Hannoic War part 3
"Suatu yang kecil bisa berubah menjadi hal besar"
-Cassandra yang Agung
Kemunculan
Disebuah Aula pemerintahan Toran Garius dengan penampilan keras berjalan didampingi beberapa bodyguard dengan armour merah.
Semakin ia berjalan masuk keAula terdengar suara bising seperti obrolan dan sejumlah keributan.
Kemudian Toran berjalan, terang cahaya matahari dari jendela menerangi wajahnya. Dihadapannya terdapat puluhan orang berdebat dan berkelahi soal pendapat dan ide.
Terpampang dihadapannya Aula luas dengan kursi susun batu dipinggir ruangan Aula pemerintahan yang luas ini.
"Ahh....sudah lama aku tidak masuk keAula senat setelah lama bertarung difront utara dengan Dwarf" ,Ucap Toran sambil menoleh melihat setiap orang diruangan itu.
"Tuan Menteri perang sudah datang!" ,Ucap bodyguard disamping Toran.
Kemudian seluruh ruangan perlahan menjadi senap.
Pria tua itu cuma mengangkat tangannya sambil melepaskan sarung tangannya menunjukkan rasa hormat kehadapan senat.
"Baiklah! Semua duduk ditempat masing-masing! Hari ini kita lakukan pertemuan!" ,Ucap Toran sambil menepuk tangannya menginstruksikan para senat untuk bergerak.
Satu persatu orang diaula kemudian duduk dikursi masing-masing.
Toram menoleh kesekililing ruangan mencari dan menatap beberapa orang.
"Dimana anakku, Ballis?" ,Ucap Toran berbisik bertanya kepada bodyguard dengan armour merah disampingnya.
"Vesius masih difront barat melawan orang-orang Dalmatia dia takkan sempat datang" ,Ucap bodyguard itu menjawab pertanyaan tuannya.
"Hm nampaknya front Dalmatia mulai cukup keras dan sibuk" ,Ucap Toran sambil kembali menoleh kehadapan senat.
Kemudian ia maju kedepan lebih mendekat kepada senat dengan tegap ia memperlihatkan tubuhnya yang masih kuat meskipun tua itu.
"Hari ini! Aku Toran Garius! Sang menteri perang! Mengambil pertemuan untuk seluruh senat yang bisa datang!" ,Ucap Toran berteriak sambil mengangkat satu tangan kehadapan senat.
"Pertama-tama aku ucapkan terima kasih kepada senat yang bisa datang dari berbagai penjuru Victa untuk membantuku melaksanakan pertemuan ini" ,Ucap Toran sekali lagi menyambung ucapannya setelah mengambil nafas sebentar.
"Seperti yang kalian tahu aku telah mengambil komando difront utara dan telah mengamankan para Dwarf" ,Ucap Toran menoleh tajam kehadapan senat.
"Tapi dari yang sudah aku dengar kalau saat ini kita memiliki kekurangan sumber daya dan tenaga manusia terutama difront utara melawan Elf Dan orang-orang Tyronia" ,Ucap Toran sambil membuka sejumlah surat-surat dari kotak-kotak yang berada dihadapan senat.
Dan memperlihatkan sejumlah surat tentang bagaimana krisis sumber daya diberbagai front.
"Dan untuk itu kita sebagai kepala Republik Victa! Senat! harus mengambil tindakan" ,Ucap Toran sambil kembali menatap tajam kesenat.
Sempat terjadi hening tapi kemudian seorang senat muda berdiri dan berkata.
"Kita harus merekrut beberapa pasukan milisi dari petani dan beberapa pasukan bayaran lainnya!" ,Ucap anak muda itu dengan semangat.
"Dasar bodoh! Kita tidak punya banyak sumber daya dan harta yang banyak untuk membayar prajurit bayaran dan mempersenjatai milisi!" ,Ucap salah seorang orang tua sambil berdiri.
"Bagaimana kalau kita naikkan pajak!" ,Ucap salah satu anak muda lain disenat berdiri berteriak meneriakkan idenya dengan semangat.
"Itu ide bodoh! Kita baru saja menghancurkan pemberontakan besar digolongan Aquantia diutara beberapa bulan yang lalu! Mereka hampir saja berbaris keIbukota!" ,Ucap seorang senat berdiri menunjuk kehadapan senat muda tadi yang mengajukan kenaikan pajak.
"Kalau tanpa pasukan front barat melawan Tyronia yang memberikan bantuan untuk melawan mereka mungkin kepala kita sudah ditombak sekarang! Kita harus menjaga agar tidak ada pemberontakan lain!" ,Ucap senat itu melanjutkan bicaranya.
"Kita harus mengerahkan sebagian besar pasukan difront Dwarf agar kefront barat melawan orang Damaltia!" ,Ucap salah satu senat.
"Tidak kita harus menguasai Tyronia secepatnya! Mereka lemah! Kita harus mengerahkan sebagian besar pasukan kita kesana!" ,Ucap salah satu senat menentang ide senat tersebut.
"Lemah!? Emang kau pikir berapa banyak pasukan yang harus kita kerahkan dan korbankan beberapa bulan yang lalu melawan mereka!" ,Ucap salah satu senat lagi.
Kemudian senat berubah menjadi tempat perdebatan yang panas, semuanya mengkritik ide satu sama lain dan kata-kata kotor mulai terdengar begitu juga dengan kata-kata kritik seperti pengkhianat dan pembunuh.
*Tam! Tam! Tam! Tam!* ,Pukul tangan tua kuat Toran kekotak dihadapannya membuat hening senat.
"Hentikan kegilaan ini! Aku kesini untuk memanggil pertemuan untuk senat! Bukan kumpulan orang kotor yang berkelahi satu sama lain! Pertama kita harus menyelesaikan kekacauan dinegeri ini akibat pemberontakan Aquantia beberapa bulan yang lalu" ,Ucap Toran dengan tatapan yang lebih tajam kesenat.
Senat hanya bisa terdiam dan ketakutan kepada Toran.
"Kita panggil seluruh pasukan dari berbagai front dan lakukan perburuan bandit serta kembalikan keamanan, hentikan kekacauan yang aku tinggalkan dibelakang ini" ,Ucap Toran sambil memakai sarung tangannya.
"Yang tidak setuju angkat tangan!" ,Ucap Toran dengan keras kesenat.
Tidak ada satupun senat yang mengangkat tangannya hari itu dan semua senat setuju untuk ide Toran.
*Whreek!* ,Suara rusa terkena tembakan panah dan segera mati
"Ya! Akhirnya kita dapat 4 rusa! Sudah lama aku tidak mendapat banyak hasil buruan seperti ini!" ,Ucap Ayah Filda dengan wajah senang sambil memegang busur ditangannya setelah menembak.
"Hanno! Cepat angkut rusanya! Apa yang kau tunggu! Jangan habiskan banyak waktu!" ,Teriak Ayah Filda kepada seseorang dibelakangnya.
"Baik paman" ,Ucap pria dengan wajah yang lembut dan putih.
mukanya tenang, dengan rambut hitam menutupi sedikit bagian dari dahinya.
Kurus dan lumayan tinggi, otot ada tapi tak sebanyak ataupun keras.
Kelihatan pria tersebut menggandeng 3 rusa lainnya yang lebih kecil dikeranjang kayu.
"Hm..Hanno nampaknya kau memiliki sedikit kekuatan" ,Ucap Ayah Filda sambil memegang dagunya memandang pria yang ia panggil Hanno itu.
"Iya aku cuma beberapa kali mengangkat barang angkutan" ,Ucap Hanno dengan wajah tenangnya.
"Hm aku tidak tahu siapa sebenarnya dirimu kau nampaknya tidak memiliki pekerjaannya yang jelas" ,Ucap Ayah Filda.
"Iya" ,Ucap Hanno sekali lagi dengan tenang.
"Mari kita pulang kita akan makan kenyang hari ini" ,Ucap paman tua tersebut sambil merapikan posisi panahnya.
Hanno kemudian terdiam sebentar dan menoleh kesuatu lokasi, ia melihat lokasi tersebut. Terlihat lapangan rumput kosong dengan pohon mengelilingnya, Hanno terus menatapnya merenungi sesuatu.
"Hei! Kau merenung apa Hanno!?" ,Ucap paman tua itu berteriak kepada Hanno yang merenung terlalu lama.
"Hm? Tak ada pak" ,Ucap Hanno menoleh kembali kepaman tua tersebut.
"Itukan tempat dimana aku menemukanmu 4 bulan yang lalu" ,Ucap paman tua itu menatap lokasi yang Hanno perhatikan tadi.
"Iya pak" ,Ucap Hanno.
"Ngomong-ngomong kau tidak berbohong kalau kau lupa tentang tempat tinggalmu bukan?" ,Ucap paman tua menatap serius kepada Hanno sambil mengangkat satu alisnya.
"Tidak pak" ,Ucap Hanno sekali lagi dengan tenang sambil berjalan.
"Jangan berbohong padaku anak muda aku itu tahu bagaimana wajah orang berbohong karena aku telah melihatnya berkali-kali" ,Ucap paman tua ikut berjalan sambil menatap Hanno dengan tatapan tajam.
"Tenang saja pak aku tidak berbohong" ,Ucap Hanno sambil mencoba menahan beban tas keranjang berisi 4 rusa dipunggungnya dengan berjalan.
Keduanya kemudian berjalan dan dalam beberapa menit sampai kerumah tempat paman tua itu tinggal.
Terlihat Filda sedang melakukan ritualnya lagi dan sedang berdoa dengan bisik-bisik didepan rumahnya.
"Heh! Lihatlah gerakan aneh itu entah bagaimana anak perempuanku yang imut bisa berubah menjadi fanatik menjijikan seperti itu" ,Ucap paman itu berjalan dengan wajah yang tidak senang.
Kedua pria itu kemudian mendekati rumah tersebut dan segera Hanno duduk dan meletakkan hasil buruannya.
"Oi Filda! Cepat ambil pisau penyembelih binatang seperti biasanya didapur" ,Ucap paman itu berjalan mendekati Filda dan kemudian menepuk bahunya.
Filda kemudian menoleh keayahnya dan dalam wajah marah ia berbicara.
"Ayah! Sudah kubilang ratusan kali kalau jangan ganggu aku saat beriba-"
"Iya iya kau beribadah kepada tuan cahaya yang suci atau apalah itu sebaiknya cepat ambilkan aku pisaunya dan jangan lupa ambilkan aku anggur" ,Ucap paman itu.
Filda hanya dengan langkah kaki marah masuk kerumah.
Sementara itu seorang wanita terlihat mendekati rumah paman tua itu dan berjalan mendekati Hanno