Chapter 7 - LDR #07

Beryl sudah mengunci pintu ruangan itu memakai remot dari meja kerjanya.

"Tolong....tolong....." Teriak Diandra.

sambil menggedor pintu dari dalam ruangan.

Beryl yang duduk di kursi kerjanya hanya memandang kelakuan Diandra.

Teriak aja sampai kamu capek, atau gk sampai tenggorokan kamu putus juga boleh.

"Apa maksut Bapak?" Tanya Diandra

"Kamu teriak sampai sekarat pun gak bakalan ada yang nolongin," ucap Beryl

"Tolong....tolong....buka pintunya," teriak Diandra.

"Ruangan ini kedap suara, lagian meskipun ada yang dengar, apa mereka berani nolongin kamu?" Tanya Beryl.

Diandra yang mendengar ucapan Beryl  langsung lemas bagai gak punya tenaga sama sekali.

Makanya jangan sok sok.an mau ngelawan Beryl Hamizan Rabbani.

Diandra yang mendengar itu langsung berjalan kearah meja kerja dimana ada Beryl disana.

"Apa mau bapak!" Ucap Diandra dengan nada tegas.

Beryl yang duduk dari kursinya langsung mendekati Diandra yang ada di sebrang mejanya,

Ingat ya, kamu itu hanya karyawan disini, jangan sok sok.an nantang aku.

Beryl yang terus saja berjalan membuat Diandra terjatuh di kursi, dan mendongak melihat manik mata Beryl,

"Kamu kira aku bakalan tunduk gitu aja." Ucap Diandra.

"Kita lihat saja nanti." Tantang Beryl.

Beryl yang tidak suka ada wanita terlalu menentangnya membuat dia tidak tahan ingin memberi hukuman pada Diandra.

"Sekali lagi kamu nantang aku, aku bkalan hukum kamu." Titah Beryl.

"Cowok gila, aku gak bakalan terjebak permainanmu," balas Diandra tak kalah keras.

Beryl yang semakin mendekat, memegang kedua samping gagang kursi itu, membuat Diandra semakin panik.

Beryl menarik kursi yang di duduki Diandra agar semakin mendekat.

"Mau apa kamu pak?" Tanya Diandra.

Beryl tanpa berkata apa apa langsung mendekatkan bibirnya ke bibir Diandra.

Diandra yang syok langsung mendorong tubuh Beryl sampai terpental.

"Shit.....kamu beneran mantan pegulat ya?" Tanya Beryl.

"Siapa suruh berbuat kurang ajar," balas Diandra.

Diandra yang sibuk membersihkan bibirnya mengelap dengan kedua lengannya bergantian.

"Dasar laki laki gila, cowok mesum, awas kamu ya, buka pintunya," ucap Diandra.

Beryl yang kesakitan akibat ulah Diandra terpaksa menuruti kemauan wanita itu, agar tidak membuat onar lagi.

Diandra yang melihat pintu sudah tidak terkunci lompat kegirangan.

"Urusan kita belum selesai!! Wanita sinting," teriak Beryl

Diandra yang sudah tidak mempedulikan Beryl yang sedang kesakitan, dia langsung aja keluar dari ruangan presdirnya tersebut.

Sekertaris Riko yang berada tak jauh dari ruangan Beryl, melihat Diandra yang senyum sendiri saat keluar dari ruangan sang bos.

" Ada apa ya kok Diandra senyum senyum gitu?" Batin Riko.

Sekertaris Riko yang berada tak jauh dari ruangan Beryl, melihat Diandra yang senyum sendiri saat keluar dari ruangan sang bos.

" Ada apa ya kok Diandra senyum senyum gitu?" Batin Riko.

Diandra yang terus melangkah tanpa memperhatikan sekitar, langsung memasuki lift untuk balik ke ruang kerjanya.

Setelah sampai di ruang kerja .

"Gimana Di, ada apa kamu di panggil bos," tanya Embun dan semua rekan kerja staff marketing mengerumuni Diandra

"Gak ada apa apa cuma nanya gimana kerja disini betah gak?"

"Gak mungkin kalau bos hanya nanya itu sama kamu," ucap salah satu rrkan kerjanya

"Yaudah gk percaya gak apa apa juga," ujar Diandra.

Diandra yang langsung keluar dari teman yang mengerumuni langsung menuju meja kerjanya, dan menjatuhkan bokongnya di kursi empuk itu.

"Mata itu...bikin hati tenang, dan bisa membuatku merasa menjadi pemilik dari mata itu,"

"Gak mungkin kan aku suka sama bos?" Batinnya.

Di tempat berbeda Beryl juga sedang memikirkan kejadian barusan, bagaimana bisa dia seagresif itu sama wanita, biasanya dia tidak ada ketertarikan yang nyata,.

Tapi kenapa saat dekat dia bawaanku pengen mesumin dia.

Ayo dong Beryl kenapa sama otak kamu, fokus yuk, pasti bisa.

Beryl yang selalu mengingat kejadian tadi, apalagi waktu bertatapan dengan Diandra semakin membuat dia tidak fokus,

"Cantik," batinnya sambil senyum mengingat Diandra.

Beryl yang langsung mengambil gagang telfon meminta Riko ke ruangannya.

"Riko keruangan saya sekarang," perintah Beryl.

"Baik pak," jawab Riko.

Ada apalagi  coba bos manggil aku, Selama perjalanan ke ruangan Beryl Riko bertanya tanya sendiri,

Tok...tok.....tok

"Masuk," jawab Beryl.

"Permisi pak, bapak manggil saya," tanya Riko.

"Iya, saya minta cv lengkap Diandra ada di meja saya jam 3sore, saya tidak menerima alasan apapun," titah Beryl

"Buat apa pak?" Tanya Riko.

"Rikooooo!!!" Teriak Beryl.

Riko yang mulai takut, karna bosnya sudah mulai emosi.

"Baik pak saya permisi, sebelum jam 3 pasti sudah  disini," jawab Riko.

"Bagus, kamu boleh pergi," perintah Beryl

Setelah kepergian Riko, Beryl yang baru saja mau memulai pekerjaannya lagi, tiba tiba ponselnya berdering.

Beryl yang melihat layar ponselnya ternyata dari sang papa,

"Halo pa, assalamualaikum," ucap Beryl.

@$&#_@_&@&@_

"Harus banget pa sekarang?" Jawab Beryl.

@_@_@$$@_@&@_

"Yaudah pa, Beryl pulang,"

Habis telfon dimatikan, Beryl langsung keluar dari ruangan untuk pulang,setelah sampai di depan ruangan Riko, Beryl nyelonong masuk tanpa mengetuk pintu, membuat yang punya ruangan kaget setengah mati.

"Bos bikin kaget aja, ada apa sampai repot repot kesini, kan bisa telfon," ucap Riko

"Tolong kamu handle semuanya dikantor," perintah Beryl

"Saya mau pulang, ada urusan sama papa." Pamit Beryl

"Ba.....baik pak," jawab Riko

"Cv Diandra tolong kamu antar ke rumah nanti pulang kerja."

"Iya pak," jwab Riko

"Kirain mau batalin," batin Riko.

"Yaudah aku pergi dulu." Ucap Beryl.

Beryl yang keluar dari lift berpapasan dengan Diandra di lobby, Diandra yang tau akan berpapasan dengan Beryl menundukkan kepala dan pura pura gak tau.

"Kenapa harus bertemu dengan dia lagi sih," batin Diandra.

Males banget sehari 2 kali ketemu sama dia, sekali lagi ketemu dia udah kek minum obat deh satu hari tiga kali.

Beryl yang sengaja menabrakkan dirinya ke Diandra membuat Diandra yang jalan menunduk, jadi menabrak dada bidang Beryl.

"Jalan itu pake mata," ejek Beryl

"Dimana mana jalan pake......,"

Ucapan Diandra terhenti saat matanya menangkap semua karyawan di lobby situ, melihat kearah mereka berdua.

Beryl yang melihat sikap Diandra yang langsung diam kayak kucing manis membuat Beryl gemas.

"Kenapa diam kucing manis?" Bisik Beryl

Diandra yang melotot mendengar ucapan Beryl membuatnya mendengus kesal dan langsung meninggalkan Beryl di lobby.

****

45menit perjalanan Beryl pulang telah usai

"Pa....ma,," panggil Beryl

Beryl berjalan menyusuri setiap ruangan rumah, tapi tetep gk ada sahutan dari kedua orang tuanya, sampai hanya satu ruangan yang belum Beryl lihat, kamar kedua orang tuanya.

"Mom...dad kalian ada di dalam?" Teriak Beryl dari luar

" Masuk aja, " jawab

"Daddy ada apa telfon Beryl?" Tanya Beryl.

"Beryl cabang perusahaan kita yang ada di Belanda ada masalah, jadi kamu harus segera kesana," perintah Anggasta.

"Masalah apa dad, dan daddy tau dari siapa kok Beryl gak tau apa apa," nyerocos Beryl

"Ada yang korupsi di perusahaan kita, daddy tau dari orang suruhan daddy yang nyamar jadi pegawai kantor disana," cerita Anggasta

"Berapa lama Beryl harus disana dad?" Tanya Beryl,

"Daddy juga gak tau sampai kapan, yang jelas sampai selesai Beryl." Ucap Anggasta

Beryl yang sudah pusing dengan persoalan kantor bikin dia keluar dari kamar kedua orang tuanya mengacak acak penampilannya, dan Beryl merogoh saku celananya.

"Halo Rik, aku tunggu  berkas yang aku minta tadi di kantor, antarkan ke rumah sekarang!" Perintah Beryl.

"Baik pak," jawab Riko.