Chereads / Beutiful lie / Chapter 30 - bab 29 Pematik Api...

Chapter 30 - bab 29 Pematik Api...

Keesokan harinya,,

Raya, Nara dan chan mengunjungi tempat tempat yang menurut mereka bagus, untuk sekedar berfoto atau makan dan berbelanja, setelah sore hari, mereka pun kembali ke kamar hotel.

setelah mandi dan sebagainya, mereka berdua pun duduk santai dan memperhatikan Chan yang sedang asik main mainannya, sambil menonton TV. Hingga Raya mengeluarkan pematik api itu dan memain mainkan nya. Nara pun kaget bukan kepalang melihat, pematik api yang selalu Bily bawa itu, Nara tahu benar itu pematik api favorit Bily. dengan segera Nara setengah berteriak tak sadar.

"Tidak..... Raya!!!! "

seketika Raya dan Chan pun terkaget dan keduanya memandang ke arah Nara, sedangkan Nara matanya tak lepas pada pematik api yang ada di genggaman Suaminya itu.

"Nara apaan sih bikin kaget aja, tuh lihat Chan sampai kaget gitu... sini Sayang... (sambil menyambut Chan yang merangkak menghampirinya) Nara pun tersadar.

"oh... maaf sayang bukan maksud ku... ngangetin kalian,, aku lihat kamu ambil pematik api, kamu mau ngerokok didalam sini??? sedangkan Chan ada disini? itu ga.. ga baik kan?! " ucap Nara dengan cemas

" Ah... ngaco kamu yank, enggak lah, aku ga akan ngeroko didalam sini, apa lagi ada Chan... ini loh.. aku dapet nih pematik api dari sofa ini, tangan aku ga sengaja ngeraih nya di sela sela pinggir sofa, aku pikir ini milik tamu hotel sebelum kita, tapi ga mungkin juga sih masa petugas pembersih kamar ga liat benda ini di sofa, kan kelihatan lah. lagian nih pematik nya bagus, kayanya lumayan mahal, kayaknya aku simpan juga ga akan rugi, malah lumayan.. hehe.. "

"enggak ah yank, besok kita cek out, simpen aja, ga usah dibawa bawa sama kamu, tinggain aja" "tapi ini lumayan bagus yank"

"kalo kamu mau, beli aja yank, itu punya orang. kamu bisa beli yang lebih bagus dari itu yank"

"iya... iya deh yank,, entar aku beli yang lebih bagusan"

"Gw takut Bily sengaja simpen tuh pematik api, lalu dia pasang Chip GPS didalam nya, untuk memata matain kita Raya" Ucap Nara dalam hati .

keesokannya, siang itu mereka cek out dari hotel, tanpa sepengetahuan Raya ,Nara mengambil pematik api itu dan segera membuangnya ketempat sampah, dia sangat sangat ketakutan dengan apapun yang berhubungan dengan Bily.

tanpa Nara sadari, Raya melihatnya membuang pematik api itu, dan Raya pun kembali mengambil pematik api itu, karena dia penasaran dengan benda itu, mengapa Nara begitu merasa tak nyaman dan cemas dengan benda itu, dan suatu alasan yang janggal jika staf hotel tidak mengamankan beda milik pengunjung sebelum nya. dengan niat mengembalikan pematik api itu pada staf hotel, Raya pun sendiri berjalan menuju reception room, sedangkan Nara sudah lebih dulu berjalan menuju mobilnya di area parkir.

"Permisi,,... "

"iya Pak ada yang bisa saya bantu?! " tanya receptionis hotel

"Saya kan barusan udah cek out , kayak nya ada sesuatu yang ketinggalan,

" oh ya? bisa saya tau benda apa itu biar saya teruskan dengan petugas kebersihan room, . .. "

" ini maksud saya, apakah pematik api ini properti hotel? "

" oh, boleh saya lihat sebentar pak? "

(Raya pun memberikan nya pada resepsionis, dan cepat cepat dia pun bilang)

" oh ini bukan properti hotel pak, kami pun tak menyediakan pematik api di setiap room hotel, dan kami pun pastikan di setiap room hotel dilarang untuk merokok, kecuali dikamar tamu khusus area merokok,dan saya lihat kamar bapak itu termasuk kamar yang dilarang untuk merokok"

"iya saya pastikan saya juga tidak merokok dikamar hotel, karena saya juga bawa anak balita, saya hanya menanyakan benda ini apakah properti dari hotel. dan ternyata bukan, lalu dari mana ini?! "

" mungkin dari tamu anda,...?! "

"tamu??! " tanya Raya heran

"iya, seingat saya ada seseorang yang bertanya kamar anda, malam kemarin sekitar jam 8 malam,"

"oh ya, kok saya ga tau ya?! tidak ada konfirmasi,sebelum nya jika akan ada yg berkunjung. " ucap Raya heran.

" mungkin keluarga atau teman dari istri anda?? "

(Tiba-tiba Raya pun ingat dengan seorang laki-laki yang pernah berpapasadengan nya di lorong dekat pintu lift, dan memang dia berasal dari arah lorong salah satu kamar yang ditempati nya bersama Nara. tampak Raya sedikit berfikir, hingga dia pun berkata.

'" Boleh lihat rekaman CCTV, sekitar lorong kamar yang pernah saya tempati?! "

Resepsionis terlihat agak berfikir dan tersenyum tipis.

" Oh itu harus ke bagian keamanan pak, mungkin agak lama... "

"Oh gitu ya,,, bisa nanti tolong kirim rekaman nya melalui nomer WA saya? saya akan sangat berterimakasih jika pihak hotel mau membantu saya, karena saya merasa ini penting sekali, tolong kirim potongan rekaman CCTV sekitar jam 8 ya, ini nomer HP dan WA saya, nanti saya beri sedikit tips sebagai ucap terimakasih atas kerjasama nya... "

"Ahhh tidak usah pak,, nanti saya sampai kan ya pak, nanti saya kirim rekaman nya, mudah mudahan bisa ya pak, dan tidak memakan waktu lama. "

" iya soalnya saya takutnya, ada orang masuk ke kamar tanpa sepengetahuan saya dan istri saya, jika ada sesuatu yang buruk gimana, saya pastikan tidak akan melaporkan keteledoran hotel, asalkan pihak hotel mengirim rekaman yang saya pinta. " ucap Raya balik mendesak

"Baik Pak, nanti saya usahakan, karena saya harus ada persetujuan juga dari atasan. dan pihak keamanan hotel"

"baik saya tunggu ya kabarnya, terimakasih"

"Sama-sama Pak, maaf atas ketidaknyamanan nya"

Raya pun berjalan menuju area parkiran, dengan pertanyaan yang ada dikepala nya.

" apa Nara menyembunyikan sesuatu dari ku?? dia sama sekali tidak bicara tentang siapapun yg berkunjung, (Raya pun mengingat kembali hal hal yang aneh , malam itu, sejak dia berpapasan dengan laki-laki di lorong, dan hal hal sebelum dia menemukan pematik api itu, sebelum masuk mobil dia pastikan,pematik api itu aman dari Nara, iya Kali ini Raya ingin tau dan menyelidiki apa yang disembunyikan istrinya,tentu dia berharap semua itu tidak ada apa apa, dan Nara tidak terlibat apapun dengan pemilik pematik api yang sekarang ada di saku celana nya. dan Sesampai di mobil Nara pun bertanya)

"kok lama Ya,,, abis ngapain?! "

Raya tersenyum dan seolah tidak ada apa apa

"enggak ada kok, tadi aku tiba-tiba kebelet pingin pipis kan jadi belok dulu ke toilet... lama ya?! sorry ya yank...kemana kita sekarang yank?! "

" pulang... mau kemana lagi?! "

"Siapa tau, mau makan dulu?! "

"iya entar di pinggir jalan aja yank, kita makan, sambil jalan. "

"oke siap...!! "

3 Jam kemudian

Mereka pun pulang ke rumah dengan wajah yang sangat senang, tak lama Ricky pun datang berkunjung, dan dengan santai mereka ngobrol ngobrol ringan, Ricky bercerita tentang kesibukan nya yang kini bekerja di salah satu perusahaan di luar kota, jadi dia tidak bisa sering berkunjung untuk berkumpul seperti dulu lagi, Ricky yang sayang dengan Chan selalu membawa oleh oleh untuk Chan, Chan pun sudah akrab dengan Ricky Ricky sudah seperti paman atau ayah kedua bagi Chan, Nara dan Raya senang melihat mereka berdua akrab, kadang Chan bermanja kepada Ricky, pemandangan itu membuat Nara dan Raya tertawa mengoda Ricky dan Chan. mereka tampak senang sore itu, dan sejenak Raya maupun Nara melupakan masalah masalah yang mereka sembunyikan masing-masing.

Beberapa hari kemudian.

ketika itu Raya sedang menyetir mobilnya hendak pulang ke rumah dari kantor perusahaan nya, tiba tiba handphone nya berbunyi , dan segera dia menerima telfon masuk itu karena nomer yang tidak dia kenal.

"Hallo...?! dengan siapa saya bicara?! " tanya Raya

"Selamat sore Pak Raya. saya Toni resepsionis hotel...

" Oh iya bagaimana kabar nya? apa permintaan saya bisa di penuhi oleh atasan Anda? "

"Syukur bisa Pak, jika bapak berkenan boleh bapak mampir ke hotel kembali?! "

"Aduh saya baru pulang kerja, perjalanan dari lokasi saya sekarang ke hotel cukup lama sekitar 2 atau 3 jam, seperti nya saya tidak bisa ke hotel sekarang,,, kalo bisa kirim lewat HP aja,gimana"

"sebenarnya ini menyahi prosedur Pak, harusnya bapak bisa datang ke hotel, tapi saya juga tidak mau bapaknya kerepotan, saya berhasil rekam ulang melalui tangkap layar vidio HP dari rekaman CCTV-nya , mungkin hasilnya tidak akan sejelas yang aslinya, tapi ini asli saya rekamkan melalu HP. "

"iya gpp, itu pun saya kira sudah cukup"

"baik Pak saya kirim sekarang,

" oke saya tunggu...

Raya pun sejenak menepi kan mobilnya dipinggiran jalan , dan tak lama 1 vidio diterima nya,

dengan segera Raya mendownload nya, dan tak lama diabmengamatinya, rekaman sekitar jam 8 di lorong, ketika dia keluar kamar untuk beli makanan diluar, (sementara Raya mengamati vidio dia pun masih bertelepon dengan Toni resepsionis hotel, ) dan tak berapa lama setelah beberapa menit, sekitar 7 menit dirinya keluar kamar hotel, Tiba-tiba datang laki-laki bertopi yang berpapasan dengannya, dia berjalan dan menuju kamar dimana Nara dan dirinya menyewa hotel, pria itu mengetuk pintu beberapa kali, dan tak lama pintu pun terbuka, dan laki-laki itu segera masuk, dari situ Raya pun kaget dengan apa yang dia lihat,

" Haaah... siapa dia?! kenapa Nara ga bilang sama sekali tentang ini?! " ucap Raya heran dan wajahnya tampak bingung dan kecewa, dia tutup mulut nya dengan lengan dan tak percaya dengan apa yang dia lihat.

"Biar sedikit saya jelaskan ya pak. pria di rekaman CCTV itu, sebelum nya menanyakan kamar atas nama Anda, dan dia mengaku ada janji dengan anda untuk sekedar berkunjung sebentar, karena dia mengaku keluarga dan kerabat anda, bahkan dia bisa membuktikan bahwa dirinya mengenal anda dan istri anda, serta mau menyimpan id card nya sebagai visitor, saya persilahkan beliau menuju lift lantai atas dan memberitahu nya dimana nomer kamar anda berada. . maaf saya tidak konfirmasi sebelum nya melalui sambungan telpon kamar karena, pengunjung sedang membeludak, dan saya kira keterangan visitor sudah lengkap, "

" dia ngasih id card kan, anda ingat minimal namanya?! "

" seingat saya dan saya baca dan tulis di id card nya itu bernama Adrian. Adrian Ptratama. " tegas Toni

"Adrian... Pratama.....?! " sejenak Raya terdiam dan mengingat ngingat orang yang bernama Adrian Pratama dihidup nya, tapi tidak sedikit pun dia merasa punya teman atau kerabat yang bernama Adrian.

"Baik Pak hanya demikian informasi yang dapat saya berikan pada bapak, jika ada hal penting lagi mengenai ini, bapak bisa menelpon hotel atau saya pribadi, atau datang langsung ke lokasi hotel ya pak. " ucap Toni resepsionis hotel.

" oke baik terimakasih banyak atas informasinya, ini sangat membantu saya, "

"Baik Pak semoga hari anda menyenangkan, selamat sore"

(Tut dan Sambungan telpon pun terputus, Raya pun terdiam sejenak dan kembali mm memutar video rekaman itu beberapa kali berusaha mengamati, dan tampak pada wajahnya kekecewaan yang terdapat didalam hatinya pada Nara.)

"Siapa dia Nara??? napa kamu menyembunyikan nya dari ku, bahkan kamu mengundangnya ke kamar hotel saat kita liburan??!!! (sejenak Raya mengingat ingat malam itu, dia mengingat hal yang sedikit aneh, ketika Nara berganti baju padahal dia baru saja mandi, dan beralasan minuman tumpah, dan perihal pipinya yang merah, terbesit pikiran buruk yang ada di kepala Raya terhadap Nara dan laki-laki itu)

"ga... ga mungkin Nara melakukan nya terhadap gw?!!! mungkin saja dia teman atau kerabat nya yang kebetulan bertemu di hotel?! atau apapun itu selain seorang selingkuhan... !!! gw bisa gila karena terus memikirkan hal ini. " ucap Raya sambil menyalakan kembali mesin mobilnya, dan melanjutkan perjalanan pulang nya, menuju rumah, setiba di rumah Raya menyembunyikan dengan rapih rasa curiga dan menahan semua pertanyaan pertanyaan yang ingin sekali dia lontarkan dimulut nya tapi, dia ingin tau sendiri dengan menyelidiki sendiri siapa pria itu, laki-laki pemilik pemetik api yang kini ada ditangan nya.

Setiba di halaman rumah Nara menyambut kedatangan Raya di teras bersama Chan.

" tuh ayah pulang sayang.... " ucap Nara sambil menggendong Chan, Chan terlihat senang menatap pada Raya sambil mengoceh selayaknya balita, Raya tampak senyum dan gembira.

" Hai... jagoan ku... kangen ayah ya... ?! "

Ucap Raya sambil langsung menggendong dan mencium Chan dan Nara.

"Gimana kerjaan nya? lancar?! " tanya Nara

" iya yank, lancar ga ada masalah... masak apa kamu yank?! "

"banyak... pokoknya kamu pasti suka...!!! "

" oh ya???!!! bikin laper nih... tar bantu habisin ya?! "

"Oke oke... tapi kamu paling banyak kan ya, biar tambah sehat, tambah dikit ndutan, biar tambah cakepan... hehe... "

" husss mana ada ndut cakep yang?! "

" ih beneran, yank aku suka kamu agak ndut daripada kurusan, ya jangan ndut2 amat hehe... "

" iya... iya deh yank, ya udah kita masuk... kita makan Chan.... Chan juga harus ndut kaya mamah dan ayah ya... "

Mereka pun masuk Rumah dan makan bareng, seperti biasanya. Raya merasa tidak ada 1 patah kata pun dari Nara yang membicarakan hal lain yang menyinggung laki-laki bernama Adrian, bahkan saat Raya membahas tentang liburan waktu di hotel, padahal Raya menunggu Nara berbicara tentang laki-laki yang bernama Adrian.

Hingga malam tiba pikiran Raya masih saja melayang pada hal tersebut dan menunggu Nara bicara terus-terusan. Raya sabar agar Nara mau bicara sendiri tanpa paksaan, dia menguji kejujuran dari istrinya tesebut, hingga berhari-hari berlalu, Nara tak sedikit pun bicara tentang kedatangan tamu di hotel. Raya memang menyimpan rasa kecewa pada Nara, tapi melihat belakang Nara terlihat lebih baik dari hari hari sebelumnya yang suka tampak murung, Raya pun tidak mau merubah suasana baik Nara menjadi murung lagi, jadi Raya memilih melupakan hal itu, karena dia sangat mencintai dan menyayangi Nara dan Chan.

****************""""",,, ****"*"*********************""**