Chapter 16 - LDR #16

"Riko besok besok kalau kamu bawa cewek kesini itu disuruh masuk, gak boleh di biarin langsung pulang kayak tadi." Kata Anggasta.

Riko yang bingung akan perkataan Anggasta hanya diam.

"Kenapa bengong?" Tanya Anggasta.

"Kok daddy tau?"

"Riko Pratama.....apa kamu lupa siapa daddy kamu ini?"

Riko yang hanya menunduk merasa malu.

"Jangankan itu yang hanya di depan rumah. Dikantor aja daddy tau apa yang terjadi sampai akar akarnya.bahkan kejadian tadi siang yang Beryl lakukan."

Riko diam sambil menggaruk tengkuknya kebingungan. .

"Daddy setuju kok kalau emang kamu mau sama cewek tadi yang nganterin kamu pulang." Ucap Anggasta.

"Bukan dad, itu cuma pegawai di kantor daddy," sambung Riko.

"Beneran juga gak masalah soalnya daddy udah nyari tau semuanya soal dia.

"Riko ayolah usia kamu sudah cukup dewasa mau nunggu apalagi."

"Sabar dong dad, Riko targetkan tahun ini punya pasangan,"

"Istri????" Tanya Amggasta.

"Bukan.......tapi pacar, hehehhwh."

"Kamu selalu kayak gitu." Ucap Anggasta.

"Riko pamit mau bersih bersih ya dad, badan Riko udah lengket bnget gak enak." Pamit Riko.

"Yaudah, terus makan." Ujar Anggasta.

"Riko udah makan tadi dad, aku langsung mau tidur aja." Ujar Riko.

*****

Beryl yang berada di dalam kamar ba

ru teringat kalau daddynya nyuruh ke ruang kerja saat dia pulang dari kantor.

"Mampus, aku lupa kalau daddy nyuruh ke ruang kerja saat pulang kantor."

Beryl yang bergegas keluar dari kamarnya langsung menuju ke salah satu ruangan di rumahnya.

Tok.....tok...tok

"Masuk,"

Jawab suara bariton dari dalam.

Melihat aura Anggasta yang tak bersahabat, membuat Beryl bingung sebenarnya ada apa.

"Dad." Panggil Beryl.

"Duduk." Perintah Anggasta yang masih betah menatap laptonya.

"Ada apa dad, nyuruh Beryl kesini? Tumben?" Tanya Beryl.

Anggasta yang sudah tidak bisa menutupi kemarahannya langsung berdiri.

"Apa kamu bisa jelaskan apa maksud semua ini?" Tanya Anggasta sambil memperlihatkan video kejadian tadi di kantor.

Beryl yang bingung mau menjawab apa, membuat dirinya merasa ada di ujung tanduk.

"Dad, Beryl bisa jelasin tapi, daddy jangan marah." Kata Beryl.

"Apa yang harus di jelaskan, apa ini kelakuan presdir kepada karyawannya."

"Dad, dengerin penjelasan Beryl dulu, Beryl emang salah, tapi biasanya juga daddy gak sampai semarah ini kalau Beryl bikin salah." Ucap Beryl.

"Karna kesalahan kamu ini sangat fatal." Sambung Anggasta.

"Maksud daddy apa?" Tanya Beryl.

"Yang jelas daddy gak suka liat kamu bersama wanita itu," ucap Anggasta dengan tegas.

"Tapi dad, aku udah terlanjur suka,  kenapa daddy jadi gini, bukankah sebelumnya daddy bebasin Beryl buat pilih pasangan, tapi kenapa daddy sekarang seakan akan daddy mau ngatur hidup Beryl." Ucap Beryl panjang lebar.

"Itu dulu, sebelum kamu kenal sama wanita kantor itu." Teriak Anggasta.

"Dad, aku gak pernah membantah apa yang daddy perintah atau pun daddy suruh, tapi untuk kali ini maaf dad, Beryl gk bisa." Ujar Beryl.

"Apa maksut kamu?" Tanya Anggasta.

"Dad, aku cuma pengen sama Diandra,lagian kenapa daddy melarang tanpa alasan yang jelas."

"Daddy gak bisa cerita sekarang Beryl," batin Anggasta.

"Kenapa daddy diam?" Tanya Beryl.

Anggasta yang langsung pergi meninggalkan Beryl yang masih berada di ruang kerjanya.

"Dad, ayolah selesain sekarang masalah ini." Teriak Beryl.

Anggasta yang tak menggubris ucapan anaknya.

"Suatu saat  kamu bakalan ngerti Beryl kenapa daddy ngelarang kamu sama Diandra." Batin Anggasta yang sedang mengintip di pintu sambil melihat anaknya yang sedang meluapkan emosinya dengan membanting barang barang yang ada di ruang kerjanya.

Anggasta yang melihat anaknya kalut sebenarnya tidak tega, tapi di lain sisi dia harus tegas karna dia gak mau anaknya kena imbas dari masa lalunya.

"Dad," panggil Sakya sambil menghampiri suaminya yang sedang berada di depan pintu mengintip anaknya.

Anggasta yang menyadari kedatangan istrinya langsung menyeka air mata yang sempet mengalir saat mengingat masa lalunya.

"Iya mom," jawab Anggasta.

"Are you okay?" Tanya Sakya.

"Iya mom, daddy baik baik aja kok, mommy belum tidur?"

"Tadi tidur tapi kaget suara pecahan."

Anggasta yang merasa bersalah karna atas perlakuannya ke Beryl, mengganggu istirahat istrinya

Anggasta hanya diam sambil memeluk erat Sakya.

"Jangan terlalu keras sama Beryl. Kita kan gak pernah negur dia sama marah." Ucap Sakya.

"Tapi mom, sekarang dia udah gede  harusnya mana yang baik, mana yang gak baik." Kata Anggasta

"Emang dia punya kesalahan apa?" Tanya  Sakya.

"Dia deket sama anak Nadia mom," jawab Anggasta.

"Nadia?????" Kaget lah Sakya setelah dengar nama itu,

"Iya, aku juga baru tau, kalau ternyta anak dia kerja di perusahaan kita mom." Kata Anggasta

"Hah???? Siapa? Bagian apa?" Tanya Sakya.

"Marketing," jawab Anggasta.

"Kita bicara di kamar aja yuk mom, biar gak ada yang denger.

Setelah menyetujui akhirnya mereka berdua menuju kamar mereka.

****""

"Di..." panggil OB ganteng bernama Keenan

Diandra yang baru saja memasuki pintu utama, langsung menoleh setelah merasa ada yang manggil namanya.

"Ada apa Kee.?" Tanya Diandra.

"Pulang kantor ada waktu gak, kalau gk sibuk aku mau ngajak jalan kamu," ajak Keenan." Liat nanti ya.

Diandra langsung meninggalkan Keenan dan menuju lift.

"Keenan kok beberapa hari ini agak aneh ya," pikirnya.

Diandra yang berada di dalam lift tidak menyadari kalau ada orang di depan lift yang sedang menunggu kedatangannya.

Bruggggh

"Dasar cewek ceroboh" ucap laki laki di depan Diandra.

"Be...eh pak Beryl maaf, gak sengaja,"

"Mikirin apa sampai sampai gk liat ada laki laki ganteng yang sedang berdiri di depannya." Ucap Beryl dengan pedenya.

"Ih bapak, pede amat,"

"Sekarang kamu ikut aku, sekarang temani aku jalan seharian,"

"Tapi pak, aku belum ijin sama atasan, tunggu bentar aku bakalan ijin dulu," ucap Diandra.

"Aku kan bilang ikut aku sekarang! Siapa yang ngijinin kamu pergi ke atasan kamu,"

Beryl yang sudah tidak mengindahkan omongan Diandra langsung menarik tangan Diandra buat diajak jalan.

Di dalam mobil tidak ada yang tegur sapa ataupun hanya basa basi.

"Pak," panggil Diandra.

Beryl yang hanya melirik dengan sekilas membuat Diandra jadi diam. Karna tidak mau menambah aura laki laki di sampingnya..

"Pak," panggil Diandra sekali lagi.

"Siapa yang kamu panggil pak?" Tanya Beryl.

"Maaf, maksud aku Beryl."

"Hmmmmm,"

" Kita mau kemana kok tiba tiba kamu ngajak aku keluar buat main seharian." Kata Diandra.

"Kamu mau kemana? Aku bakalan turutin, asal aku seharian ini sama kamu." Ujar Beryl.

Diandra yang merasa aneh membuatnya sedikit takut, ada apa sebenarnya dengan laki laki di sampingnya tersebut.