Chapter 18 - LDR #19

Flashback on

"Jauhin wanita itu atau kamu akan tau akibatnya." Ucap Anggasta.

Beryl hanya menoleh keasal sumber suara.

" Aku gak mau pa, aku sudah yakin sama Diandra, dan aku ingin serius sama dia." Ucap Beryl.

"Bagus....sekarang sudah mulai berani membantah daddy ya?" Tanya Anggasta.

"Bukan gitu dad, kalau emang daddy ngasih tau mslah apa yang sudah terjadi. Dan apa ada hubungannya sama Diandra?" Tanya Beryl.

"Kamu gak perlu tau, yang penting kamu putuskan dia atau kamu harus pergi ke Belanda, supaya hidup dia gak berantakan disini!" Ucap Anggasta.

Beryl yang terdiam membuat Anggasta semakin mendesak meminta keputusan Beryl.

"Maaf dad, aku gk bisa jauhin dia, jadi...."

"Baik kalau itu keputusan kamu, kamu kemasi barang barang kamu, lusa kamu berangkat ke Belanda." Ucap Anggasta.

"Dad gak bisa mendadak gini dong!" Ucap Beryl.

"Gak ada yang mendadak, karna daddy sudah cukup tau kamu akan milih wanita itu." Ucap Anggasta.

"Dad....Beryl mohon," Beryl yang awalnya  duduk langsung bersimpuh di hadapan Anggasta.

"Maaf Beryl, untuk kali ini daddy gak bisa maafin kamu, dan satu lagi, selama kamu ada di Belanda,kamu harus bisa kembangkan perusahaan kita yang sempat ada masalah, setidaknya meningkat 65% dari sekarang." Ucap Beryl.

"Dad, please jangan paksa Beryl." Ucap Beryl.

"Kalau kamu gak mau pergi ke Belanda, kamu harus tinggalin wanita kamu." Ucap Anggasta dingin.

"Ok tapi aku pengen satu syarat dari aku yang daddy penuhi." Ujar Beryl.

"kalau aku bisa kembangin sampai 65% dari sekarang dalam jangka waktu satu tahun, aku boleh balik ke indo kan?"

Anggasta yang mendengar kata kata Beryl, terdiam sejenak.

"Ternyata  anak ini serius sama anak Novita dan Rangga." Batin Anggasta.

"Kalau kamu bisa penuhi ucapan kamu, daddy janji, bakalan penuhi juga ucapan  daddy." Ujar Anggasta.

"Setahun ya dad, gak lebih." Tawar Beryl.

"Iya, kalau kamu sebelum satu tahun udah berhasil,kamu juga bisa langsung pulang, dengan syarat, 3bulan sekali kamu harus kroscek sendiri kesana."

"Siiiiap dad,"

Beryl yang meninggalkan Anggasta dengan langkah semangat membuatnya semakin yakin kalau dia pasti bisa mengembangkan usaha keluarganya yang ada di Belanda..

Flashback off.

"Jadi aku berani ambil keputusan sebesar ini karna aku gak mau kehilangan kamu Di," ujar Beryl.

"Berarti kita bakalan pisah?" Tanya Diandra.

"Kan cuma satu tahun sayang." Ucap Beryl.

Diandra yang mendengar kata "sayang" dengan status yang berbeda membuatnya malu dan mukanya langsung merah kayak kepiting rebus..

"Kenapa muka kamu merah merona gitu?" Tanya Beryl.

Diandra yang malu, sontak berdiri ijin ke toilet.

Beryl yang memandang ke arah wanita cantik tersebut hanya bisa banyak bersyukur dalam hati, tak henti hentinya rasa syukur Beryl panjatkan.

"Kita harus bisa melewati satu tahun kedepan." Batin Beryl.

Tak lama berselang ada yang menutup mata Beryl dari belakang, dan membuat Beryl berpikir.

"Apa mungkin Diandra? Tapi kan Diandra ke toilet," batinnya.

Beryl yang langsung berdiri dan membalikkan badan melihat siapa yang telah menutup matanya dari belakang.

"Hai sayang, kebetulan sekali kamu juga disini." Ucap Rindu.

Beryl yang tak menggubris hanya berdiri dan berdoa semoga Diandra masih lama di toilet agar dia bisa mengusir wanita ini.

Tak di sangka Rindu yang sudah duduk di kursi tempat Diandra dengan santainya membuat Beryl semakin jengah.

"Ayo dong sayang kamu duduk." Perintah Rindu.

"Siapa kamu berani beraninya merintah aku?" Tanya Beryl.

"Sekarang kamu nakal ya udah mulai berani ke aku, perasaan dulu kamu cowok penurut?" Tanya Rindu.

"Aku bisa nurut karna aku masih sama cewek bodoh, yang hanya bisa memanfaatkan aku dan uangku." Jawab Beryl.

"Maksut kamu apa?" Tanya Rindu.

"Pikir sendiri!"

"Maksut kamu aku cewek bodoh?" Tanya Rindu.

" Kalau sudah tau ngapain masih tanya, sekarang kamu berdiri dari tempat tunanganku!" Perintah Beryl.

"Apa kamu bilang? Tunangan?" Tanya Rindu.

"Iya! Apa masih kurang jelas apa yang aku bicarakan tadi?"

"Cepat pergi!" Usir Beryl.

"Aku gak bakal pergi, sampai aku ketemu sama cewek gatel yang kamu sebut tunangan kamu!" Ucap Rindu.

"Jangan sekali kali kamu ngatain tunangan aku cewek gatel, dia lebih terhormat dari kamu Rindu." Teriak Beryl.

Beberapa orang yang tengah mendengar perdebatan mereka hanya melihat kearah kedua orang yang sedang berdebat hebat di tempat umum.

"Security!" Teriak Beryl.

Beberapa orang datang mendatangi Beryl.

"Ada apa pak," tanya salah satu securit.

"Usir wanita ini dari tempat ini, karna sudah mengganggu saya dan tunangan saya." Ucap Beryl.

Rindu yang mendengar telak dari Beryl membuatnya kalut ingin rasanya menampar wanita tunangan Beryl.

"Aku gak terima kamu giniin, karna aku masih cinta kamu Beryl Hamizan Rabbani." Teriak Rindu.

Beryl yang sudah membuang muka, langsung melihat ke arah toilet yang melihat Diandra sedang merapikan tampilannya.

"Cepet bawa pergi pak," perintah Beryl.

"Jangan sentuh aku! Aku bisa pergi sendiri." Ucap Rindu.

Beryl yang berusaha mengembalikan suasana hatinya agar tidak tampak di depan Diandra kalau habis berdebat.

Diandra senyum melihat kearah Beryl, dan langsung menghampiri laki laki tampan bertubuh tegap tersebut.

Diandra akan mencoba bertanya, dia ingin tau jawaban apa yang di dapat ketika dia tanya soal wanita tadi.

"Beryl," panggil Diandra.

Beryl yang mendengar namanya disebut dengan gampang seolah olah bukan pasangan langsung memanyunkan bibirnya

"Ada apa?" Tanya Diandra.

"Ada apa kamu bilang." Ujar Beryl.

"Ya kan aku gak tau kamu kenapa?"

"Apa pantas sudah tunangan tetap manggil nama seperti barusan" kata Beryl.

Diandra yang langsung memeluk Beryl tiba tiba membuat jantung Beryl berdetak lebih cepat dari biasanya.

"Terus aku harus manggil apa?" Tanya Diandra.

"Hmmmm apa aja yang penting bukan nama." Ucap Beryl.

"Apa ya.....gak ada rekomen panggilan gitu, aku gak tau masalah gituan kan aku baru ke dua ini pacaran." Kata Diandra.

"Sayang." Ucapan Beryl spontan.

"Baiklah, tapi kalau di kantor aku manggil pak seperti biasa," kata Diandra.

"Baiklah ibu negara."

Beryl yang semakin menyandarkan kepalanya di bahu Diandra membuat orang di sekitar sedikit heran, tidak disangka laki laki yang seperti singa yang sedang lapar bisa juga bermanja manja sok imut seperti kelinci.

"Kita pergi aja yuk," ajak Diandra.

"Kok pergi kan belum makan, katanya kamu lapar?" Tanya Beryl.

"Kita makan di tempat lain aja, aku gak mau buat kamu emosi kayak tadi." Kata Diandra.

"Kamu????"

"Iya aku liat semuanya dari awal sampai akhir." Ucap Diandra.

"Terus kenapa kamu gak keluar?" Tanya Beryl.

"Karna aku tau kamu pasti bisa menghadapi dia tanpa aku. Ucap Diandra.