Chereads / Ketika Cintamu Bersemi di Bulan April / Chapter 21 - Di Saat Merasa Sungkan

Chapter 21 - Di Saat Merasa Sungkan

"Ah, tunggu Iori—"

"Apa kau pasti takut, ya. Maaf aku ingin pulang!" seru Iori dengan memasang ekspresi keberatannya karena hendak pulang dicegah oleh perkataan 'tunggu!'

"Ah, maaf, aku cuma ingin bertanya ... gadis yang ditindas itu siapa namanya?" tanya Yoshimura dengan serius saat memandang Iori.

"Oh, ternyata." Iori memasang ekspresi datar saat menatap Yoshimura, itu artinya dia dalam mode serius.

"Nama dari gadis itu adalah Kisaki." Iori memberitahunya.

"O-oh, terima kasih telah memberitahuku." Ucap Yoshimura dengan memasang senyum penuh rasa syukur.

Kemudian, Iori pun meninggalkan ruang kamar Yoshimura.

Malam itu Yoshimura yang istirahat sejenak setelah Iori pergi, dia kedatangan oleh seorang tamu perempuan dengan membawa sekota bento.

Dia pikir tamu yang menjenguknya itu adalah gadis yang bernama Kisaki itu. Sekalian Yoshimura ingin memastikan mengapa gadis itu dibully di kelas?

Ternyata yang datang malam itu adalah istri sang pemilik kontrakan.

Di samping Yoshimura senang karena orang yang di dekatnya ini sangat peduli dengan keberadaannya di Osaka, dia merasa sungkan dengan kebaikan sikap orang yang merupakan juragan kontrakannya ini.

Dia sangat menghormatinya namun, sikap mereka pada Yoshimura itu layaknya seperti keluarganya sendiri, itu yang membuat Yoshimura sungkan.

Terlebih lagi, jika dia tidak membalas kebaikannya ....

Namun dilihat dari sikap mereka yang peduli pada Yoshimura, mereka tidak membutuhkan balasan semacam apa pun.

****

"Kamu harus makan banyak, agar cepat sembuh." Ucap sang istri pemilik kontrakan itu dengan nada lembutnya pada Yoshimura saat dia sedang meletakkan kotak makanan itu di atas lemari kecil dekat Yoshimura.

Sang perawat belum memberikan makanan untuk Yoshimura, biasanya kalau opname di rumah sakit itu tidak boleh menerima makanan orang dari luar. Tapi, karena sang dokter atau perawat tidak mengecek ke sini, dan Yoshimura juga merasa agak lapar, akhirnya dia memakan makanan yang telah dibawakan oleh istri sang pemilik kontrakan itu.

"Terima kasih telah peduli padaku." Ucap Yoshimura bersyukur yang kemudian meraih kotak makanan itu. Lalu, istri sang pemilik kontrakan itu duduk di dekat Yoshimura sambil memasang senyum lembutnya dan melihat remaja yang dia kira baik ini hendak mencoba masakannya untuk pertama kalinya.

"...."

"Uwaaaaah~" Yoshimura begitu terkesan melihat keindahan masakan itu. benar-benar tampak seperti bento yang biasa dijual di luar namun itu lebih unik. Namun, entah kenapa saat melihat masakan yang dibawakan oleh istri sang pemilik kontrakan itu, dia jadi teringat oleh masakan ibunya ....

Selama ini dia sadar kalau dia selalu diperhatikan oleh ibunya tapi, karena aturan dalam keluarganya itu membuat Yoshimura tidak betah di rumahnya. Dia harus memenuhi keinginan orang tuanya sekalipun dia dimanja.

Berbeda saat dia memiliki orang-orang yang memberinya sesuatu dengan tulus tanpa mengharapkan bayaran apa pun.

Begitu dia membuka bentonya itu setelah dia berseru karena terkesan, perlahan dia terdiam membisu, matanya berkaca-kaca dan tiba-tiba dia merasa ingin menangis.

Saat sang istri pemilik kontrakan itu mengetahuinya Yoshimura yang setelah membuka bento itu menjadi pemurung, akhirnya dia bertanya, "Kenapa kau Yoshimura? Apa ada yang sakit di dalam dirimu?" dia mengkhawatirkan anak lelaki yang ada di depannya ini sambil memengang pundak Yoshimura dengan maksud agar lebih tenang.

"A-ah, tidak!" seru Yoshimura yang kemudian berusaha tersenyum meski pahit. Dia merasa perasaan ini tidak dibutuhkan saat memakan bento.

Lalu, Yoshimura memandang istri sang pemilik kontrakan itu dengan mempertahankan senyum lembutnya, "Tidak apa-apa. Hanya saja ... aku teringat sekilas masa laluku tadi tapi, itu bukan hal yang penting, kok." Jelasnya.

"Um, begitu ya," ucap istri sang pemilik kontrakan itu dengan nada dan ekspresi khawatirnya. Tentu saja dia memang masih mengkhawatirkannya, dia perlahan menjauhkan tangannya dari pundak Yoshimura yang tampak menyedihkan itu. Bagi dia yang telah menjadi tua itu, rasanya tidak baik apabila menanyakan masa lalunya, karena bukan termasuk sikap peduli lagi melainkan seperti mencampuri urusan orang lain.

Istri sang pemilik kontrakan ini berusaha untuk tidak seperti itu pada Yoshimura.

"Ah~ silakan dimakan, jangan sungkan!" seru istri sang pemilik kontrakan itu dengan lembutnya.

"Ya, terima kasih." Beribu terima kasih ingin Yoshimura ucapkan pada wanita cantik yang ada di sampingnya itu. Dia segera makan dengan begitu lahapnya.

"Bagaimana rasanya?" tanya istri sang pemilik kontrakan itu dengan ekspresi penasarannya.

"Hmm enak. Ini benar-benar enak!" seru Yoshimura yang ingin menghabiskan satu kotak makanan itu, bagi dia itu adalah porsi yang pas.

"Ah~ syukurlah." Wanita di dekatnya itu terasa senang dengan jawaban yang dilontarkan Yoshimura, "Lain kali aku akan memasak lagi untukmu, jika ada yang kau suka silakan sebutkan saja!" serunya dengan rasa bersemangat.

Tentu saja rasa masakannya enak, selain menjadi pemilik kontrakan, mereka berdua ini merintis usaha dengan membuka kedai Takoyaki.

"A-ah, aku malah menjadi sungkan."

"Jangan sungkan, anggap saja aku ini sedang memanjakanmu."

"Hmm ... itu nanti malah membuat suami Anda dan anak-anak Anda salah paham."

"Ah~ tidak juga. Selama mereka yang baik itu ada di sekitar kami, kami akan memperlakan mereka dengan baik juga." Ucap istri sang pemilik kontrakan itu dengan optimisnya.

"Tapi, justru aku terkesan seperti merepotkanmu kalau seperti ini." Kata Yoshimura yang meresponsnya dengan ekspresi keberatannya. Kenyataannya, dia bukan orang baik yang wanita ini perkirakan.

****

Yoshimura segera menyudahi makannya, dan wanita di dekatnya itu berusaha membantu membereskan wadahnya. Tentu saja selain makanan, dia juga membawa teh hijau.

Istri sang pemilik kontrakan ini sengaja pergi ke rumah sakit sendirian karena sang suaminya masih di kedai dan sibuk melayani pelanggan yang datang. Apalagi saat malam hari, itu adalah waktu yang ramai bagi kedai ini.

Dia juga tidak bisa lama-lama di sini begitu sudah memastikan Yoshimura telah memakan masakannya hingga tidak bersisa itu, dia hendak pulang setelah beberapa pembicaraan pendek.

....

Sementara Yoshimura, walaupun sedang berbincang-bincang dengan istri sang pemilik kontrakan itu, dia sedang memikirkan bagaimana membalas kebaikan orang-orang ini?

Dia merasa sungkan karena dia tidak pernah seperti ini.

Begitu istri sang pemilik kontrakan itu beranjak berdiri dari tempat duduknya ....

Yoshimura memiliki ide yang cemerlang!

'Bagaimana kalau aku membantu mereka bekerja di kedainya?'

'Apa itu bisa diterima sebagai balasan dari kebaikan mereka padaku?'

________

To be Continued