Chereads / Touch me, Bodyguard / Chapter 3 - Boss Killer VS Bodyguard Resek

Chapter 3 - Boss Killer VS Bodyguard Resek

Berada dalam kondisi dimana akan apa yang ada cukup begitu menginginkan makanan rujak cireng sudah begitu diwujudkan pada diri Bening, akan tetapi harus harga dibayar seorang bodyguard ketika mendapatkannya adalah mengenai mencari badut untuk menuruti keinginan orang lain.

Semua yang meminta rujak cireng sudah terpenuhi namun laki-laki itu terus saja tidak ada hentinya menghubungi Tirta dalam perkara menginginkan cap cay goreng, ia menunggu sangat lama akhirnya tiba saja muncul seorang laki-laki dengan menggunakan riasan sangat jelek maupun menggunakan bola mainan anak kecil ditaruh di hidung.

"(Sepertinya aku mengenal si badut ini, tapi gak mungkin jika ini Tirta. Gila kali ya dia mau melakukan ini?)" Batin Bening.

Memberikan sebuah hiburan tiba-tiba saja ada juga anak kecil begitu melihat keberadaan badut jadi-jadian yang cukup mengarahkan semangat untuk berobat maupun juga perempuan mengidam badut, semua yang sudah berlangsung sangat cepat tiba-tiba badut itu menyentil hidung Bening dengan penuh kurang ajar.

Bening yang sangat marah tiba saja berdiri dari tempat duduknya hendak memberikan balasan akan tetapi sebuah bungkusan cap cay ada di depannya, laki-laki badut itu ternyata benar jika adalah mengenai jalan tersebut adalah Tirta.

Merasalam keletihan yang sangat luar biasa mengarahkan dimana laki-laki itu hanya melihat seorang perempuan begitu lahap memakan cap cay yang ia beli, keringat cukup membasah di tubuhnya memang terasa tidak bau asam dan tiba saja Bening mencoba memberikan makanan tersebut dengan menyuapi bodyguardnya.

"Sini aku suapin."

"Sudah gak usah."

'Kruyuk, kruyuk, kruyuk'

"Nahkan perut kamu bunyi, kan aku sudah bilang sini aku suapin dan gak usah nolak."

Tirta pun membuka mulutnya begitu lebar namun adanya masih cukup malu karena ia telah merias wajahnya seperti badut maupun juga mengenai perempuan di depannya juga menyuapinya, mereka berdua pun selesai makan tiba-tiba saja mengarahkan adanya Bening mendapatkan sebuah video call dengan papa Leo yang telah berniat untuk mengunjungi rumah seseorang laki-laki yang dijodohkan dengan dirinya dan juga atas dasar amanah almarhumah ibunya.

Ia mendengar itu sangat kesal dan mengancam akan kawin lari dengan Bara tetapi adanya papanya juga tak kalah melawan jika anaknya berani melakukan hal tersebut semua akses keuangan telah dihentikan maupun sudah diberikan diambil lagi, Bening justru marah dan mengarahkan video call dimatikan begitu saja.

Rasa kekesalan tersebut membuatkan dimana akan terjadi adalah mengenai suapan kepada bodyguard disuapinya itu, entah perempuan itu sengaja atau memang tidak berkonsentrasi saat itu juga menyuapi dengan memberikan cabai berjumlah tiga berwarna merah pekat dan tentu saja membuatkan Tirta kepanasan pada lidahnya.

Bening benar-benar bingung karena minuman telah habis dan adanya mengenai laki-laki itu langsung menuju ke sebuah kantin rumah sakit karena sudah berasa kepedasan, baliknya dirinya yang sama sekali tidak membuatkan mengomel marah malah justru diberitahu secara perlahan-lahan meski sembari bibir terus saja mengecap.

"Huh untung aja itu bukan arang yang kamu suapin ke aku, ya bisa berabe bibir manis aku. Lain kali harus lebih hati, kesal sih kesal tapi jangan cari tumbal dong."

"Iya, iya maaf. Sekarang aku mau ke lokasi syuting lagi."

"Lah ngapain?"

"Kumur-kumur, ya jelas aku mau syutinglah namanya juga aktris."

"Baiklah aku temani."

"Enggak, enggak. Aku gak mau kalau kamu terlihat kumut-kumut begini."

"Lagian juga kamu gak mungkin kalau kumut-kumut kek lumut, ya jelas kita mandilah atau bersih-bersih juga."

Mereka berdua pun telah meninggalkan rumah sakit hingga diantara mengambilkan Bening memiliki mobil pribadi akhirnya mencoba untuk meminta laki-laki di dekatnya menyetirnya, namun siapa sangka jika urusan tersebut Tirta sama sekali tidak mau karena dia bukanlah sopir melainkan bodyguard adanya.

Dikarenakan perempuan yang tengah mengandung itu sangat merasa bersalah akan kejadian membuatkan lidah laki-laki terasa terbakar karena makan beberapa cabai akhirnya mengalah untuk mengendalikan kendaraan meski sejatinya kesal ada padanya, Tirta yang berasa seperti bos besar itu itu pun bermain ponsel sembari ketawa-ketawa besar juga.

Ketika sedang berada dalam perjalanan Bening sangat kesal ia pun mengebut cukup kencang hingga yang ada membuat Tirta sangat ketakutan, mobil yang melaju di atas rata-rata sama sekali tak mengidahkan rem cukup cakram tetapi jelasnya jika nanti tidak menurun kecepatannya justru sangat berbahaya semuanya.

Bodyguard itu terus menerus tanpa berhenti meminta kepada seorang perempuan yang cukup begitu ugal-ugalan mengendalikan mobil karena sebentar lagi akan mengarah menuju jalan satu arah, akan tetapi boss killer malah justru semakin menambah dan dimana di sebuah jalan sengaja mengerem begitu mendadak membuatkan mobil tersebut mengeluarkan asap begitu banyak.

Bening yang cukup ketakutan itu malah justru pingsan sementara adanya bodyguard berusaha membuka pintu namun justru malah terkunci, ini benar situasi darurat karena laki-laki itu juga mencium aroma bensin yang cukup pekat namun dia tak bisa berlama-lama karena mungkin saja mesin cukup panas bisa mengakibatkan kebakaran adanya.

"Sumpah ini diluar dugaan, aku tidak tahu apa yang dilakukan boss killer sungguh gila. Aku harus bisa mengeluarkan dia maupun juga aku sendiri soalnya ini ah entahlah aku harus bisa keluar dari sini."

Percikan api pun terlihat hingga diantaranya terbangunnya perempuan tengah mengandung itu tiba-tiba saja menangis tersedu-sedu hingga kepanikan lainnya telah membuatnya cukup mengantarkan keram perutnya, Tirta sangat bingung karena belum tahu menahu akan mengatasi seorang perempuan tengah pendarahan.

"Aku harus bagaimana? Aku gak mau tahu kamu harus mengeluarkan aku dari sini, aku gak mau mati kalau aku belum menikah dengan pacar aku si Bara. Kamu kan kuat coba deh berusaha, aduh gimana ini gimana?"

"Sudah deh kamu tenang dulu, aku sama sekali tidak menyalahkan kamu cuman lain kali jangan begini. Aku bingung juga tapi kita harus tenang dan harus mencari cara sebaik mungkin untuk keluar dari mobil."

Api pun semakin bertambah hingga hadirnya juga berusaha semaksimal mungkin untuk mencari cara akan tetapi tibanya seorang laki-laki di sampingnya benar-benar menjadi sebuah ketenangan meski jalan belum ditemukan, Bening yang begitu menangis tak ada hentinya berusaha semaksimal mungkin untuk telepon siapa saja dalam kasus ini tetapi adanya justru tak ada seorang pun melewati jalanan tersebut.

Bening yang menghubungi kekasihnya adanya justru tidak bisa membantu dan dengan alasan dia sedang berada di luar kota untuk sesi pengambilan scene di sana, perempuan itu benar-benar pasrah dan memohon kepada Tirta untuk segera melakukan tindakan yang semakin lama api semakin membesar.

"Aku mohon dengan kamu, kamu yang aku percaya. Aku mohon bantu lepaskan ini semua dan aku masih ingin hidup tentunya aku belum menikah dengan Bara. Aku mohon, aku mohon."