Ini adalah sebuah usaha dimana Bening terus saja ingin bersama dengan Tirta yang bukan hanya mengambil selah menjadi pengawal namun dirinya harus mencari sebuah kesempatan untuk mengurusi perasaan dirinya yang ingin dinikahi oleh sang bodyguard meski sering dijatuhi maupun dianggap cukup resek kelakuannya, akan tetapi ketika membeli beberapa alat make up tiba saja dipikirkan adalah perempuan itu berencana melakukan sesuatu namun berhubung laki-laki itu masih kaget karena ulah dirinya akhirnya ditunda lagi.
Sebuah usaha ini sangat gagal total namun Bening tidak ingin egois akhirnya setelah membeli beberapa kebutuhan secara mendesak mencoba mengarahkan meminta menuju ke sebuah tempat makan sejenak, laki-laki yang ada di sampingnya itu pun hanya menjadikan main setuju begitu saja tanpa harus melakukan ungkapan cukup lebar.
"Aku tiba-tiba ingin makan kentang goreng di sana, kamu mau enggak nemani?"
"Iya aku mau tenang saja, ya aku juga lapar sebenarnya tapi ya begitu aku gak ada uang lebih sih."
"Ya santai aja kali masalah uang, ini aku bawa uang berapa saja kamu mau aku kasih."
"(Ini nih yang enggak aku suka dari cewek yang selalu saja mau memberi tapi dengan penuh kesombongan, sumpah deh enggak tahu sama anak jaman sekarang bsianya cuman begitu doang menyebalkan sekali kehidupan sekarang ini. Miris.)"
Semua sudah dipesan hingga dimana diantaranya malah perempuan tengah mengandung itu tiba saja mual karena tidak begitu mayones, akan tetapi ini adalah kali pertamanya hendak ingin membuang makanan namun terpikirkan Tirta yang justru lebih menyukai dibandingkan dirinya yang tiba mengingkan original dibandingkan lainnya.
Perlahan semua adanya tiba saja bibir seorang bodyguard telah berlumuran mayones, keduanya pun saling menatap satu sama lain dan hadirnya adalah salah tingkah semua dan kejelasan tak mau mengambil sama-sama diketahui bingung mencari pelampiasan namun justru Bening membuatkan sangat mual dan nyaris saja terjatuh ketika berdiri.
Kembali semua mengarahkan Bening meminta pulang sekarang karena harus menyelesaikan tugas lainnya yang hanya dirinya tahu, akan tetapi sesuai dengan sebuah janji Tirta harus mengantarkan terlebih dahulu menuju ke rumah sakit meski berulang kali mendapatkan penolakan dan sekarang laki-laki itu langsung mengarahkan sebuah gendongan ke arah mobil tentunya.
"Jujur aku sangat heran dengan kamu, kamu itu kenapa sih bisa melakukan ini? Jujur ya semua yang ada biasanya telah mengantarkan cuek tapi kamu tidak, tolong jelaskan kepada aku. Apa yang kamu lakukan hingga segini bangetnya sama aku?"
"Sudah kamu tidak usah ge er dan sekarang yang paling penting kita ke rumah sakit terlebih dahulu untuk memastikan kamu maupun juga anak dalam kandungan tidak apa-apa."
"Udah gak usah, lagian aku udah baikan tapi aku harus pulang ada pekerjaan yang harus aku selesaikan. Kamu sendiri masih kaget?"
"Udah baikan juga, ya sudah jika begitu kita pulang saja."
Mengarahkan itu semua sebuah harapan tiba-tiba saja ingin menuju ke arah pulang adanya malah Bara menghubungi Bening untuk menghadap dalam membantu mempersiapkan party nanti malam, tetapi dia benar tidak bisa karena harus mengerjakan tugas bukanya mendapatkan pengertian hanya menjadikan kemarahan dan bahkan kembali diancam untuk membeberkan rahasia.
Situasi ini benar tidak menyaman mau tak mau harus mengabulkan sebuah keinginan tentunya dan Tirta kali ini sangat marah karena mendengar penjelasan dari bosnya sendiri bahwa laki-laki pacarnya selalu saja memojokkan dia hingga benar tak bisa ditandingi mana pun juga, sedangkan mengenai sebuah rahasia jika dibawa menuju ke kantor polisi jelas akan membawa Bening juga dan dirinya sangat takut akan semua fasilitas maupun popularitas di dunia akting akan hancur seketika.
"Aku beneran bingung harus bagaimana, jujur kalau aku melakukan laporan ke polisi semuanya juga akan hancur tentunya."
"Lantas, kalau kamu berdiam terus seperti itu akan baik? Tidak, tidak akan pernah kamu akan tenang maupun baik-baik saja sedangkan yang ada kamu akan semakin hancur dengan laki-laki itu. Kalau aku boleh menyarankan aku sangat begitu ingin menghabisi nyawa dia sekalian aku buang ke laut biar dimakan sama ikan-ikan buas di sana, sumpah eneg banget."
"Sudahlah biarkan aku saja yang mengurusi ini, tapi sekarang yang paling penting atau apapun berkenaan tentang aku intinya kamu tidak usah ikut campur. Paham?"
"(Maaf Bening, selama aku belum menemui cewek yang dikatakan emak aku tidak akan membiarkan kamu begitu saja diincar para laki-laki yang sengaja memanfaatkan kamu saja. Aku janji akan melindungi cewek mana pun juga termasuk kamu sendiri, karena aku sudah begitu sakit ditinggalkan orang yang aku sayang dan cintai.)"
"Lah, ini nih kamu yang menjadi seorang bodyguard sangat resek. Bukannya menjalankan mobil malah adanya justru bengong kek mikirin aku adanya."
"Gila, gak usah macam-macam deh pikirannya yang sok tahu. Ya sudah kita berangkat ke rumah pacar kamu."
Tiba-tiba saja entah dari mana segerombolan orang mencoba menyerang laki-laki itu padahal dirinya merasa tak memiliki musuh di kota ini hingga orang tersebut menggunakan beberapa benda tajam untuk menyerang, Tirta yang memiliki ilmu bela diri dia benar tidak mungkin menyerah begitu saja dan dia pun juga harus melindungi bosnya meskipun penyerangan dilihat maupun dirasakan hanya tertuju kepada dirinya saja.
Segala bentuk usaha untuk menyelamatkan diri itu membuat salah seorang diantara penyerang tiba saja memukulkan maupun menusuk ke arah perut bagian kiri, jujur darah itu sudah cukup banyak keluar hingga dimana Bening yang hendak dibawa orang tersebut membuatkan dia harus melawan lagi meski tubuhnya sudah sempoyongan ketika berjalan adanya.
Orang-orang di luar sana sama sekali tidak berani mendekat hingga hadirnya Tirta melihat dimana boss killernya telah mengalami pendarahan cukup banyak tentunya amarah wibawanya telah muncul menyerang mereka, perempuan itu pun dibawa begitu saja tak peduli kondisi tubuhnya semakin bertambah parah.
"Tirta sakit, sakit sekali Tirta."
"Sabar aku akan membawa kamu ke rumah sakit, sekarang pakai sabuk pengaman dan aku akan mengebut."
"Tapi kamu sendiri gimana? Udah kamu gak usah pedulikan aku."
Tirta benar-benar tidak ingin jika dirinya kembali melihat seorang perempuan kesakitan maupun sebuah kisah masa lalu menyisakan sebuah trauma cukup berat hingga hadirnya mobil itu mogok dia langsung keluar membuka pintu mobil menggendong Bening, dirinya sama sekali tak peduli akan kondisinya meski sangat kesakitan kegigihan maupun keberanian dirinya terus saja berusaha berjuang untuk orang bersama dengan dirinya.
"Aku mohon kamu turunkan saja aku, aku gak peduli mengenai anak ini."
"Please, listen to me! Kamu bisa saja bicara begitu tapi sekarang aku enggak mau kehilangan lagi, aku mohon bertahanlah. Aku mohon kalian berjuang dan jangan sembarangan mengucapkannya!"