Kedatangan seorang laki-laki yang tiba saja muncul di dalam kamar membuatkan detak jantung itu benar terpacu sangat cepat terlebih lagi dengan menjalankan aktivitas kedewasaan membuatkan Bening berada dalam puncak nafas paling tinggi, suaranya pun barau namun tetap saja diperlakukan kasar hingga membuatkan pendarahan cukup banyak.
Sang bodyguard yang diberikan sebuah obat membuat tubuhnya merasa sangat lemas maupun juga terpengaruh akan kesadarannya belum seratus persen pulih, sedangkan kedatangan tamu itu adalah Bara yang melakukan tindakan tak pantas berulang kali dilakukannya hanya berpikiran bahwa semuanya hanya dirasakan sesaat.
"Asalkan kamu tahu manis, kamu itu hanya gudang nafsu aku saja dan aku sama sekali tak membutuhkan apa-apa darimu. Sekarang aku ingin bayi itu lenyap dari rahim kamu dan kita akan bersenang-senang."
"Dasar b@jingan, asalkan kamu tahu dia itu anak kamu!"
Bening dengan sekuat tenanga menjaga janin itu meski sejatinya Bara sama sekali tidak menginginkannya tetapi dengan pemikiran jauh lebih dewasa mengantarkan keberanian untuk memukul pacarnya hingga pingsan, perempuan itu terus mengeluarkan darah dan dirinya pun mencoba menghubungi kantor polisi maupun ambulan yang akan membawa dirinya maupun Tirta ke rumah sakit.
Dua puluh menit bereselang dua panggilan itu menuai hasil hingga hadirnya adalah Bara dibawa ke jalur hukum atas keberanian seorang Bening yang benar-benar sudah mengambilkan cukup tersiksa, pihak ambulan pun membawa dia maupun juga sang bodyguard yang berada di depan meski sekarang masih belum cukup sadar akan karena efek obat diberikan pengecut pacarnya.
Dibawa menuju ke rumah sakit Bening benar begitu mendapatkan perawatan semaksimal mungkin hingga hadirnya sebuah obat berhasil menurunkan tekanan darah yang keluar, dokter yang masuk ke dalam ruangan itu pun memberitahukan bahwa dia masih disandang sebagai ibu muda karena janinnya cukup kuat di dalam kandungan dan tanpa harus merasa takut lagi.
Sikap keibuan Bening telah muncul penuh dengan dramatis dimana dirinya mengelus perlahan perut kecilnya lalu menangis karena tidak mau jika mengenai hal ini akan kehilangan janin meski dari sebuah hasil cukup gelap, ia pun juga mendapatkan kejutan dari datangnya laki-laki yang justru dianggapnya sangat resek tetapi memiliki kepedulian sangat tinggi.
"Sudah kamu jangan menangis, maafkan jika aku kalah dan membuat kamu begini. Maafkan aku ya, sudah kamu juga jangan menangis."
"Sudah, aku enggak mau jadi jahat lagi. Aku merasa sangat tidak begitu baik jadi ibu, aku enggak baik."
"Bening, sudah ya kamu jangan menyalahkan diri sendiri. Sekarang kamu tenang."
"Selamat malam ibu Bening Maharani, kita dari Polsek Praja Lima mau meminta keterangan akan apa yang ibu laporkan kepada kita mengenai kejahatan yang dilakukan ananda Bara Wicaksono."
Pihak kepolisian pun datang tepat waktu dimana dirinya begitu ingin segera memberikan banyak keterangan tetapi tiba saja perasaan sangat takut muncul pada diri Bening, akan tetapi semua tiba sangat berubah seketika dalam sekejap Tirta yang kini meletakkan dekapan pada kepala perempuan itu sembari mengelus perlahan jidat Bening memintakan untuk menguruskan sebuah ketenangan itu.
Mendengar sebuah cerita dari bos itu juga membuatkan Tirta benar-benar tidak menjadikan terima bahwa Bening diperlakukan sangat kejam selama pacaran dan jujur jika dirinya sangat gatal melemparkan kepalan tangan, tetapi berhubung perempuan itu meminta kepada pihak kepolisian mengusut habis akan Bara yang keterlaluan tingkahnya itu.
Pihak kepolisian pun pergi membuat Bening bukannya tenang tetapi malah justru dirinya telah sangat takut maupun cemas jika ini akan membawanya diketahui oleh papa Leo, namun apa boleh buat jika mengenai ini dirinya sudah ada benteng sebelumnya yaitu Tirta tapi setelah dirinya melihat kebaikan demi kebaikan Tirta tentu saja sangat berubah.
"(Dulu aku sangat begitu mengharapkan jika setelah Bara dikasuskan hingga benar-benar masuk ke dalam penjara ada Tirta yang bisa aku jadikan tameng pengganti untuk ayah anak ini, tetapi setelah aku tahu kebaikan demi kebaikannya aku tidak mau memanfaatkan dia lagi dan yang jelas aku akan mandiri saja di luar kalau ancaman papa Leo benar-benar ingin mengusir aku dari rumah.)"
Bening yang melamun cukup lama mengerahkan untuk seorang laki-laki di dekatnya itu pun memberikan sebuah upaya demi upaya dalam melakukan pemberian minuman tetapi hampa pikirannya dan bukan menuju ke sebuah minuman, perlahan Tirta pun memberikan upaya tersendiri tanpa sebuah umpatan keras namun kelembutan dia berikan lagi kepada boss killer itu.
"Sekarang kamu sudah jangan banyak pikiran, ya aku tahu kalau papa kamu pasti akan mengancam mengusir kan? Bening harus tahu kalau misalkan megenai orang tua pasti melakukan hanya demi kebaikan anak yang disayangnya termasuk akan mengenai pengungsiran terhadap kamu nanti dan sudah sekarang tenangkan terlebih dahulu."
Omongan itu membuatkan Bening merasa jauh lebih nyaman dibandingkan sebelumnya dan dia sangat begitu yakin cepat atau lambat semua akan jauh lebih lagi baik secara baik atau pun juga mengenai lainnya, tetapi dia juga tidak mau mengambil sebuah kesempatan lagi hingga semua belum mendapatkan arahan yang tepat.
Bodyguard resek pun memintakan untuk bosnya terlelap di kasur meskipun juga memberikan beberapa suapan makanan maupun minuman mengerahkan dirinya juga pun kali ini benar-benar tidak bisa terlelap karena jika bos besar papa Leo mengetahui apabila dirinya tidak bisa menjaga Bening Maheswari hidupnya akan rampung detik itu juga, Tirta pun hanya mondar mandir di depan Bening meskipun itu juga dirinya juga mengawasi siapa saja yang akan datang menghampirinya maupun juga boss killernya itu.
Dokter yang menangani itu pun mengira bahwa laki-laki selama ini menunggu adalah suami dari Bening dan mau tidak mau juga Tirta ikut serta dalam tanggung jawab, pihak rumah sakit pun meminta penanggung jawaban mengenai biaya maupun juga beberapa komunikasi yang datang tibanya adalah mengenai kandungan perempuan di rawat di ruang Rossela.
Beberapa pengambilan usaha mendengarkan dengan seksama itu pun menyatakan bahwa Bening telah mengalami lemah kandungan dimana bisa saja dirinya akan mengalami pendarahan dan bisa juga jauh akan tersebut hingga kehilangan janinnya, Tirta mendengar penjelasan dokter telah cukup shock terlebih lagi jika akan menceritakan ini kepada Bening dirinya tidak begitu sanggup dan mau tidak mau sekarang ini dia meminta kepada dokter untuk merahasiakan terlebih dahulu hingga kondisinya benar-benar cukup normal.
Kembali masuk ke dalam ruangan Bening dirinya pun menawari buah apel yang hendak dikupas tetapi perempuan tersebut tiba saja mengidam menginginkan buah naga, dikarenakan harus pergi dari rumah sakit Tirta sangat khawatir jika pergi meninggalkan Bening seperti dengan yang ada di rumah tetapi ia juga tidak bisa membiarkan perempuan tengah mengandung itu menunggu memakan buah yang telah diinginkannya buah naga.