Chapter 5 - LDR #05

Selamat pagi dunia semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin, Diandra yang selesai sholat subuh langsung melaksakan tugas sebelum berangkat kerja, kebiasaan yang sudah bertahun tahun Diandra lakukan demi bisa makan dan tidur dirumah bibinya

"Ngapain dulu ya enaknya," gumam Diandra.

"Mending aku nyuci baju dulu sambil masak nasi," lanjutnya.

Setelah beberapa jam melaksanakan tugas rumah, sarapan juga sudah siap, orang rumah mulai keluar dari kamarnya satu persatu siap untuk melakukan aktifitasnya sendiri sendiri,

Saat Diandra yang sudah siap berjalan keluar rumah untuk pergi ke kantor tiba tiba dijegal salah satu anak Bibinya membuat Diandra jatuh terpental membuat bekal Diandra jatuh di depan pintu.

"Kamu apa apaan sih Rez," tanya Diandra sambil bangun dari jatuhnya.

"Iseng aja," jawab Reza.

Diandra yang mendengar jawaban yang paling menyebalkan membuat dia reflek nabok kepala Reza,

Plaaaakkkkk...

"Heh ngapain kamu nabok anak aku," tanya Bibi.

"Maaf Bi, habisnya dia, bikin bajuku dan penampilanku berantakan," jawab Diandra.

"Pergi!" Perintah Bibi.

"Salah gak salah tetep aja aku yang dimarahi," gumam Diandra

"Ya karna kamu bisanya cuma nyusahin, makanya, Bibi pengen tunangan sama Zidan biar kamu cepat nikah, dan gak nyusahin bibi lagi!" Teriak bibi

Diandra yang tidak menyangka gumamannya di dengar oleh sang bibi langsung cepat cepat berlalu pergi dari rumah.

Sepanjang jalan, Diandra memasang muka sebel ditambah baju kusut dan penampilan agak acak acakan,

"Nunggu angkot kelamaan, naik taksi online sayang uangnya, huffft hari menyebalkan, padahal masih pagi."

"Pagi Di,,,,," sapa salah satu staf kantor,

"Pagi juga mas," balas Diandra

Jangan heran kalau Diandra cukup di kenal dikantor, karna dia selain cantik dia juga ramah sama semua orang, jadi banyak orang yang suka sama Diandra.

Diandra yang berjalan menyusuri lorong untuk menuju lift tiba tiba.

Bruggggghhhh.....

"Gimana sih kalau jalan" bentak laki laki di depan Diandra itu.

Diandra yang masih sibuk ngumpulin barang barang pribadinya yang jatuh dan belum melihat siapa yang nabrak, membuat Diandra naik pitam saat mendengar apa yang diucapkan laki laki itu.

"Yaelah situ yang nabrak malah situ yang marah, kamu sehat?" Tanya Diandra.

"Apa maksut kamu!" Tanya balik laki laki itu.

"Ya kali aja perlu periksa ke RSJ, harusnya situ yang minta maaf udah nabrak aku," teriak Diandra.

Embun yang melihat kejadian itu langsung menepuk bahu Diandra

"Di....mendingan lu minta maaf sekarang," bisik Embun

"Apa sih kamu,ngapain juga aku minta maaf," Lanjut Diandra

"Yakin gak mau minta maaf?" Tanya laki laki itu.

Diandra yang hendak berdiri dan menjawab pertanyaan laki laki itu,tiba tiba terkejut saat melihat siapa yang telah menabraknya.

Mata melotot, mulut melongo terdiam tak berkutik.

"Mampus aku, goblok banget sih Di, gak liat liat dulu siapa yang nabrak," batinnya.

"Tadi kamu ngatain apa????? Aku butuh ke RSJ?" tanya Laki laki itu

"Eng...engga pak, mungkin bapak salah dengar tadi," jawab Diandra

"Kamu kira aku budek!" Bentaknya

"Maaf pak bos aku gak sengaja," ujar Diandra.

Beryl Hamizan Rabbani laki laki yang telah menabrak Diandra tadi, Beryl yang sedang berjalan sambil memainkan ponselnya menuju ke lift khusus petinggi kantor, dan Dia menabrak wanita pendek yang menabrak dirinya waktu keluar dari lift.

"Siapa nama kamu?" Tanya Beryl.

"Di.....Di...Di...." Ucap Diandra.

"Kamu gagap?" Tanya Beryl.

"Eng....engga pak," jawab Diandra.

"Terus?" Lanjut Beryl.

"Eng....eng,," jawab Diandra.

"Sekali lagi kamu ang eng ang eng, aku pecat kamu!" Sambung Beryl.

"Sekali lagi aku tanya, siapa nama kamu?" Tanya lagi Beryl.

"Diandra pak," jawab Diandra lantang.

"Diandra siapa? Bagian staf apa?" Cerocos Beryl.

"Diandra Sasikirana pak, bagian Marketing,"

Beryl yang melangkah meninggalkan Diandra dan Embun, membuat keduanya banyak pertanyaan dan kenapa tidak ada kata lain setelah mengetahui nama Diandra.

"Issshhh nyebelin banget, habis nanya langsung pergi gitu aja" Guman Diandra

Beryl yang mendengar gumaman itu membuat dia noleh dan memberi tatapan tajam.

Diandra yang menyadari tatapan sang bos membuat Diandra langsung nunduk malu, sambil merutuki kebodohannya,.

"Pasti kamu sedang mengumpat diri sendiri kan dalam hati," ucap Beryl

Diandra yang kaget dengan perkataan bosnya membuat mengangkat kepala sambil menatap bosnya,

Tapi sayang, orang yang sedang mengejeknya barusan sudah memasuki lift dan tidak keliaran batang hidungnya.

"Embun kenapa aku bisa sebodoh ini, menabrak bos gila itu lagi," curhat Diandra.

"Mungkin kalian jodoh, yang berawal dari sebel dan tabrak menabrak," goda Embun.

"Embunnnnnm," teriak Diandra

Embun yang lari kedalam lift, langsung menekan lantai tujuannya, Diandra yang semakin sebal gara gara Embun mengejek dan meninggalkan dia begitu aja di depan lift langsung mendengus kesal.

Beryl yang baru saja sampai di ruangannya langsung mengambil gagang telfon, dan memanggil sekertarisnya untuk menghadap ke ruangannya.

"Hallo, Riko cepet kamu keruanganku," ucap Beryl dalam telfon.

Tanpa menunggu jawaban dari sebrang, Beryl langsung menaruh gagang telfonnya.

Tidak lama berselang.

Tok...tok...tok

"Masuk," jawab Beryl.

"Permisi pak, ada yang bisa saya bantu," tanya Riko.

"Aku pengen kamu manggil Diandra Sasikirana bagian Marketing," ucap Beryl dingin.

"Apa ada masalah pak," tanya Riko.

"Kalau aku suruh panggil ya panggil aja gak usah banyak bertanya," sahut Beryl.

"Baik pak, saya permisi," pamit Riko

Riko yang baru saja melangkah untuk keluar tiba tiba,

"Eh bentar Rik," panggil Beryl.

"Ada apa pak?" Sahut Riko.

"Nanti saja habis jam makan siang kamu suruh dia menghadap aku," sambung Beryl.

"Baik pak," jawab Riko.

Aku akan mengerjai kamu Diandra Sasikirana, siapa suruh kamu sudah berani membentakku sampai memakiku di tempat umum.

Beryl yang tidak konsen kerja memikirkan hukuman apa yang pantas dia kasikan pada Diandra,

Kenapa aku sesibuk ini memikirkan hukuman apa yang pantas untuk dia, biasanya juga aku gak pernah mikir buat ngerjain orang,

Ruang Marketing.

"Mampus lah aku sekarang, Diandra nyariin aku," batinnya Embun

Embun yang bersembunyi di bawah meja pantry, mendengar suara embun yang berjalan menuju tempatnya bersembunyi,

"Kalau keluar aku gk bakalan marah, tapi kalau sampai aku yang menemukan, aku akan marah sama kamu dan gak mau bicara sama kamu," ucap Rindu setengah menyindir.

Embun yang mendengar ucapan telak dari Diandra langsung berdiri dari tempat persembunyiannya.

"Kenapa pake ngancem segala sih curang!" Ucap Embun.

"Biarin kalau gak di gituin kamu gak bakalan keluar," ucap Diandra.

"Ayo kita mulai kerja, berkas di meja sudah numpuk," ajak Diandra.

"Kamu gak marah?" Tanya Embun.

"Engga tapi jangan diulang lagi, bagaimanapun aku tidak mungkin berjodoh sama bos gila itu," ujar Diandra.

"Jangan gitu kamu, awas kena karma jadi bucinnya bos," ledek Embun.

"Gak bakalan!" Ucap Diandra dengan nada tegas.

****

Istirahat kantor

Ketika Diandra dan kedua temannya mau keluar dari ruang kerjanya tiba tiba salah satu dari teman satu ruangan mereka memanggil Diandra.

"Di....kata pak Riko sekertaris bos kami di panggil bos suruh datang ke ruangannya habis selesai istirahat kantor," ucap karyawan wanita tersebut.

"Oh gitu thanks ya," ucap Diandra.

"Ada apa ya bos manggil aku, apa gara gara kejadian tadi pagi," batin Diandra.