Chapter 4 - LDR #04

Beryl yang belum memahami apa yang dimaksud wanita di depannya hanya diam tak bergeming, karena bagi Beryl kenapa harus dalam waktu yang bersamaan wanita yang pernah menyakiti datang secara bersamaan sebelumnya Bella, sekarang Rindu. Wanita cantik yang tepat berada di depannya

"Kenapa kamu tidak menjamu tamu dengan baik?" Tanya Rindu.

"Apa maumu!" Beryl balik bertanya.

"Santai dong Tuan muda Beryl," ujar Rindu.

Beryl yang sudah tidak bisa mengontrol emosi langsung menyeret wanita itu keluar dari ruangan.

Rindu yang kaget atas perlakuan Beryl langsung menghempaskan tangan Beryl dengan kasar,

"Apa apaan kamu Beryl, aku kesini cuma mau membicarakan kerja sama antara perusahaanmu dan perusahaanku.

Sayangnya Beryl sudah tidak mau berurusan dengan Rindu atau pun keluarganya,

"Aku tidak butuh kerja sama dengan perusahaanmu, masih banyak perusahaan lain yang mau bekerja sama dengan perusahaanku!" Dengan nada tegas.

"Tapi aku tidak bisa memungkiri Beryl kalau perusahaan papaku membutuhkan bantuan dari kamu, makanya dia menawarkan kerja sama yang bagus," ujar Rindu.

"Keluar!!!!" Dan jangan kembali dalam urusan yang berhubungan denganmu lagi Rindu.

Rindu yang mengalah, akhirnya memilih pergi untuk menghindari amukan Beryl, dan dia berpikir dia akan datang lain waktu kalau suasana lebih tenang, pada saat di dalam lift Rindu melihat temannya yang bekerja di situ.

"Embun....kamu Embun kan," tanya Rindu.

"Iya, maaf siapa ya?" Jawab Embun.

"Sialan kamu Mbun lupa sama teman gila waktu SMP," kata Rindu.

"Siapa?" Lanjut Mbun.

"Aku Rindu Putri Arga Patricia." Lanjut Rindu.

"Temen SMP kamu,"

"Oh Cia....kirain siapa," kata Embun.

Setelah ngobrol ngalor ngidul akhirnya lift terbuka, menandakan kalau sudah sampai di loby,

"Save ya numorku, kita lanjut ngobrol di chat," sambung Cia.

Cia yang langsung menuju mobil sport warna putih, langsung melenggang masuk untuk langsung pergi menuju kantor sang papa, dan bilang kalau acara kerja sama dengan Rabbani group gagal, Cia tidak bisa membayangkan bagaimana marahnya sang papa kepada dirinya jika tau kegagalan yang baru saja Cia dapat,

***

Arga group

Arga pratama presdir dari Arga group yang tak lain adalah papa Rindu sudah menanti putri bungsu kesayangannya,dengan berharap putrinya akan mendapat persetujuan kerja sama dari Rabbani group,

Tik.....tok...tik..tok....

sampai jam menunjukkan hampir jam istirahat makan siang, Rindu tidak kunjung datang, sampai jam makan siang berakhir Rindu belum juga kelihatan batang hidungnya. Pak Arga yang sudah tidak bisa  sabar lagi, untuk menunggu kedatangan Rindu langsung menyuruh sekertarisnya menelfon anak bungsunya tersebut.

Tut...tut...tut sambungan ke tiga baru diangkat Rindu.

"Hallo mbak, bapak sedang menunggu kedatangan anda," ujar sekertaris papa Rindu.

"Bilang sama papa, sebentar lagi aku sampai," jawab Rindu

"Baik mbak,"

Rindu yang semakin gelisah mencari jawaban yang tepat untuk menghindari amukan sang papa.

"Semoga hari baik lagi berpihak padaku Tuhan, kalau kerjaan tadi gagal, seenggaknya terhindar dari amukan papa, bisa berabe kalau sampai papa mencabut semua fasilitasku," batin Rindu

Saat sampai di depan gedung kantor sang papa, Rindu masih belum berani untuk keluar dari mobil sport putihnya tersebut, setelah beberapa menit satpam kantor menghampiri  mobil Rindu dan mengetuk kaca jendela pintu mobil Rindu.

"Mbak kenapa belum turun," tegur satpam itu.

"Bentar lagi pak, masih mencari barang yang jatuh di mobil," jawab Rindu.

"Apa perlu bantuan mabk?" Tanya Satpam itu.

"Tidak usah, ini sudah ketemu, tolong parkirin mobil aku ya pak," perintah Rindu

"Baik mbak."

Dengan langkah gontai Rindu menuju lantai 10 dimana disanalah ruangan sang papa bekerja

Tok....tok...tok

Tanpa menunggu jawaban yang dari dalam, Rindu langsung masuk kedalam ruangan tersebut. Berbeda dengan papanya yang excited memberondol banyak pertanyaan, Rindu yang tidak semangat membuat Arga curiga,

"Rindu.....kenapa kamu terlihat kacau begini sayang?" Tanya papa Rindu.

"Rindu gagal pa," ucap Rindu dengan nada gemetar.

Arga yang mendengar kata gagal langsung berdiri di depan Rindu sambil memaki anak perempuannya

"Anak tidak berguna, beg*k gak becus, cuma aku suruh ngurusin satu masalah aja gak bisa!!!" Bentak Arga.

Rindu yang hanya diam mendengar cacian sang papa, hanya duduk lemas sambil menundukkan kepalanya, dia tidak berani membantah kalau sang papa marah, kalau engga, bisa berabe urusannya,

"Andai kamu tidak melakukan kesalahan yang fatal beberapa tahun laluu Rindu.....makanya besok besok kalau mau melakukan sesuatu di pikir dulu pake otak, kalau udah begini bingung kan mau minta bantuan ke siapa!" Kata Arga.

"Maaf pa," hanya itu yang keluar dari mulut Rindu.

"Hancur sudah, siap siap kamu menjadi gelandangan Rindu!" Ujar Arga.

" Pa...Rindu gak mau jadi gelandangan," ujar Rindu.

"Kamu sendiri tidak becus menjaga aset kita waktu itu (Beryl)," ujar Arga.

" Ya habis mau gimana lagi dia kaku pelit lagi." Lanjut Rindu.

Arga yang terus mengoceh dari A-Z belum selesai juga, sampai jam pulang kantor.

***

Diandra baru saja sampai di rumah sederhana milik Bibi dan Pamannya.

"Diandra....akhir bulan kamu harus bertunangan dengan Zidan, anak dari salah satu juragan beras disini," ucap Bibi Diandra,

"Tapi Bi, Diandra gak mau tunangan dulu, Dian masih pengen bebas dan kerja," kata Diandra

"Kamu harus mau tunangan sama zidan,karna Bibi sudah menerima sebagian uang mahar, uangnya juga sudah habis, buat aku beli perhiasan dan tas branded,"

"Gak bisa gitu dong Bi, kan aku juga selalu ngasih uang bulanan buat bibi." Kata Diandra

"Bibi gak mau tau pokoknya kamu harus tunangan titik." Perintah Bibi

Diandra yang langsung lari ke kamar, sudah tidak mendengarkan bibinya lagi, dia langsung menjatuhkan tubuhnya ke atas kasur yang berukuran 120x200.

"Apa yang harus aku lakukan Tuhan?" Gumam Diandra.

Tak terasa akibat dari tubuh yang capek dan banyak pikiran, mata Diandra tertutup pelan menikmati indahnya alam kapuk.

****

Selamat pagi dunia semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin, Diandra yang selesai sholat subuh langsung melaksanakan tugas sebelum berangkat kerja, kebiasaan yang sudah bertahun tahun Diandra lakukan demi bisa makan dan tidur dirumah bibinya

"Ngapain dulu ya enaknya," gumam Diandra.

"Mending aku nyuci baju dulu sambil masak nasi," lanjutnya.

Setelah beberapa jam melaksanakan tugas rumah, sarapan juga sudah siap, orang rumah mulai keluar dari kamarnya satu persatu siap untuk melakukan aktifitasnya sendiri sendiri,

Saat Diandra yang sudah siap berjalan keluar rumah untuk pergi ke kantor tiba tiba dijegal salah satu anak bibinya membuat Diandra jatuh terpental membuat bekal Diandra jatuh di depan pintu.

"Kamu apa apaan sih Rez," tanya Diandra sambil bangun dari jatuhnya.

"Iseng aja," jawab Reza.

Plaaaaaaaaakkkkkk.