Sementara di Tokyo, di sekolah Yocchan ... guru kesehatan yang tadinya menjaga UKS panik begitu tahu Yocchan tidak ada di ruang UKS lagi. Tentu saja panik dan kaget histeris, sampai bertanya-tanya dalam dirinya ... anak yang merupakan keturunan Yakuza ini ada di mana? Apa tadinya dia hanya pura-pura sakit? Jendelanya juga terbuka.
Guru kesehatan segera berlari dan melapor kasus ini ke wali kelas dan kepala sekolah. Ketua kelas yang tadinya dipercaya menjadi saksi mata Yocchan menjelaskan kejadian sebelumnya sebelum Yocchan pergi dari UKS.
Wali kelasnya pun segera memberitahu kedua bodyguard yang menjaga Yocchan di luar sekolah tapi, dari tampangnya saja sudah jelas mereka berdua tidak tahu sekarang Yocchan ada di mana? Bahkan saat menghubungi ponselnya saja tidak terkoneksi.
"Jangan-jangan ... dia kabur dari sekolah?" kata ketua kelas yang menyatakan pendapatnya dengan wajah mencemaskan Yocchan itu sebagai teman sekelasnya.
"Coba telepon bos besar!" pinta salah satu bodyguard Yocchan. Dia mengira jikalau Yocchan kabur, pasti dia pulang ke rumah. Yocchan yang mereka kira adalah anak yang pemurung yang tidak mungkin pergi jauh dari kota ini.
Begitu menghubungi bos besar yang merupakan Ayah Yocchan ini.
"APAAAA!!?" suara dengan nada tinggi terdengar keras di telepon tampaknya pria yang menjadi bos besar ini langsung marah-marah mendengar Yocchan tidak ada di sekolah.
Ayah Yocchan merasa, anaknya pasti diculik oleh seseorang dari kelompok Yakuza lain. Padahal anak itu menjadi pewaris organisasinya nantinya ....
Beberapa menit kemudian, kedua bodyguard itu disuruh pulang.
Tentu saja Ayah Yocchan murka pada mereka berdua karena tidak becus menjaga anaknya. Tidak ada kata ampun! Mereka langsung dipecat di detik itu juga. Sementara istrinya langsung syok mendengar hal itu, dan dia pingsan di depan suaminya.
Ayanya Yocchan juga menyalahkan pihak sekolah yang tampaknya tidak bisa mendidik anak-anaknya dengan baik karena masih ada beberapa preman sekolah yang menyerang anaknya seperti yang dikatakan gadis yang merupakan teman sekelas Yocchan itu.
Gadis yang merupakan ketua kelas itu juga bertanya-tanya, di mana Yoshimura Kodame saat ini?
Yocchan memang tidak bersalah, dia tidak menyerang orang lain melainkan dia yang di serang, pihak sekolah tampaknya juga tidak begitu peduli dengan dirinya.
Beberapa menit kemudian, begitu istri dari Yoshihide Kodame alias ayah Yocchan ini tersadar, dia menangis dalam pelukan suaminya ... sungguh istri yang begitu manja tapi, dia tidak ingin anak yang menjadi pewaris organisasi keluarga Yakuza ini pergi begitu saja. Dia segera meminta suaminya untuk mencari Yocchan.
Tapi ....
Saat dia merasa, anaknya sudah tidak ada lagi di kota ini, dia mengira anaknya kabur ke luar kota. Yoshihide Kodame dan istrinya perlu mendinginkan kepala sejenak. Bisa jadi anaknya ini kabur karena keinginannya sendiri ....
'Apa aku kurang baik dalam mendidiknya?'
'Apa aku memiliki kesalahan fatal yang tidak bisa diperbaiki dengannya?'
'Apa selama ini yang kuberikan pada Yocchan kurang ya? Baik harta, tahta, maupun kasih sayang ....?'
'Yocchan, kenapa kau tidak memberitahu kami apa yang sebenarnya yang kamu inginkan?'
Yoshihide berkaca-kaca begitu meraih foto anaknya yang masih SD yang tersenyum riang masih imut-imutnya. Tentu saja membuat mereka semua yang ada di rumahnya itu sedih tanpa kehadiran Yocchan.
Yoshihide akhirnya mengurungkan pihak sekolah yang dirasa tidak becus itu untuk tidak melakukan pencarian. Biar dia yang mencari anaknya seorang diri.
"...."
Di mana kau, Yocchan?