"Bagus mobilnya, tapi sayang lupa servis, alhasil nyusahin yang nebeng juga." Sindir Riko.
"Oh yaudah kalau gak mau aku bisa nyari taksi, tapi kamu tetep urusin ini mobil."
Riko yang kembali menuruni mobil di tengah cuaca dingin.nya malam.
Beryl yang merasa berhasil mengelabuhi Riko yang sudah turun dari mobilnya, langsung menstater ulang mobilnya dan tancap gas.
"Bye Riko tin tin," ejek Beryl dari dalam mobil.
Riko yang masih bengong melihat Beryl yang sudah pergi jauh meninggalkannya membuat dia sedikit mengumpat dalam gumamannya.
"Sialan tu anak, awas aja nanti di rumah," ujar Riko.
Tak lama dari Riko ngedumel, ada mobil yang datang menghampiri.
Tin tin tin
Riko yang mendengar klakson mobil di belakangnya langsung menoleh kearah sumber suara berasal.
Perlahan kaca mobil turun sedikit demi sedikit.
"Pak Riko." Sapa wanita cantik dalam mobil.
Riko yang sedikit aneh, karna wanita itu mengenalinya.
"Ya, siapa ya?" Tanya Riko.
"Aku temannya Diandra pak, Embun." Sahut Embun.
"Embun? Hmmmmm oh ya aku baru inget." Jawab Riko.
"Bapak ngapain disini?" Tanya Embun.
"Saya...saya...."
"Ayuk pak saya antar, kalau emang gak bawa mobil." Ajak Embun.
"Gak usah saya nunggu taksi aja, saya gak mau ngerepotin kamu." Ujar Riko.
"Engga pak, udah ayo masuk." Suruh Embun.
"Ok, tapi saya yang nyetir ya." Kata Riko.
"Gak masalah." Kata Embun.
Di tengah perjalan mereka berdua semakin akrab sampai Riko menikmati perjalanan yang cukup memyenangkan bagi dia. Setelah sekian lama dia menutup diri buat menjalin hubungan.
"Mbun...." Panggil Riko.
"Iya pak?" Jawab Embun.
"Saya boleh minta no hp kamu?" Tanya Riko.
"Boleh, mana ponsel bapak, biar saya save." Pinta Embun.
Riko yang merogoh kantong jas kerjanya merasa kesulitan.
"Ambil aja di kantong, aku gk bisa." Perintah Riko.
"Tapi pak, kan gak sopan."
"Udah santai jangan terlalu formal sama saya, saya bukan Beryl." Jawab Riko.
"Udah ambil aja cepet ." Suruh Riko.
"Iya pak,"
"Saat merogo saku jas Riko Embun bukannya mendapatkan ponsel malah mendapatkan barang kecil yang masuk di jarinya.
" Apa ini kok bisa ke jariku," batin Embun.
Embun menarik tangannya pelan pelan dan ternyata cincin berlian yang masuk di jarinya tanpa di sangka dia berkata.
"Bagus banget,"
Tanpa mempedulikan Riko yang berada di sampingnya sedang menyetir.
"Ehem...."
Suara Riko mengagetkan Embun yang sedang memperhatikan cincin yang sudah melingkar setengah di jarinya.
"Maa....maaf pak, saya gak sengaja.," Ucap Embun.
"Bagus kalau kamu yang pake," ujar Riko.
Embun yang mendengar pujian Riko hanya nyengir kuda.
"Buat kamu aja." Ucap Riko.
Embjun yang kaget langsung melotot kearah Riko.
"Tapi pak."
"Saya gak mau dengar penolakan, cepet ambil ponsel saya dan catat nomer kamu." Perintah Riko.
"I...iya pak." Kata Embun.
Tak terasa mobil yang mereka.tumpangi sudah memasuki area perumahan rumah Riko, dimanatak lain juga merupakan rumah Beryl.
Anggasta dan istri tidak mengijinkan Riko tinggal sendiro kecuali dia sudah nikah dan berkeluarga.
"Pak, serius ini rumah bapak?" Tanya Embun.
"Iya,emang kenapa?" Tanya balik Riko.
"Berarti deket dong sama rumah saya," ucap Embun.
"Emang rumah kamu dimana?" Tanya Riko.
"Di blog H8 pak," jawab Embun.
"Oh belakang rumah dong, gak nyangka ya ternyata kita tetanggaan."
"Iya pak,"
"Yaudah aku turun dulu, makasih atas tumpangannya." Pamit Riko.
"Iya pak sama sama," balas Embun.
******
Laki laki ganteng yang sudah sampai rumah dan lagi berbaring di atas ranjang senyum senyum melihat langit langit kamarnya.
"Emang enak aku tinggalin kamu Ko.siapa suruh jadi orang nyebelin." Batin Beryl.
Bragggh
Beryl yang kaget karna pintu kamarnya di buka dengan sangat keras membuat dia bergegas bangun melihat siapa yang telah mengganggu dirinya yang sedang beristirahat.
Riko yang sudah tidak bisa mengontrol emosinya langsung mendorong Beryl ke ranjang dan menggelitiki pinggang Beryl sampai dia ketawa sampai nangis.
"Stop Ko....stop ko....." Ucap Beryl.
"Siapa suruh tadi ninggalin aku?" Tanya Riko
"Ampun gak bakalan aku ulangi." Kata Beryl.
"Hari ini aku maafkan, gak buat besok besok." Ucap Riko sambil keluar dari kamar Beryl.
Anggasta yang mendengar guyonan kedua anak laki lakinya membuat dia bahagia. Karna Riko sudah bisa melupakan kejadian kedua orang tuanya secara perlahan.
Anggasta yang awalnya mau manggil Beryl dikamarnya untuk berbicara soal wanita di kantor (Diandra) diurungkannya karna mendengar mereka lagi guyon dan saling melempar ejekan satu sama lain.
Semarah marahnya Riko kepada Beryl hanya sesaat, mereka berdua tidak pernah bertengkar hebat sampai berhari hari saling diam.
"Oh ya Ryl apa perlu aku cari tau lagi soal Diandra dan keluarganya?" Tanya Riko.
"Boleh, aku sangat penasaran ada apa dibalik sikap tegarnya dia Ko." Ucap Beryl.
"Kenapa kamu sampai rela melakukan hal sejauh ini?" Tanya Riko.
"Aku belum pernah bertemu sama wanita setegar dan sekuat dia, kalau cuma cantik dan mandiri sekarang sudah banyak." Sambung Beryl.
" Tapi kamu gak pernah jadiin dia pelarian kan? Gara gara mantan kamu yang datang beberapa hari lalu?" Tanya Riko.
"Engga lah gila kamu!" Kata Beryl.
"Aku cuma gk mau kamu melakukan sesuatu tanpa hati, karna nyeselnya ntar pasti gak ketulungan.."
Riko yang berjalan keluar kamar meninggalkan Beryl yang masih betah berbaring di ranjangnya.
Sampai di antara kamar Beryl dan Riko, Riko melihat Anggasta yang sedang berdiri di deket tangga.
"Daddy?"
"Kenapa baru nyampe? Tanya Anggasta.
"Ada urusan dad tadi," ujar Riko.
"Bukannya kamu di tinggal sama anak nakal itu?" Tanya Anggasta.
"Hmmmmmmm.....Daddy tau dari mana?" Tanya Riko.
"Daddy mendengar obrolan kamu sama anak nakal kesayangan mommy itu." Ucap Anggasta
"Riko besok besok kalau kamu bawa cewek kesini itu disuruh masuk, gak boleh di biarin langsung pulang kayak tadi." Kata Anggasta.
Riko yang bingung akan perkataan Anggasta hanya diam.
"Kenapa bengong?" Tanya Anggasta.
"Kok daddy tau?"
"Riko Pratama.....apa kamu lupa siapa daddy kamu ini?"
Riko yang hanya menunduk merasa mal.
"Jangankan itu yang hanya di depan rumah. Dikantor aja daddy tau apa yang terjadi sampai akar akarnya.bahkan kejadian tadi siang yang Beryl lakukan."
Riko diam sambil menggaruk tengkuknmya kebingungan. .
"Daddy setuju kok kalau emang kamu mau sama cewek tadi yang nganterin kamu pulang." Ucap Anggasta.
"Bukan dad, itu cuma pegawai di kantor daddy," sambung Riko.
"Beneran juga gak masalah soalnya daddy udah nyari tau semuanya soal dia.
"Riko ayolah usia kamu sudah cukup dewasa mau nunggu apalagi."
"Sabar dong dad, Riko targetkan tahun ini punya pasangan,"
"Istri????" Tanya Amggasta.
"Bukan.......tapi paca, hehehhwh."