Pagi itu sekitar jam 10han.Raya menyempatkan diri datang ke RS,disela waktu sibuknya ,dia ingin melihat Nara, walaupun dari kejauhan,. hingga akhir nya dia melihat Nara sedang duduk di kursi roda yang di dorong oleh Ricky, Raya mengikuti dari belakang dan mereka terhenti di ruangan Radiologi, Nara akan di USG, keadaan janin nya. setelah pintu tertutup, Raya pun hanya diam dan duduk menunggu sekitar 4 atau 5 meter dari ruangan itu, kini dia merasakan bagaimana Nara waktu itu menunggui nya di RS, dan waktu dimana Nara seperti dirinya, hanya bisa memperhatikan dari kejauhan karena tidak diperbolehkan masuk atau dekat dengan nya oleh Lucy dan keluarganya. Hati Raya tiba tiba sedih merasakan derita yang di alami Nara waktu dirinya sakit dan hilang ingatan.
" Dulu lu yang jagain gw... dulu lu juga ada diposisibgw saat ini, hanya bisa melihat dan memperhatikan dari kejauhan... tapi saat itu posisi lu dan perasaan lu pasti lebih sakit karena mereka melarang lu bertemu dengan gw..., sedangkan sekarang gw tidak bisa bertemu dengan lu karena hanya rasa egois gw dan rasa gengsi gw terhadap lu...!!! dulu status lu yang menghalangi gw dan diri lu untuk bersama, kini status gw sebagai suami orang yang menghalangi gw dan diri lu tuk bersama, seharusnya gw berfikir seribu kali untuk menikah dengan perempuan yang tidak gw cintai....!!! harusnya gw pun tak menikahi dia, dan membuat dirinya pun menderita karena gw tidak sepenuh hati mencintai dia!!! sekarang gw terjebak di tengah tengah keadaan yang membuat gw merasa ini bukan diri gw, gw terjebak Nara!!" ucap Raya didalam hati. dia dengan perasaan yang bercampur aduk antara penyesalan dan segala penyesalan yang dia rasakan, yang membuatnya kadang menutup diri dan merasa tidak sepenuhnya jadi dirinya sendiri seperti dulu.Dan 20 menit kemudian mereka pun keluar ruangan, Raya menundukan kepala nya yang tertutupi topi dan pura pura memainkan HP nya diantara deretan orang-orang yang sedang menunggu, saat mereka melintas, Nara sempat melihat pada nya, dan tak lepas melihat pada Raya, Raya pun sempat menyadari Nara menatap nya, dan Nara masih sesekali melihat ke arah belakang untuk memastikan.Raya mendengar sedikit percakapan mereka percakapan antara Ricky dan dokter, bahwa keadaan Nara sekarang sudah membaik Dan hari ini boleh pulang,tinggal menunggu surat peryataan dari dokter untuk pulang.Dan ketika hendak mengambil obat di ruangan untuk pengambilan obat.
"lu tunggu dulu disini ya, seperti nya di dalam penuh, apa lu mau ikut ke dalam? " tanya Ricky
"Gw tunggu disini aja Kiy... kalo gw ke dalem sulit juga masuk pake kursi roda. " ucap Nara sambil melihat lihat dalam ruangan pengambilan obat yang ramai orang.
"Ya udah lu disini dulu ya, gw tempatin di.... (sambil mendorong kursi roda Nara ketempat yang lebih luas dan nyaman, diantara ruangan loby RS dan ruangan pengambilan obat).... nah disini aja ya... "
"Okey... "
"tunggu ya... "
Ricky pun masuk kedalam ruangan pengambilan obat, sedangkan Nara menunggu di luar sekitaran lobby, tau Ricky masuk kedalam, Raya pun mendekat, dia melangkah menuju tempat dimana Nara duduk di kursi rodanya, dan tak lama dia menyadari orang yang tadi sempat dia lihat di lorong sekitar ruang radiologi adalah Raya, dan benar saja, dia Raya, dan sedang berjalan menuju ke arah nya. Nara hanya diam dengan sedikit panik tergambar di wajah nya, Raya pun berdiri dihadapan nya.
" Nara...!!! " ucap Raya dengan hati yang mulai berdegup kencang, Nara hanya diam dan menunduk, berharap seseorang membawanya pergi dari hadapan Raya.
"Nara... !!! lu kenapa?! Nara...begitu banyak hal yang ingin gw bicarakan,tentang semua kebohongan yang lu sembunyikan dari diri gw, tentang pernikahan gw dan Lucy...Nara maafin gw...!!" ucap Raya perlahan, tapi Nara hanya diam dengan mata yang mulai berkaca kaca, lalu Nara menatap Raya tajam dengan wajah yang memperlihatkan kebenciannya.
" tidak ada lagi hal yang dapat kita bicara kan!!!pergi lah, " ucap Nara ketus. "Tapi Nara...gw..gw ga bisa...." (lalu Nara berteriak) "Suster.... suster!!!" teriak Nara, seketika perhatian orang orang melihat padanya, dan tak lama seorang suster datang .
"Ya ada apa? "
" Suster tolong bawa saya ke kamar saya "
"baik... ayo...!! "
Suster perawat pun mengantarkan Nara bke kamarnya, Raya hanya diam, dia sadar Nara sangat membenci nya, tapi Raya pun tak bisa berbuat banyak, Raya pun pergi dari RS dengan perasaan bersalah nya pada Nara. sementara itu Nara menangis di kamar nya.
"Napa lu datang lagi setelah lu tinggalin gw dengan pernikahan lu bersama Lucy, sekarang terlambat untuk lu menjelaskan apapun itu, seperti halnya lu tak beri gw waktu untuk menjelaskan keadaan gw dan status gw... padahal tinggal beberapa minggu lagi gw lepas dari Bily secara resmi, tapi lu tanpa mengucapkan apapun lu menikah dengan nya, di hadapan gw..., gw tau gw salah Raya tapi gw lakukan semua demi hidup bersama dengan lu... gw ingin hidup bahagia... tapi gw salah... lu ga bisa menerima siapa diri gw yang sebenarnya, bahkan setelah gw percaya lu, bahkan setelah gw berikan segala nya pada lu... lu ternyata tidak bisa menerima gw... gw mempercayai lu sepenuhnya tapi ternyata tidak dengan diri lu... lu tidak bisa menerima gw seperti apa yang lu bilang, lu tidak seperti yang gw duga... Raya!!! " Ucap Nara dalam hati, dan tak lama ketika Ricky masuk Nara segera menghapus air matanya.
"Nara...lu tadi kemana gw cari cari, gw tanya Suster di sana katanya lu minta diantar ke kamar,tau gitu tadi gw antar lu duluan ke kamar, tapi ga papa akhirnya.. kita bisa pulang Nara, gw udah dapet surat dari dokter, ini obatnya, kita beres beres dan kita pulang... " ucap Ricky senang, dan ketika melihat wajah Nara yang terlihat agak basah dan sembab Ricky pun mulai bertanya.
" lu kenapa?! apa lu ngerasa ada yang sakit sama perut lu?! ... gw panggil dokter lagi?! "
" enggak... tidak usah Ricky... gw.. "
"kenapa?! lu bisa cerita sama gw seperti biasa Nara'
ucap Ricky dengan nada penuh pengertian.
" gw.. tadi ketemu Raya...!! "
seketika Ricky pun kaget dan heran.
"Raya?!... kenapa ada Raya disini?! apa dia tau lu ada disini? atau dia tau dari orang lain lu ada disini?! "
" Gw ga tau kiy... "
" mungkin kah orang yang anter plastik obat itu Raya?! , lu di apain sama dia?! apa yang dia bilang?! apa yang dia perbuat sampai lu nangis kaya gini?! kalo dia nyakitin lu, biar gw yang kasih tau dia dan gw batalin kontrak gw sama dia soal ngisi live music di cafe dia!! "
ucap Ricky mulai berapi api
" dia ga bilang apa apa Kiy... gw ga sempat dengarkan apa yang mau dia bilang sama gw, gw minta Suster antar gw ke kamar. dia ga sempat bilang dan menjelaskan apapun, lu ga perlu membenci dia, menjauhi dia atau batal kontrak gara gara ini dengan dia, gw ga apa apa gw baik baik saja... ini hanya luapan emotional dalam hati gw... its oke gw baik baik saja"
" lu yakin Nara? "
" iya... Kiy... gw yakin,, " ucap Nara menyakinkan Ricky sambil tersenyum.
"ya udah deh kalo gitu kita siap siap pulang!!! gw udah beresin rumah sewa baru lu, lu gavusah kuatir pulang dari sini lu tinggal istirahat dan makan minum obat, tidur..., gw sedari kemarin udah beresin bareng anak anak yang lain, jadi lu tinggal istirahat total semoga lu betah tinggal disana ya Nara... "
"terimakasih banyak Ricky. . ini sudah sangat sangat berlebihan dalam menolong gw, entah harus bagaimana gw balas kebaikan kebaikan lu terhadap gw Kiy... terimakasih... terimakasih... terimakasih... " Nara pun menangis, Ricky pun mendekat dan memeluk Nara.
" Nara... lu ga usah bilang kaya gitu.... gw ikhlas kok sama lu... lu cepet-cepet sembuh ya Nara... !! "
Setelah itu mereka pun pulang menuju rumah kontrakan Nara yang entah keberapa kalinya dia pindah, kali ini Ricky membantu Nara dalam semua hal, dan Nara sangat terbantu, setelah sehat Nara pun kembali bekerja, kini Ricky yang selalu bersama Nara, sampai-sampai Ricky pun ikut menemani Nara jika memeriksakan kandungan, Ricky sangat antusias mengetahui perkembangan bayi yang ada diperut Nara, seolah dialah ayahnya, dia sangat memperhatikan kondisi Nara dan bayinya, segala kebutuhan untuk persiapan lahiran pun Ricky mulai satu persatu membelinya, Nara sudah tak habis pikir mengapa Ricky bisa seperhatian itu terhadap nya, hingga hubungan keduanya semakin dekat, dan Nara tidak berharap Ricky jatuh cinta kepada nya, sangat sulit, Nara berfikir umur Ricky terlalu muda untuknya terpaut 5 taun Nara lebih tua dari ricky, dan dia pun sadar akan statusnya sekarang yang rumit yaitu janda yang sedang mengandung bayi Raya, yang tak jelas juga statusnya, Nara tidak mau Ricky menanggung semua kerumitan hidup yang dimilikinya, apalagi Ricky mempunyai keluarga yang baik dan bahagia, Nara takut semua akan berakhir seperti Raya dimana semua keluarga Ricky tidak setuju dengan statusnya, Nara cukup trauma untuk memiliki hubungan yang spesial dengan seorang lelaki, malah Nara berkali-kali berusaha menjodohkan/ memperdekatkan Ricky dengan teman nya sesama pekerja di toko Susans Bakrey tapi Ricky selalu menghindari Gaby, dan terkesan cuek dan acuh tak acuh pada Geby. Nara hanya bisa tertawa jika melihat wajah Ricky yang kesal jika bertemu dengan Geby yang berusaha PDKT terhadap nya.
Ketika itu Raya dan Lucy sedang berbelanja di salah satu swalayan, begitu juga Nara dan Ricky,
"bentar Nara gw ada sesuatu yang ketinggalan, ada barang yang perlu gw beli buat motor gw..."
"ya udah gw tunggu disini ya sambil nyari nyari cemilan, "
Ricky pun segera pergi menuju lorong swalayan yang terdapat sparepart motor. Nara menunggu sambil memilih milih beberapa cemilan ,
Lucy melihat nya, dan memperhatikan Nara bersama Ricky.
" lu lihat, ternyata sekarang dia mendekati si Ricky, (Raya pun melihat pada Nara dan Ricky yang pergi menuju lorong barang lain.)... Ricky itu teman lama lu kan?!... seperti nya gampang banget dia lupain lu, dan pindah hati ke cowo lain, " ucap Lucy sambil tertawa kecil, Raya hanya diam dan tidak perduli sedikit pun dengan apa yang Lucy bilang.
" gw tunggu lu di parkir... kalo lu udah selesai belanja.. " ucap Raya pada Lucy sambil pergi.
Lucy pun hanya cemberut, dan terlihat BT, tapi karena masih banyak keperluan yang belum dia beli dia pun berbelanja sendiri, Sifat Raya memang berubah dingin dan cuek, pada siapapun bahkan pada keluarga nya, dulu dia dan keluarga nya sangat dekat dan hangat, tapi sejak menikah dia menjadi dingin dan cuek, seperti ada luapan emosi yang dia tahan terhadap mereka. Lucy pun tidak bisa berbuat banyak selama dia memiliki Raya dia tidak banyak menungtut yang penting dia memiliki Raya sebagai suaminya.
Dan di parkir ketika melihat Nara dan Ricky terlihat senang tertawa tawa, saat hendak naik motor, Raya pun ingin menghampiri mereka, tapi dia putuskan untuk mengikuti mereka saja dengan mobilnya, Lucy pun dia telpon untuk naik taksi dan beralasan ada hal penting yang harus dia kerjakan.
dan setiba sekitar rumah Nara, Ricky pun pergi setelah mengantar Nara, Raya pun mendekati rumah Nara, dia mengetuk pintu dan begitu Nara membuka pintu Raya pun langsung memeluk Nara, Nara yang terlanjur dipeluk Raya pun terdiam,
" Nara...!! maafin gw... " ucap Raya sambil memeluk Nara erat, dan setelah itu Raya pun melihat pada Nara
" ternyata gw ga bisa hidup tanpa lu, maukah lu memaafkan gw...!! "
Nara pun selangkah mundur dari Raya,
" Gw sudah memaafkan lu, walaupun sulit, tapi gw harus memaafkan lu, agar lu tidak lagi tersiksa dengan perasaan itu, dan gw harap lu pun memaafkan gw... semua gw lakukan demi bersama lu tapi kita tetap tidak bisa bersama... gw memaklumi semua tidakan mereka yang menginginkan yang terbaik bagi lu... (Nara pun perlahan tersenyum walau pun itu sulit tapi dia mencoba tersenyum agar Raya tidak terus terbebani pikiran dan batin) ... gw sudah bahagia, dan gw pun harap lu bahagia bersama Lucy... dan gw tau lu pasti bahagia bersama perempuan pilihan orang tua lu... mari kita berdamai dengan keadaan, dan gw harap lu tidak lagi memikirkan gw...lupa kan gw..Raya!!! "
Wajah Raya pun berubah muram dan dia terlihat sedih.
"Apa maksud lu bahagia??? ... apa nya yang lu bilang bahagia??? apanya yang bahagia , Nara? (Nara pun menunduk)... jawab gw Nara? apa lu bahagia sekarang hidup bersama Ricky?! apa lu sangat cepat melupakan gw?? apa lu pikir gw bahagia bersama Lucy?? lu pikir gw baik baik saja??? lu pikir gw bisa lupa semua tentang lu??? lu pikir gw baik baik saja??? jawab gw Nara??? .... selama ini gw menderita!!! tapi gw tidak bisa berbuat banyak untuk kebahagiaan diri gw sendiri, bahkan gw sudah tak lupa bagaimana itu hidup bahagia,, atau bahkan menderita!!! gw merasa hampa tanpa lu... semua itu bukan keinginan gw... pernikahan itu atau apapun itu semua omongkosong... gw ga tau mereka akan menikah kan gw bareng Lucy, mereka bersama Bily memberikan gw sebuah kebenarannya, dan kejujuran tentang siapa lu sebenarnya... terus terang semua itu membuat gw shock, emosi gw saat itu terhadap lu... benci gw saat itu terhadap lu...!!! tapi setelah gw jalani sendiri kehidupan gw tanpa lu, gw merasa ini bukan diri gw... gw mohon kembali kan lagi hidup gw yang lu bawa pergi!!! persetan dengan semua kebenaran itu gw tetap menderita setelah tau segalanya... !!! "
" cukup Raya!!! sudah hentikan semuanya, gw ga bisa lagi balik sama lu... gw ga bisa...!!! " teriak Nara, Raya pun menatap Nara tajam
" Apa yang membuat lu ga bisa kembali lagi pada gw? ... apa Nara? ! "lalu Raya pun tersenyum sinis
dan melihat pada badan Nara yang tampak hamil
" ternyata.. lu?! ... jadi lu?! .... pantas saja lu ga bisa lagi balik sama gw... karena sekarang lu lagi hamil... lu hamil anaknya Ricky kan?! gw tau lu sekarang bareng sama dia, hampir tiap waktu gw liat lu ama dia, jadi lu sekarang jadi cewe gampang... dan bayi dalam perut lu itu hasil hubungan lu ama Ricky!!! (Plaak... Nara menampar pipi Raya sangat keras, seketika Nara merasakan sakit diperutnya) " lu jangan ngomong sembarangan ya!! jaga mulut lu. ...gw ga seperti apa yang lu bilang...dan anak ini ga tau apa apa, jangan lu bawa bawa dia...!! gw sudah cukup menderita dengan semua ini... jangan lagi lu buat gw membenci lu, Raya! jangan lu menduga duga tentang lu sendiri ga tau! lu mau panggil gw cewe gampang gw bisa Terima tapi jangan lu bilang apa yang lu ga tau tentang bayi ini"ucap Nara sambil menangis dan memegang perutnya, dan segera menutup pintunya, dia menangis dibalik pintu, Raya pun tak menduga akan membuat Nara sangat marah,Raya mendengar suara tangisan Nara terdengar pilu)
" Na... Nara!! maafin gw... gw ga bermaksud , gw ga bisa mengendalikan ucapan gw... dan emosi gw.. Nara!!! gw harus bagaimana?! " ucap Raya sambil terduduk sedih di depan pintu. Raya terdiam sejenak, dia berharap bisa memeluk dan minta maaf pada Nara yang menangis karena ucapan nya, Nara mulai merasakan sakit diperutnya malah bertambah hebat, dan tak terasa darah keluar dari jalan lahirnya, sambil tak henti menangis, Nara pun menelpon Ricky.
"Halo Nara... hei napa lu nangis...?! " ucap Ricky sambil merasa panik
"Kiy... perut gw sakit... gw pendarahan...! " ucap Nara sambil menangis dan menahan sakit
"Apa...?! pendarahan... waduh.... lu tenang dulu.... gw ke sana segera, dengan ambulance!!! "
15 menit kemudian, Ricky datang dengan bulance dan paramedis, Raya yang masih terduduk disana merasa heran dan tak tau harus apa, Ricky pun hanya melihat nya tajam, Raya tak tau Nara pendarahan, Raya semakin merasa bersalah, dia yakin Nara begitu karena ulahnya tadi, Nara dibawa menuju Mobil ambulan.
"Nara.. Nara lu ga apa apa?! Nara maafin gw... " ucap Raya, lalu Ricky menghentikan Raya.
" apa yang udah lu lakukan pada Nara, Raya?! "ucap Ricky sambil menatap kesal pada Raya
" Gw yang salah, Ric... gw yang salah!! "
" lu jangan ganggu Nara lagi...!!! " ucap Ricky lalu dia masuk mobil ambulan dan pergi bersama Nara ke RS, Raya pun hanya diam terpaku melihat ambulan yang perlahan menghilang dari pandangan nya. Raya merasa sangat bersalah, Nara pendarahan karena sebelumnya adu mulut dengannya. lalu tiba-tiba terdengar suara handphone Nara yang tak sempat dibawa karena suasana panik, Raya pun masuk ke rumah yang tak dikunci itu karena lupa, dan Raya mengambil handphone nya, berniat ingin memberikan pada Ricky atau Nara di RS, Raya melihat telpon berdering dari Mery, dan sudah jauh tau dan kenal mery karena dulu pernah dikenalkan Nara, dan beberapa kali Nara membawanya ke rumah mery, walaupun hanya sampai pintu pagar rumah mery saja, tapi raya cukup tau mery teman dekat Nara, Raya pun segera mengangkat telpon dari mery,
" Halo Nara,kok lama sih angkat telpon nya, btw apa kabar lu di sana?!, lu baik baik saja kan?!gimana dengan kandung lu?! mudah mudahan, Raya kecil juga sehat sehat aja ya... hehe " ucap mery dalam telpon, seketika mendengar Meri berbicara itu Raya pun kaget.
"Raya kecil... apa maksud nya? "
"Halo siapa ini? mana Nara?! "
"Halo... ini gw Raya... apa maksud lu, lu bilang bayi itu Raya kecil?! "
"Ra... Raya?!... kok HP Nara ada sama lu?! "
Nara pendarahan, dia sedang diperjalanan menuju RS.. !mery bisa kita bertemu... sepertinya banyak yang gw ga tau!!! "
Raya pun mengajak Meri tuk bertemu disuatu cafe, saat itu pula Raya pergi menuju tempat cafe yang terdekat dengan rumah mery dimana mereka sudah janjian.
****""""*********"""""""***""""""""""""""""*****""""""********"