Chapter 12 - LDR #12

Beryl yang melepas kedua kalinya dan menoleh ke Embun dan Keyra, tatapan membunuhnya bikin mereka berdua kabur.

Diandra yang tau kedua temannya kabur berusaha melambaikan tangan untuk meminta bantuan mereka, tapi sayang lambaian tangannya sudah telat, karena mereka berdua sudah lari terbirit saat sang presdir mengeluarkan pandangan mematikan.

"Mau minta tolong ke siapa sayang?" Tanya Beryl.

"Aku mau permisi pak," ijin Diandra.

"Siapa yang ngasih ijin kamu buat pergi." Ucap Beryl dingin.

Beryl langsung menarik tangan Diandra untuk ngajak dia makan di cafe deket kantor.

Mereka berdua tidak sadar kalau dari tadi ada yang memperhatikan mereka berdua dari sudut yang tersembunyi.

Beryl membukakan pintu mobil buat Diandra.

"Masuk," perintah Beryl.

Diandra yang sudah enggan berdebat dengan Beryl, hanya menuruti apa yang bosnya perintah, dari pada kejadian tadi terulang lagi.

Di tengah jalan keduanya saling diam tak ada yang memulai berbicara atau sekedar curi pandang.

"Apa yang kamu lakukan Beryl," batinnya

"Kenapa kamu begitu tidak bisa mengendalikan diri kamu, kalau ketemu Diandra," lanjutnya.

"Malu banget aku, ternyata dia begitu berani dan gak suka kalau di tantang, tau gitu aku nurut sama dia buat ikut lunch," batin Diandra.

Keduanya sama sama sibuk dalam pikirannya masing masing.

Sampai tiba berhenti di lampu merah, Beryl menyodorkan ponsel miliknya ke Diandra.

Diandra yang tidak mengerti maksut Beryl mencoba mencari jawaban dengan memandang Beryl.

Beryl yang mengerti tatapan Diandra menghembuskan nafasnya dengan kasar.

"Catat nomor kamu di ponselku," perintahnya.

"Buat?" Tanya Diandra.

"Emang aku nyuruh kamu bertanya," ucap Beryl.

Diandra yang sudah merasa mendidih hanya menuruti permintaan bos gilanya tersebut.

"Udah," sungut Diandra sambil menyodorkan kembali ponsel itu ke tuannya.

"Bagus anak pintar," usap tangan Beryl ke kepala Diandra.

"Apaan sih ni orang, tadi pagi aja manis banget, sekarang malah kayak temennya setan."  Batinnya.

"Jangan suka bicarain orang dalam hati," sindir Beryl.

Diandra yang melotot mendengar ucapan Beryl, langsung mendengus kesal.

"Jangan sok tau!!" Ucap Diandra.

"Engga sok tau, emang bener kan?" Tanya Beryl.

"Engga," jawab Diandra.

"Engga salah lagi,"  lanjut Beryl.

Mereka berdua sudah sampai di cafe, lanjut pesan makan, sambil nunggu pesanan datang Beryl ngajak Diandra yang mukanya masih manyun gara gara Beryl berhasil godain Diandra di dalam mobil.

"Gak ada ekspresi yang lebih jelek itu muka?" Tanya Beryl.

Jadilah semakin manyun muka Diandra memperlihatkan kalau dia semakin marah dan merajuk.

Beryl yang semakin gemas melihat muka Diandra membuat dia kepikiran untuk mengerjai Diandra.

"Masih betah mukanya gitu?" Tanya Beryl.

"Iya!!!" Jawab Diandra ketus.

"Yaudah lanjutin aja, tapi jangan salahkan aku ya kalau aku berbuat berani dan frontal diluar dugaan kamu," ucap Beryl.

Diandra yang masih betah dengarkan ejekan Beryl tidak mempunyai keinginan untuk berbaikan dengannya. Meskipun sedikit mendapat ancaman dari sang boss.

"1...2....ti...." Ucap Beryl.

Diandra yang mendengar hitungan Beryl

"Tigaaaaaaaa....Hiiiiiiiii," Diandra langsung memajang senyum pepsodentnya sambil mendekatkan wajahnya di depan wajah Beryl.

Beryl yang ketawa lepas melihat Diandra langsung mencubit kedua pipi wanita cantik yang berada di depannya.

"Saakit..." Ucap Diandra.

"Siapa suruh memperlihatkan muka imut kamu di depan muka ku, mana deket lagi, buat aku gemas," ujar Beryl.

"Aku ini lagi marah pak," bukannya bapak marah malah bilang gemas.

"Marahnya kamu, gemasnya aku, you know," ucap Beryl.

"Tau ah terserah bapak aja."

Ritual makan sudah selesai dan mereka pun siap balik ke kantor untuk melanjutkan kerjaan.

Setelah sampai di parkiran khusus orang tinggi di Rabbani group, Diandra yang mau buka pintu mobil ternyata gak bisa.

" Pak, buka kuncinya," perintah Diandra.

"Gak mau," ucap Beryl.

" Paaaakkkkk." Ucapnya manja.

"Jangan pakai suara merdu kamu untuk menggodaku sayang," ujar Beryl.

Rindu yang mendengar kata "sayang" kedua kalinya membuatnya membelalakkan mata, dan  melongo menghadap ke Beryl.

"Tutup mulut kamu sayang atau kamu bakalan ngeces loh" goda Beryl sambil menahan ketawanya agar tidak lepas.

"Bukaaaa.......atau aku akan minta tolong," ujar Diandra.

Beryl yang sudah membuka seat beltya lalu menghadap dan mendekati Diandra, membuat nafas Diandra yang kencang terlihat oleh Beryl,

"Bapak mau ngapain?" Tanya Diandra.

"Aku mau....." Sambil terus mendekat ke wajah Diandra yang cantik.

"Pak, jangan macam macam." Ucap Diandra.

"Aku gak bakalan macam macam sama kamu, palingan cuma satu macam aja," balas Beryl.

Tangan Beryl yang sedari tadi melepas seat belt Diandra secara perlahan membuat Diandra tidak sadar.

Nafas yang semakin menderu, semakin terlihat jelas ditambah mata Diandra yang mulai menutup. Membuat Beryl semakin ingin tertawa lepas.

"Aku hanya ingin ini," sambil menunjukkan tangan yang megang seat belt.

Diandra yang melihat tangan Beryl megang seat belt membuatnya malu bukan kepayang.

"Ampun....kenapa aku bisa negatif thinking ke dia," batinnya.

"Ingin rasanya aku pergi kutub utara," pikir Diandra.

"Kamu mikir aku mau ngapain kamu sayang?" Ucap Beryl.

"Engga ada," 

"Atau kamu ingin aku..." Ucap Beryl.

"Engga, stop ya pak," ujar Diandra.

"Ada syaratnya," ucap Beryl.

"Kamu gak boleh manggil aku pak," perintah Beryl

"Tapi kan.....," Balas Diandra.

"Kalau di kantor kamu boleh manggil aku pak, tapi kalau kamu sudah diluar kantor atau berdua sama aku, kamu gk boleh manggil pak," ucap Beryl.

"Ssssiiap pak, eh Beryl." Ucap Diandra.

Beryl yang melihat tingkah Diandra membuat dia tersenyum,senyum yang sudah lama hilang dari Beryl.

"Aku mau masuk dulu pak, cuma tinggal 5menit, kalau aku telat bisa berabe ini."

"Hmmmm pergilah, atau mau bareng aku pakai lift khusus biar gak antri?" Tanya Beryl.

"Tidak terima kasih, aku gak mau nambah masalah," ucap Diandra.

Beryl yang mengerti maksut. Diandra langsung mempersilahkan masuk duluan ke kantornya.

"Cantik dan aku harus mendapatkan hati kamu Diandra Sasikirana," batin Beryl sambil melihat wanita cantik itu yang sedang berjalan menuju pintu utama kantor sebelum menghilang sempurna.

Beryl menyusul memasuki kantor untuk menuju ruangannya, di dalam lift dia kaget yang melihat daddy sama mommynya yang berada di dalam lift mau keluar.

"Mommy, daddy...."panggilnya.

"Kamu dari mana aja, mommy sama daddy mau ngajak kamu makan siang, sampai jam istirahat usai kamunya gak balik balik," ujar mommy.

"Sorry mom, aku ada urusan....." Beryl yang melihat Riko supaya kompak jawabannya.

Riko yang ngasih kode membuat Beryl mengerti akan kode apq itu.

"Urusan apa?" Tanya mommy.

"Urusan tender mom, biasalah." Ujar Beryl.

"Tapi anak mommy udah lunch kan?" Tanya mommy Sakya.

"Udah dong mom," jawab Beryl.

Anggasta yang mulai tadi hanya jadi pendengar setia,memilih hanya memandang mereka yang sedang berbincang.

"Dad, are you ok, kok tumben diam aja?" Tanya Beryl.

"Ya daddy baik baik aja kok, pulang kerja daddy tunggu kamu di ruang kerja dady." Ucap Anggasta.

" Ada apa dad, kok kayaknya serius banget," kata Beryl.

Anggasta yang terkesan acuh ke Beryl membuat dia heran ke dirinya sendiri kenapa dia bisa semarah itu, tau kelakuan anaknya yang sebenarnya.

"Padahal sebelum sama wanita kantor yang tadi dia biasa aja." Batin Anggasta.