Chapter 11 - LDR #11

Diandra yang tidak melihat kalau Beryl berhenti melangkah, membuat Diandra menabrak punggung pria ganteng yang ada di depannya tersebut.

Brugggggh

Beryl yang menoleh ke belakangnya ingin sekali dia tertawa akibat kelakuan wanita cantik di belakangnya itu.

"Kenapa?" Tanya Beryl.

"Kenapa apanya?" Tanya balik Diandra.

"Jalan sambil nunduk gitu," tanya Beryl.

"Malu pak," jawab Diandra.

"Maksut kamu, kamu malu jalan sama aku?"  Goda Beryl.

"Bukan pak, malu karna jadi pusat perhatian," jawab Diandra.

"Oh kirain malu jalan sama aku," ucap Beryl.

"Hanya orang waras yang nolak jalan sama bapak," ujar Diandra.

"Mulai sekarang kamu harus terbiasa jalan sama aku dan bakal jadi pusat perhatian dimana mana," kata Beryl.

"Maksut ba...." Belum selesai Diandra ngomong.

Beryl sudah berjalan mendahului Diandra, semua orang yang terbengong belum bisa menetralkan keadaan dirinya yang baru saja melihat sang bos dingin sedang jalan dengan pegawai kantornya. Dan keliatan bersikap hangat.

Sampai di depan lift, Diandra berdiri di depan lift karyawan sedangkan Beryl berdiri di depan lift khusus.

"Diandara...," Panggilnya.

"Iya pak,"  jawabnya.

"Ngapain disitu, sini.....bareng aku" ajak Beryl.

Diandra yang tidak berani membantah langsung pindah di samping Beryl.

Masuk lift Beryl menekan lantai 10, lantai tempat Diandra kerja selama ini,

Keduanya keluar dari lift menuju ruangan Diandra,

"Pak, kenapa bapak kesini bukannya lantai ruangan bapak masih diatas?" Tanya Diandra.

"Aku mau nemuin atasan kamu,"

Semua orang terdiam dan langsung berdiri dari duduknya ketika salah satu dari mereka ada yang melihat kedatangan Beryl di lantai ini.

"Pagi pak," sapa semua staff marketing di ruangan itu

Beryl hanya menanggapi dengan anggukan kepala. Beryl yang langsung menuju ruangan kepala staff, tanpa menanyakan sama pegawai yang ada disana.

"Kamu ikut aku," titah Beryl ke Diandra.

Diandra yang mengekor di belakang Beryl membuat kedua sahabatnya tidak sabar untuk mengintrogasi Diandra.

Tok...tok....tok

"Masuk ada apalagi, ini masih jam kerja kalian ini ganggu saya aja," teriak orang dari dalam.

"Ada yang mau saya bicarakan dengan anda," ucap Beryl dingin.

"Pak....pak....pak Beryl." Ucapnya dengan terbata.

"Kenapa?" Beryl yang melihat kepala staff menjawab dengan nada dingin.

Beryl yang tadi hangat sudah menghilang entah kemana

"Ti..tidak apa apa pak, saya hanya kaget, tumben bapak kesini,"

"Saya mau bicara dengan anda."

Bos marketing yang biasanya keliatan songong itu kini sudah tidak mempunyai tanduk di hadapan presdirnya, ketika dia menyadari Diandra ada di belakangnya memelototi  matanya ke arah Diandra.

"Ngapain kamu disini?" Tanya kepala marketing.

"Sa...sa.....saya....."jawab Diandra.

"Saya yang ngajak dia kesini." Ucap Beryl.

"Maaf pak, silahkan duduk, gimana maksutnya," tanya kepala marketing.

"Diandra hari ini masuk telat karna saya ajak, jadi gak usah di hukum ataupun di tegur," ucap Beryl.

"Tapi pak,"

Belum sempat kepala marketing bicara, Beryl sudah berdiri dan mengajak Diandra untuk keluar.

"Permisi pak," pamit Diandra.

Setelah menutup pintu Beryl pamit ke Diandra

"Aku tinggal ya," pamit Beryl.

Diandra yang mendengar ucapan itu dari presdir dinginnya membuat dia merona malu.

Beryl yang melihat muka Diandra menahan malu, cuma tersenyum tipis dan berlalu pergi dari ruangan itu.

Kepergian Beryl membuat suasana ruangan marketing riuh tak bisa di kontrol, karna kekepoan  teman Diandra pada kedatangan Beryl di ruangan itu, di tambah Diandra yang bersamanya.

"Oh my god Di....,..aku gak mimpi kan?" Tanya  Embun

"Di,seriusan itu barusan presdir bareng kamu?" Tanya salah satu temannya

"Kenapa sih kalian ini, iya barusan itu pak Beryl presdir kita."

"Mau dong aku jadi kamu Di...deket sama pak Beryl," ucap teman Diandra.

Diandra yang cuma geleng geleng kepala melihat teman temannya membuat dia cekikikan sendiri setelah sampai di meja kerjanya

Embun dan Keyra yang belum puas dengan jawaban Diandra membuat mereka berdua ingin mengintrogasi Diandra, tapi mereka sadar kalau ini masih jam kerja..

"Ntar kita introgasi gimana Key, setuju gak?" Tanya Embun.

"Setuju banget" jawab Keyra.

"Sekarang kita lanjut aja dulu kerjanya, istirahat kita langsung tanya tanya sepuasnya." Ajak Embun.

Istirahat

"Kita ke kantin yuk" ajak Diandra.

"Hmmmmmmmmm," jawab kedua teman Diandra.

"Kalian kenapa, kok kayak gk seneng gitu?" Tanya Diandra.

"Kita mau introgasi kamu soal tadi pagi." Jawab Embun.

"Yaudah ayuk sambil makan," ajak Diandra.

" Aku janji nanti bakalan aku ceratain semuanya sama kalian,"

"Beneran?" Tanya mereka berdua.

"Iya beneran." Jawab Diandra.

Di tengah perjalanan menuju kantin, mereka bertiga bertemu Beryl yang baru saja keluar dari lift,

"Kamu ikut aku," ajak Diandra.

"Tapi pak, temanku ngajak makan bareng," ucap Diandra.

Beryl yang tidak suka kata kata tolakan, langsung menarik tangan Diandra untuk ikut dengannya makan siang di luar.

"Pak lepasin!" Ucap Diandra sambil menghempaskan tangannya.

Beryl yang tidak mau melepaskan, hanya menoleh sekilas ke arah Diandra.

"Lepasin pak!" Hempas Diandra.

Beryl yang mendengar kata itu berulang membuatnya jengkel, sampai sampai dia mendorong Diandra ke dinding dan mengunci tangan Diandra, sehingga tidak bisa bergerak lagi.

"Kalau kamu tidak bisa diam, aku bakalan cium kamu disini," ucap Beryl dengan dingin.

"Coba aja kalau berani," tantang Diandra.

Kedua temannya masih memperhatikan dari jauh dimana tempat awal bertemunya Beryl. Mereka berdua heran dengan Diandra yang begitu berani menentang ke CEO perusahaan mereka kerja.

"Sekali lagi kamu nantang aku, akan tau akibatnya." Ucap Beryl.

"Kenapa? Bapak gk bakalan berani, karna kalau bapak ngelakuin itu, reputasi bapak akan jelek," ujar Diandra.

Beryl semakin geram di buatnya.

Beryl langsung mencium bibir Diandra dan menahannya beberapa detik.

Diandra yang kaget dengan kelakuan Beryl langsung membelalakkan mata dan memberontak, tapi sayang tenaganya tak sekuat tenaga Beryl. Sehingga dia tidak bisa berkutik.

Beberapa orang yang berada disana langsung kaget, dan ikutan membelalakkan mata dan berteriak...

Beryl yang mendengar beberapa teriakan langsung mengacungkan jari telunjuknya agar mereka diam, dan langsung melambaikan tangannya agar mereka pergi.

Beryl yang menikmati ciuman itu, semakin terbuai ingin mencium lebih lama dan lebih dalam, setelah dirasa Beryl suasana sepi, dia melanjutkan aksinya dengan memegang tengkuk Diandra,

Ciuman itu semakin dalam dan tangan Beryl yang menahan  tengkuk Diandra mengusap lembut dari atas kebawah tengkuknya, yang membuat Diandra kegelian.

Beryl melepaskan ciumannya.

"Jangan membrontak kalau tidak ingin terjadi yang lebih dari ini," bisik Beryl.

"Tapi pak....."

Ucapan yang belum sempet berlanjut bibir Diandra sudah di bungkam kembali dengan bibir Beryl. Baru saja Beryl inget akan keberadaan kedua teman Diandra langsung melirik ke arah mereka berdua.

Beryl yang melepas kedua kalinya dan menoleh ke Embun dan Keyra, tatapan membunuhnya bikin mereka berdua kabur.

Diandra yang tau kedua temannya kabur berusaha melambaikan tangan untuk meminta bantuan mereka, tapi sayang lambaian tangannya sudah telat, karena mereka berdua sudah lari terbirit saat sang presdir mengeluarkan pandangan mematikan.