena akan bisa mengganggu kegiatan belajar siswa lain"ujar Adam yang terus berlalu dari hadapan Riana.
"Yeee gausah terlalu percaya diri deh,saya juga gak mau menanggapi Anda"dumel Riana sambil melihat punggung Adam.
###
"Tapi pak saya melihat dengan mata kepala saya sendiri kemarin bahwa pak Adam dan Riana keluar dari ruangan bk berduaan saja sekitar 1jam setelah bel pulang sekolah berbunyi"
"Walaupun saya disana sendirian pak tapi saya bisa membuktikan ucapan saya ini dengan bukti foto ini pak"ucap seorang pria berpakaian guru kepada seorang pria paruh baya yang tengah duduk di kursi yang didepannya terdapat sebuah meja kantor lengkap dengan komputer dan berkas-berkas lainnya.
Sang guru yang tadi tengah menjabarkan apa yang dilihatnya kemudian memperlihatkan sebuah foto dua orang berbeda jenis tengah keluar dari ruangan yang sama.
"Entah apa yang dilakukan oleh keduanya sampai-sampai membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyelesaikan masalah kemarin.
Yah kalau memang pak Adam ingin memberikan hukuman ataupun peringatan pada siswi itu beliau sebetulnya harus tau aturan pak,waktu bel jam pulang sudah berbunyi tandanya beliau harus menyudahi semua urusan yang ditanganinya dan bisa diselesaikan besok,hal seperti itu juga tidak akan membuat semua orang yang mengetahui hal itu menjadi berburuk sangka dengan beliau" ujar sang guru masih terus memancing amarah dari sang kepala sekolah.
Sang kepala sekolah amat sangat kebingungan dengan situasi ini.
Dirinya tau bahwa apa yang dilakukan oleh guru bk sekolahnya sangat tidak terpuji.Walaupun kalau saja mereka mempunyai bukti bahwa keduanya tak melakukan apa pun tetapi tetap saja perbuatan tersebut mengundang semua orang untuk berburuk sangka padanya.
Tetapi disisi lain ia juga bimbang akan memberikan hukuman apa yang bisa ia berikan pada Adam,fakta bahwa Adamlah yang mempunyai sekolah ini terus menghantuinya.
Sebenarnya sah-sah saja jika sang kepala sekolah memberikan sanksi ataupun teguran untuk Adam karena memang disini statusnya adalah seorang pengajar yang sikap dan perilakunya harus benar-benar dijaga.
Tetapi sepertinya bukan hanya fakta yang diketahuinya seorang diri itu yang membuat sang kepala sekolah ragu untuk bertindak,seperti ada alasan lain lagi yang coba ia tutupi agar tidak diketahui banyak orang.
"Assalamualaikum,permisi"salam seseorang dari luar kantor kepada sekolah tersebut.
Sang kepala sekolah yang memang ingin mencari topik lain pun seakan mempunyai penyelamat karena kedatangan seseorang yang berada dibalik pintu ruangannya tersebut.
"Waalaikumsalam,silahkan masuk!"ucap sang kepala sekolah mempersilakan orang yang berada di luar untuk masuk ke dalam.
Disana didepan pintu ruangan tersebut terdapat salah satu orang yang menjadi penyebab perdebatan tersebut.
Riana.
Dia mungkin tak tau bahwa kedatangannya keruangan tersebut malah membuat ia memperoleh masalah baru yang amat sangat tak terduga...