Setelah pernikahan itu , Hidup Raya dan Nara begitu bahagia mereka saling melengkapi dan mengerti satu sama lain, semua terasa lengkap. Raya semakin semangat bekerja, begitu juga Nara sesuai seperti kodratnya membesarkan dan merawat Chan dengan sepenuh hati, mengurus rumah dan melayani Semua kebutuhan Raya, jika libur bekerja kadang Raya membawa mereka jalan jalan, atau mengunjungi kedua orang tua Nara dibandung, atau kadang kedua orang tua Nara yang datang dan menginap di jakarta, semua terasa sangat lengkap dengan kehadiran teman dan kerabat, kadang berkumpul bareng, atau mengadakan piknik bareng keluarga besar, kebahagiaan selalu bersama mereka, seolah tidak ada kesulitan dalam hidup, semua dimudahkan dan dilancarkan.Bahkan 5 bulan kemudian Raya membelikan Nara Rumah baru hasil dari berpuluh puluh tahun menabung dari hasil jerih payah sejak awal mulai bekerja di jakarta, ya Raya selalu menyisakan uang gajinya untuk masa depan, untuk apapun itu dia tidak pernah mendamba dambakan hal dengan muluk muluk tapi dia hanya berfikir suatu hari nanti pasti semua tabung nya akan sangat membantu saat diri nya sudah berkeluarga, tentu saja sekarang dia bisa berbangga diri dengan hasil jerih payah nya sendiri terutama untuk anak dan istri nya yang sangat dia cintai dan sayang, Rumah yang cukup luas dan besar, dan kebiasaan menabung tetap dia biasakan untuk masa depan keluarga kecilnya. dan yang terpenting kini hubungan nya dengan keluarga besar nya sudah seperti dulu, akrab dan sering berkumpul kumpul lagi seperti dulu dan dengan keluarga Nara pun Raya mudah akrab dan semua welcome pada Raya. Si kecil Chan Caden Rayasa pun kini sudah ber usia 9 bulan lebih, kini Nara harus ekstra dalam mengawasi Chan yang mulai aktif walaupun belum bisa berjalan tapi dengan cara eksploring dengan merangkak membuat Nara kadang kewalahan juga.
Dan siang itu, Nara membawa Chan dengan stoler nya untuk berbelanja kebutuhan sehari hari di supermarket, sekaligus ingin membawa Chan berjalan jalan untuk sekedar mengusir kejenuhan dia pun berniat beli beberapa buku bacaan untuk dia baca di waktu waktu senggangnya.
"Kebutuhan dapur sudah,kebutuhan kamar mandi sudah, cemilan sudah, kebutuhan Chan udah, papa Raya sudah, sekarang kita ke tempat buku buku.... " Ucap Nara pada Chan yang dia dudukan di stroller belanjaan. Beberapa menit berlalu dia masih mencari cari sambil sesekali menyapa dan memperhatikan Chan , mata nya masih mencari cari, dan dia pun melangkah untuk mengambil buku yang berada di rak paling atas, terlalu serius mencari mencari hingga tak sadar, Bily menggendong Chan dari stroller., dan Chan mulai berisik karena digendong oleh Bily yang menurut seorang bayi dia adalah orang asing, Chan berusaha memberitahu ibunya dengan ocehan ocehan nya,
" iya sayang.. " ucap Nara sambil menengok pada Chan dan alangkah terkejutnya dia begitu melihat Chan di gendong boleh Bily, hingga membuat sebagaian buku di rak terjatuh.
Sejenak terpaku, dan begitu tersadar dia segera menghampiri Bily dan berusaha merebut Chan dari gendong Bily, tapi Bily tampak santai dengan senyum semeringah dan tertawa kecil, dan menahan Chan agar tidak di rebut oleh Nara.
" Hai Chan... ini papa Bily.... "Ucap Bily sambil menimang nimang Chan.
" Bily...Berikan Chan sini!!! atau gw teriak?!!! " ucap Nara ,Bily makin tertawa
"Ha ha ha.... lu ga usah teriak teriak Nara, gw ga berbuat jahat sama lu ataupun Bayi ini!!! (Chan mulai merasa tak nyaman, dia mulai merengek menginginkan Nara)... Hai Chan bilang sama mama mu ini tidak usah lebay jadi orang!!! lagi pula gw ga sudi lama lama gedong lu... dasar anak Haram... anak tukang selingkuh..! " Bentak Bily pada wajah Chan , seketika itu Chan pun menangis dibentak oleh Bily, Nara pun teriak teriak minta bantuan keamanan, seketika perhatian orang orang di sekitar tertuju pada mereka, Bily hanya tersenyum sinis dan mengembalikan Chan pada Nara.
"Lu... ketakutan Nara?! ya gw bisa rasakan lu sangat ketakutan!!! dan bersiap saja ini hanya permulaan, gw akan buat lu selalu ketakutan dan tak tenang.... dan berakhir dengan penyesalan!!! " Ancam Bily pada Nara sedikit bebisik didekat telinga Nara,sambil menyerah kan Chan pada Nara. Dengan kuat Nara pun mendorong Bily hingga terpental selangkah darinya, dan Bily hanya tertawa.
" tolong security....!!! tolong...! " teriak Nara, dan tak lama security datang tapi sebelum keamanan datang Bily pun segera pergi menghilang, Nara pun sejenak ditenangkan dan setelah itu pergi pulang ke rumah.
Ancaman Bily terus terngiang ngiang di telinga nya, dan dia tidak langsung memberitahukan Raya karena Raya sedang bekerja takut mengganggu nya. Barulah setelah Raya pulang ke rumah dia bercerita kejadian di Supermarket tadi pagi.
"Aku takut Raya... takut dia mencelakai kamu lagi, atau bahkan Chan. "
"Tenang Nara, kamu jangan terlalu memikirkan ancam itu, itulah memang yang memang dia inginkan, membuatmu ketakutan hingga kamu tidak tenang. sekarang jika pergi kemana-mana minta seseorang nemenin, jika tidak ada yg bisa nemenin lebih baik di undur jika urusan nya tidak terlalu penting atau mendesak." ucap Raya sambil merangkul Nara.
"Iya Raya..... " Ucap Nara sambil bersandar pada Raya.
Hari hari berlalu, Nara pun kini lebih memilih lebih banyak tinggal di rumah, jikapun perlu sesuatu dia memilih order Online, jika terpaksa harus keluar dia lebih memilih pergi dengan ditemani Ricky, saudara Raya, atau jika kebetulan sedang berkunjung dengan teman nya Mery, atau jika semua orang tidak bisa menemani jika mendesak dia memilih naik taksi online. Ancam Bily waktu itu benar-benar berdampak pada Nara.
Hingga siang itu, Seorang kurir mengirim sekotak paket.
"Permisi.... paket!!! "
Tak lama Nara pun keluar rumah
"iya Pak?! "
"paket bu... "
"Terimakasih pak"
(Nara pun mengambilnya, dan kurir paket pun berlalu)
"Hemmm paket apa ya, apa pesanann ku yang kemarin?! tapi kok kecepatan banget, baru kemaren aku pesan....masa udah dateng lagi,,tapi ini tidak ada catatan barangnya apa,,,, hemmmm paket apa ya, tapi ini jelas banget alamat dan penerima nya nama ku, dan alamat rumah nya pun rumah ini, hemmm ya sudah kita buka saja... karena emang ini untuk penghuni rumah ini, mungkin paket papa Raya,ku telpon dulu kah? ! ;oke biar aku telpon dulu papa Raya...."
(Nara pun segera menelpon Raya dan menanyakan sekotak paket yang datang)
"Enggak kok, aku ga pesen paket apapun,... "
"Bukan ya.... kukira ini paket kamu, atas nama aku, atau... (Nara tertawa kecil sendiri)
" Atau apa yank?!... "
"Aku kira ini paket suprise dari kamu untuk aku... hehe"
"kamu mau yank... dikirim paket suprise gitu dari aku?! .... iya.. iya... aku kirim ya buat kamu... apa ya... kamu mau apa yank..?! eh kan suprise ya, kamu jangan tau... hehe"
"... Hehehe... ga usah deh, kamu lagi kerja... "
" ... enggak apa kok yank, buat kamu dan Chan apa yang enggak pasti aku usahain, "
"Terimakasih sayang.. ., hem ya udah aku buka aja ya, biar ga penasaran. "
"ya udah ga apa apa kamu buka aja yank... "
"Ya udah aku tutup ya, kamu kerjaan nya hati hati... "
"iya sayang ku... kamu juga baik baik ya di rumah bareng Chan. "
"iya see u"
"see u too, love you so much....Nara "
" i love you too, Raya bye"
"bye"
Dan setelah itu Nara pun mengambil kembali Kotak paket itu dan mengambil gunting untuk membuka nya, sambil duduk di ruang tamu dan perlahan dia membuka nya, dan ternyata Boneka beruang coklat yang sangat lucu,beberapa tangkai bunga mawar merah yang masih baru, Nara tersenyum melihatnya, dan mengambilnya dari kotak.
"Bunga mawar yang cantik...bonek beruang yang Lucu sekali... dan sepucuk surat yang wangi... hem Romantis sekali ya, kupikir pikir Raya harusnya yang punya ide kaya gini...tapi sayang ga ada nama dan alamat pengirimnya" ucap Nara sambil tersenyum senyum sendiri(dan Nara pun membacw secarik surat yang wangi itu dan membacanya)
"Untuk yang tersayang dan ter cinta, Nara. Selamat atas pernikahan dan kelahiran baby Chan, maaf aku telat, untuk memberikan Ucap selamat..kuharap kalian bisa bahagia.....selama nya..."
"Hem... siapa ya...?! mungkin ini untuk Chan saja Bonek nya, eh ada tali ppenariknya...coba kita lihat tedy bear nya bisa ngomong apa...?!" dan perlahan Nara pun menarik tali penarik nya, berharap bonekanya bisa berbicara atau berbunyi, tapi tanpa di duga setelah Nara menarik tali boneka itu, dan dengan tak terduga Bonek itu meledak dengan ledakan yang cukup keras, hingga membuat Chan yang tertidur terbangun dan menangis seketika karena kaget, sedangkan itu Nara seketika pingsan karena ledakan itu tepat mengenai wajahnya dan kepala nya, dan seketika darah keluar dari kepala , hidung ,telinga dan bibirnya, wajahnya mengalami sedikit luka bakar, beberapa menit kemudian Nara tersadar karena mendengar tangisan dari kamar Chan yang terus menerus menangis, dan seperti nya Chan sudah menagis agak lama, perlahan Nara berjalan menuju kamar nya untuk menemui Chan yang menangis.
" Chan.... Chan...." Ucap Nara tak perduli kan darah yang keluar dari kepala, dan hidungnya,walaupun seketika itu matanya terasa buram,dia mencoba berjalan menyusuri dinding menuju kamar dimana Chan menangis dan Sementara diluar sana Ricky yang baru datang mengetok ngetok pintu dan beberapa kali memencet bel tak ada yang membuka, dan samar samar dia mendengarkan suara tangisan Chan dari luar, karena khawatir Ricky pun mencoba membuka pintu dan syukur ternyata tidak terkunci, bekas tadi Nara membuka pintu mengambil paket, dan begitu masuk Ricky terkejut dengan keadaan ruang tamu yang sedikit berantakan, ada bekas dus, gunting, bagean bagean boneka yang berhamburan, dan bau terbakar, dan Ricky makin khawatir melihat ada bercakan bercakan darah di lantai, dan karpet, Ricky pun menyusuri bercakan darah yang mengarah ke kamar Dimana Chan terdengar sedang menangis.
"Nara....?!... Nara....!!! Chan...!!! " " teriak Ricky sambil masuk ke kamar dan begitu terkejut nya Ricky, karena melihat Nara sedang memangku Chan yang menangis denga wajah yang berdarah dan sesekali mengaduh kesakitan sambil berusaha menenangkan Chan yang menangis di pangkuan nya.
"Ya Tuhan Nara lu kenapa?! " ucap Ricky, dan segera saja Ricky membawa Nara dan Chan ke RS terdekat.dan setelah itu segera menelpon Raya.
"Halo Rick, ada apa?! " tanya Raya
"Ya Nara masuk RS, wajah dan kepalanya terluka , dia bilang ini karena boneka yang dia Terima dari paket yang baru dia Terima. "
"Ya Tuhan.... "
seketika Raya pun berhenti dari pekerjaannya.
"Ok Ya gw tau lu lagi kerja, lu jangan khawatir, ini udah gw atasi, "
"Chan gimana Rick? ;"
" Syukur dia baik baik saja Ya, hanya Nara yang terluka tapi sekarang lu jangan khwatir, dia sudah ditangani sama dokter, untuk perkembangan kita masih menunggu, mudah mudah an tidak sampai menjadi luka serius. lu kerja dulu aja, disini juga udah ada kakak lu dan ortu lu, lu dateng kesini kalo udah pulang kerja aja. "
"Iya Ricky gw ngerti, gw ga bisa sekarang ke RS karena gw lagi kerja, "
jam 7 malam , di RS
"terimakasih Ricky Lu selalu ada di saat yang tepat,saat Nara perlu pertolongan.gw selalu datang terlambat...dan gw kesal pada diri gw sendiri kenapa gw biarkan Nara buka isi paket tanpa nama dan alamat pengirim itu" ucap Raya dengan wajah penuh penyesalan.
"its ok Ya, lu ga perlu berterima kasih seperti itu, kebetulan saja tadi pagi gw mampir. .. dan gw denger Chan nangis nangis gitu, gw kuatir dirumah ga orang, dan begitu gw masuk ya inilah yang terjadi, sayang nya mata Nara sekarang buta sementara, mudah mudahan ga sampai permanen"
(raut muka Raya terlihat begitu sedih)
" ya udah deh Ya, lu lebih baik temui Nara sekarang. gw sekalian izin pamit pulang ya, semoga Nara cepet sembuh "
" iya Ricky, sekali lagi gw terimakasih banyak sama lu... udah urusin Nara seharian ini di RS. "
" ya udah gw pulang ya,.. "
Ricky pun pulang ke rumah, setelah itu Raya pun masuk ke dalam kamar Rawat inap. Dengan perasaan bersalah dan sedih
pintu pun dibuka, Raya melihat pada Nara yang terbaring dengan mata diperban dan beberapa luka di wajahnya. Raya duduk di dekat Nara, sambil memegang tangannya.
"Maafin aku ya, aku baru bisa ke RS sekarang, aku benar-benar tidak menyangka semua ini terjadi pada mu.... Siapa lagi orang jahat yang tega lakukan ini semua terhadap kamu Nara?! " Ucap Raya sedih, Nara pun mengusap Kepala Raya yang terbaring didekatnya.
"Raya....!! ini bukan salah kamu... kamu ga usah terus meminta maaf dan merasa bersalah,,, semoga orang yang punya niatan jahat itu, segera ditangkap. Aku malah takut dia mencelakai Chan dan kamu juga, kamu juga baik baik ya Ya!!! "
"Iya Sayang... aku akan lebih berhati hati, sementara aku titipkan Chan di rumah mama.. "
"Mama?! nanti dia kerepotan "
"Enggak kok, mamah malah seneng bisa ngurus Chan, dia juga berharap kamu cepat sembuh dan polisi cepat nemuin siapa orang yang udah mengirim paket itu"
"Ya semoga saja cepat ketemu,... "ucap Nara sambil di hati nya merasa ada suatu keyakinan bahwa yang berbuat jahat itu Bily.
" Apa mungkin yang mengirim paket itu Bily?! " tanya Raya
"Aku sangat takut,,, Dia yang melakukan nya , Raya. Apa lagi jika aku ingat juga apa yang pernah dia lakukan pada mu dulu. tapi tetap kamu jangan dulu berprasangka buruk, semoga polisi cepat bisa mengungkapkan siap orang jahat itu"
"Iya, Nara.... "
2 hari kemudian, Nara masih di rawat di RS karena matanya mengalami kebutaan sementara, dia masih perlu perawatan dokter secara intensif. Sesekali Ricky, kakaknya Raya, orang tuanya Raya, dan orang tua Nara pun sesekali menjenguk, saling bergantian selama Raya bekerja.
Raya yang merasa curiga Bily otak di belakang semua yang telah menimpa Nara pun, mengusulkan polisi menangkap Bily, Bily sempat beberapa kali di mintai keterangan dan di panggil polisi,tapi Pemeriksaan polisi pun tidak membuahkan hasil karena tidak cukup bukti pun untuk menangkap Bily sebagai tersangka, Bily beralibi dia berada di luar kota saat kejadian dan dia tidak tahu menahu, Walaupun Raya dan Nara sangat yakin Bily yang melakukan semua kejahatan dan teror itu, tapi sayang tidak ada bukti kuat, Kepintaran Bily dalam merencanakan sesuatu hal sangat matang dan penuh perhitungan, hingga beberapa kali dia lolos dari hukum.dia tidak sekali pun tersentuh hukum.
Setelah pemeriksaan berakhir, Bily pun tersenyum sinis pada Raya, Saat itu mereka berada dikantor polisi, dan Bily bebas tanpa kesulitan suatu apapun, Raya tampak kecewa dengan kinerja kepolisian tapi dia bisa apa, dengan kesal Raya pun meninggal kan kantor polisi dan melanjutkan pekerjaan nya. Bily pun keluar menyusul Raya, dari kejauhan Bily menatap Raya yang bergegas mengendarai mobilnya.
"Kalian kira gw bisa dengan mudah dijebloskan ke penjara....!!! lihat saja nanti, kalian tidak akan pernah merasa tenang selama gw masih hidup, Gw akan selalu menganggu hidup kalian, sekalipun kalian sudah menikah, tapi gw ga sekalipun merelakan semua itu!!! " Ucap Bily dalam hati, sambil memakai kaca mata hitamnya, dia pun masuk ke mobilnya dan segera pergi dari kantor polisi.
****************************************************