Setelah itu Nara yang masih dalam kekecewaan dan kesedihan nya pun,naik bisa menuju taman kota, tak ada tempat yang bisa membuatnya tenang selain di sana. begitu sampai disana, Nara melihat Ricky dan teman teman nya sedang berkumpul, Nara menghampiri mereka.
"Hai semua boleh ikut gabung?! " tanya Nara sambil tersenyum seolah tidak pernah terjadi apa apa.
"Hai Nara...tentu saja!!" sahut mereka.
" Eh lu Nara... lu bisa gabung aja ama kita kita kok... " ucap Ricky.
"lagi pada ngapain nih Ric? " tanya Nara
"Biasalah kita nongkrong sambil latihan, buat perform nanti malem di cafe cafe gitu, yang lain ada yg latihan skateboard juga. sambil nongkrong sambil hobi" ucap Ricky. Nara pun tak banyak bicara dia hanya melihat mereka berlatih, dengan kumpul bareng terasa beban hatinya berkurang, dan dia merasa nafasnya sedikit lega.
Ricky pun melihat Nara yang seperti kurang semangat.
" lu ga di RS nungguin Raya?! gimana kabarnya Raya?! " tanya Ricky sambil menyodorkan minuman kaleng, Nara pun mengambilnya dan membuka nya.
"Thanks... gw sekarang ga akan datang lagi menemui Raya... dia minta gw jangan mendatanginya lagi atau apapun itu... "
"loh... kenapa?! bukannya dia amnesia?! gw kira selama beberapa hari ini dia ingatan nya lebih baik dan kalian baik baik saja" ucap Ricky agak heran.
" memang harusnya seperti itu ya Ric...?!! (Nara pun tersenyum tipis sambil memandang jauh kedepan) ... tapi kenyataan nya tidak seperti itu...(Nara pun bercerita semua yang terjadi pada dirinya dan Raya dan kebohongan Lucy)...dan gw lelah tuk terus ada diposisi sebagaimana mestinya, gw sekarang lebih baik mengurus diri gw sendiri saja, memperhatikan diri gw sendiri, lebih egois lagi... dan lebih mencintai diri sendiri, karena beginilah jika gw sudah falling in love dengan seseorang, gw bisa sangat bodoh, tuli dan buta... harusnya gw berhati-hati untuk mencintai seseorang, karna diri gw suka lepas kendali dan berbuat apapun walaupun itu sangat menyakitkan diri sendiri ataupun orang disekitar gw yang mencintai gw... hanya untuk mencintai seseorang itu sangat lah tidak mudah gw jadi seorang bucin yang sesungguhnya... demolotion lover too much.. yang bodoh!! " ucap Nara sambil senyum tipis mengingat penuh ke ironisan hidup yang dia jalani.
"gw turut prihatin dengan apa yang lu lalui, tapi jika Raya kembali mengingat lu gimana?! "
"gw ga tau... biarkan sajalah waktu yang menjawab, gw ga mau terlalu banyak berharap atau menduga duga hal yang belum pasti, apa lagi kini dia mau menikah dengan Lucy, gw ga mau mengganggu kebahagiaan mereka, jika pun dia mulai mengingat gw, itu sudah tidak berguna. gw yakin saat Raya mulai mengingat gw, dia pun sudah sepenuhnya mencintai Lucy seutuhnya seperti dia mencintai gw dulu" Ucap Nara
" ya walaupun ini tidak mudah, mudah mudah an lu bisa iklas dan meridhoi hubungan mereka, setidaknya lu udah punya keinginan untuk membahagiakan diri lu sendiri itu sudah ada nilai plus agar lu bisa lebih baik dan menemukan seseorang yang lebih baik lagi. " Ucap Ricky
"iya Ricky, gw meridhoi mereka untuk kebahagiaan Raya, gw ga mempersoalkan tentang kebohongan Lucy, ataupun tentang anggapan buruk keluarga Raya dan anggapan buruk orang orang, gw ga menyesali ini semua, gw malah merasa sangat bahagia dan dan sangat berarti karena gw pernah menjadi seseorang yang sepesial di hati Raya, gw sangat bahagia pernah memiliki Raya walaupun tidak seutuhnya dan tidak selamanya. "ucap Nara dengan penuh keyakinan. Ricky pun ikut merasa kan apa yang di rasakan Nara, dia hanya berusaha untuk membuat Nara semangat dan tidak bersedih hati.
Malam hari nya Nara ikut nonton Ricky dan teman-temannya perform di salah satu cafe, setelah itu pun dia pulang diantara Ricky pulang. semua itu cukup membuat Nara melupakan apa yang menimpa nya. walaupun kenyataan nya setiap malam dia selalu menangis di tempat tidur nya.
sementara waktu Nara tidak bekerja dia izin tuk beristirahat 2 hari karena dia merasa tak enak badan. Nara berkunjung ke rumah mery dia bercerita banyak, dan hanya dengan meminjam nomer mery Nara bisa melakukan vidio call pada Dean, karena kedua orang tuanya sudah lama melarang Nara menghubungi nya atau Dean, apa lagi mengunjungi mereka di Bandung, Karena hasutan Bily yang berhasil menyakinkan kedua orang tua Nara bahwa sekarang Nara perfect bad, dan kedua orang tua Nara pun malu karena Nara berselingkuh dan tetap dengan pilihan nya Raya. Dean pun sengaja tidak memberitahu nenek dan kakek nya jika ada telpon dari teman ibu nya yaitu Mery, karena dia tau hanya Mery yang bisa menghubungkan nya dengan sang ibu. jika ada telpon atau ada pesan dari nomer mery, Dean tau itu adalah ibunya, Dean pasti akan segera masuk kekamar, atau pergi ke luar untuk menerima telpon. ketika itu kebetulan dia berada di tempat nya les, dia izin tuk menerima telpon
"Halo... "
"Halo Dean, apa kabar mu disana? "
"Hai mom... aku baik disini, apa kabar mu? "
"Baik nak..., miss u my Dean. bagaimana nenek dan kakek? "
"Baik mom, kenapa dengan wajah mu mu momy, kelihatan nya tidak seperti biasa? "
" iya mamah lagi ga enak badan, mamah juga minta maaf karna mama baru bisa Vidio Call kamu Dean, banyak sekali masalah yang mamah hadapi belakang ini, bagaimana dengan sekolah mu?! "
"semua lancar mom.. ga usah kuatir, "
"apakah ayah suka mengujungi mu?! "
"ya dia suka menemuiku di rumah nenek, tapi belakang an ayah pun sudah 2 bulan ini tidak datang kerumah, mungkin dia sibuk, "
" hemmm... Maaf kan mamah ya Dean karena Mama, semua jadi seperti ini... "
"its ok mom... Dean mengerti keadaan mamah, Dean hanya ingin kita bahagia walaupun kita kini terpisah pisah dan tak lagi bersama... begitu juga dengan Ayah... Dean mencoba memahami saja keadaan orang dewasa, menjadi dewasa itu seperti nya sulit ya mom... (Nara hanya tersenyum dengan kepolosan dan kedewasaan Dean yang luar biasa sangat mengerti keadaan orang tua nya yang kini terpisah, )... tapi Dean janji tidak akan buat kalian repot, Dean disini akan jaga diri dan jaga nenek dan kakek, Dean janji kan menjadi anak yang baik dan tak berulah, Dean ingin membuat kalian bangga. (Nara tak kuat menangis, dia sangat merasa bersalah dengan apa yang menimpa Dean, anak seperti Dean menjadi korban dari ke egoisannya, tapi kini semua tidak dapat dia perbaiki. Dia berfikir tidak mungkin kembali kepada Bily sekali pun tidak lagi bersama Raya.
Setelah menghubungi Dean, Nara pun mengirim kan sejumlah uang pada rekening Dean, seperti biasa per bulan dia selalu menyisakan dari gaji nya untuk dia kirim pada Dean., Nara percaya Dean bisa menggunakan uang itu untuk keperluan nya sehari hari.
Setelah itu.
"jadi setelah ini lu mau kemana Nara?dan rencana lu selanjutnya?" Tanya Mery
"Gw mau nyari kerjaan yang lain, dan gw hidup seperti biasanya, tanpa lagi menemui Raya" ucap Nara serius
" jadi lu ga akan kembali pada Bily? "
"itu tidak mungkin, Mery, gw ga mau balik lagi pada Bily"
Setelah waktu mulai sore hari Nara pun pulang kerumahnya nya, bersikap lebih sabar dan tabah menerima keadaan nya sekarang yang tidak mempunyai pegang , kini dia berpegang pada hidupnya sendiri, dia berusaha memulai hidupnya tanpa kehadiran atau menemui Raya kembali, dia menepati keinginan Raya dan walaupun itu tidak mudah tapi dia berusaha mencoba untuk bisa melalui hidup tanpa Raya.
Sementara itu Raya yang beberapa hari pulang dan hanya rawat jalan saja,
2 Minggu kemudian,Malam itu,
1.45 AM
Raya terbangun dari mimpi nya,
". . kenapa gw bermimpi dia lagi?! hampir setiap malam gw bermimpi perempuan itu lagi dan lagi, gw ga ngerti... padahal gw ga kenal dan ga ingat dia sedikit pun!! " ucap Raya sambil memegang kepada nya dan berusaha mengingat Nara, ingatan itu mulai terbayang secara acak dan terputus putus... potongan memori saat dirinya bersama Nara, dengan menahan rasa sakit di kepalanya dengan keringat membanjiri badan nya, dia mulai melihat perempuan yang bersama nya di tiap potongan memori yang dia lalui adalah wajah Nara bukan Lucy, dia sedikit mulai mengerti mengapa Nara selalu ada dalam tiap mimpinya hampir di setiap malam.
" Na.... Nara.... Nara?!. .. sebenarnya siapa lu dalam hidup gw. napa lu selalu ada dalam mimpi gw... napa gw terlihat begitu bahagia bersama lu.... oh GOD... please give me clue... ! " ucapnya sambil memegang kepala nya dengan kedua tangan nya. lalu dia melihat pada handphone nya dan dia mulai mencari petunjuk di handphone nya, dia mencari Nama Nara dan apapun tentang Nara di handphone nya , tapi tidak ada 1 pun nomer atau pun 1 pun poto Nara di handphone nya, karena sebelumnya Lucy sudah menghapus apapun tentang Nara di handphone Raya.
" tidak ada 1 pun!!! tapi gw mulai merasa dia pernah jadi orang yang begitu dekat dengan gw... gw harus tau sendiri... terlepas apapun yang diceritakan Lucy tentang nya terhadap gw" ucap Raya dia mulai ingin tau hal yang berkaitan dengan Nara tanpa sepengetahuan Lucy.
Siang itu Raya pergi ke sunflower cafe, menemui ivan yang sedang berada di ruangannya.
" hei... lu kemari, mana Lucy? " tanya Ivan
" gw sengaja datang kesini sendiri, bosan gw di rumah. Lucy masih kerja belum pulang juga kali" ucap Raya sambil duduk santai
" gw mau tanya sama lu, lu tau cewe yang bernama Nara?! " tanya Raya
"Iya gw tau, ada sesuatu yang lu inget tentang dia?! "
" gw masih ngebalnk tentang dia, tapi belakang gw mimpiin dia terus ya, dan gw kira gw cukup dekat dengan dia. "
" gimana ya Ya, gw ngomong nya juga bingung. Nara memang pernah deket sama lu, tapi kalo gw jelasin gw ga enak sama Lucy secara dia sekarang cewe lu kan?! entar di bilang nya gw, mengungkit masalalu lu dan bisa bikin lu pindah hati ke Nara,entar Lucy gimana" ucap Ivan dengan serba salah mencoba menjelaskan tanpa berpihak pada siapapun. Raya pun menyalakan rokok nya, dan dengan muka yang sedikit berfikir dia menghembuskan nafasnya.
" huuuu.... gw ngerti maksud lu, tapi setidaknya beri tahu gw, siapa Nara itu di masalalu gw, setau gw Lucy bilang Nara itu cewe yang berbahaya, dia yang udah bikin gw celaka, dia juga yang bikin gw ama Lucy selalu bertengkar, dan dia berusaha merebut gw dari Lucy, bukan nya gw sok kegantengan disukai 2 cewe, tapi gw butuh tau sebenarnya kaya gimana, gw berhak tau yang ssebenarnya" ucap Raya serius
"apa?!! Lucy bilang begitu tentang Nara?! wahhh ga bener tuh... gini .... gini... Ya, bukan nya gw menyudutkan lucy, tapi gw ga setuju kalau Nara di sebut seperti itu, Nara mungkin sekarang bisa dibilang mantan lu karena lu sekarang jalan ama Lucy, gw dukung lu sama siapa siapa juga, kalo sekarang lu nyaman sama Lucy ya gw fine fine aja toh lu yang jalanin. cuman kalo dibilang Nara itu yang bikin lu celaka, atau bikin lu dan Lucy berantem dan lain lain itu ga bener"
"Oke... oke gw sekarang ngerti Nara ga seperti anggapan Lucy, cuma gw pengen tau aja dia itu siapanya gw... sebelum gw hilang ingatan!!" ucap Raya tegas
"... Nara dia cewe lu...!!! semalam sebelum lu
kecelakaan dia cewe lu...!!!" jawab Ivan
Raya pun tertegun, dan dia memang kepala nya,
"Kenapa ga ada yang bilang ini sebelumnya sama gw...!!! " ucap Raya dengan sedikit kesal. Dan Raya pun pergi, Ivan tidak bisa berbuat banyak dia hanya diam dengan sedikit penyesalan dihati nya.
"Napa ga ada yang bilang sebelum nya Nara itu cewe gw. ..!! napa?! sekarang gw mo kemana?! gw pun ga tau!! ' ucap Raya bicara sendiri di dalam mobilnya. Dia keliling kota tanpa tujuan dia menepikan mobil nya di taman kota, begitu dia berhenti, ingatan nya itu datang kembali, Raya mengingat saat Nara marah dan berdua mereka hanya jalan jalan di taman itu tanpa bicara, dengan segera Raya keluar mobilnya dan melihat sekeliling taman dimana dia pernah bersama Nara, dia susuri setiap jalan taman hingga dia duduk di bangku yang pernah dia duduki bersama Nara, kenangan itu tergambar kembali, suara tawa dan senyum nya, saat mentertawakan dirinya begitu jelas tergambar di matanya, hingga kepala nya tak kuat dan merasa sakit, dan Raya mulai kesakitan.
"... gw ga kuat!!! aduh... kepala gw" ucap nya sejenak dia berdiam sendiri, hingga tak lama handphone nya berdering dan ternyata Lucy menelpon.
"Halo... " ucap Raya
"Halo sayang lu ada di mana?! "
" gw lagi ada di luar, gw bosen di rumah"
" oh... by the way, bentar lagi gw pulang nih, sekarang kan weekend ya, Kita mau hangout kemana?! biasanya lu ada ide? "
" sekarang gw lagi ga ada ide, terserah lu mau ke mana " ucap Raya.
" hemmm, oke deh kalo gitu , biar gw yang bawa mobil ya, gw yang setir dan jemput lu, gw jemput lu jam 5 sore ya, Ya!!! " ucap Lucy
"oke... "
"oke see u, bye... "
"bye.... "
Setelah merasa cukup untuk beristirahat Raya pun meninggal kan tempat itu , dan pukul 5.00 sore Lucy menjemput nya, mereka pun jalan, tapi hari itu Raya banyak diam dibanding bicara seperti biasanya.
" lu kenapa Ya, kok diem mulu?! ada apa? " tanya Lucy sambil menyetir mobil.
" ga ada apa apa kok, gw lagi ingin diem aja" ucap Raya
" ya udah deh daripada sepi gw stel musik..." ucap Lucy sambil menyetel mp3 di mobil nya. lalulintas sore itu lumayan rame hingga menyebabkan kemacetan, padat merayap. Raya masih bersikap biasa 2,3 lagu pun berlalu, hingga ada satu lagu yang tiba-tiba membuat nya diam tertegun, tiba tiba saja ingatan nya pada Nara tergambar jelas ketika masa dimana dirinya bersama Nara berbincang dan bareng bareng bernyanyi bersama dengan ceria nya menyanyikan lagu itu, Raya hanya diam dengan detak jantung yang mulai berdebar kencang, dia menahan rasa sakit dikepala nya akibat ledakan memori ingatan kenangan nya yang hilang kini membanjiri pikiran dan hatinya, keringat mulai bercucuran di keningnya, Raya hanya diam mengingat Nara dan mengingat dirinya saat menyuruhnya jangan pernah menemuinya lagi.Perlahan Timbul penyesalan dalam hatinya,
"Wajah itu... tangisan itu... luka lebam di wajahnya... suara itu... dan kata kata yang hampir ku dengar setiap malam saat aku terbaring tak sadarkan diri di RS, tidak... ini bukan suaranya (ucap Raya dalam hati sambil menoleh pada Lucy tanpa kata)... ini bukan kenangan bersama nya... ini bukan wajahnya... (Raya memejamkan matanya, Lucy yang asik sendiri mengoceh mulai sadar Raya dalam keadaan tak biasa)
"Raya lu ga apa apa kan?... lu baik baik aja kan sayang?! " sambil mengecil kan volume musik di mobilnya, sejenak Lucy pun menepikan mobilnya di pinggir jalan, dan mengelap cucuran keringat diwajah Raya.
"aduh... lu kenapa ya... keringet lu... lu kepanasan?! padahal AC mobil gw hidupin" ucap Lucy panik sambil mengelap keringat di kening Raya, Tiba-tiba Raya pun menepis tangan Lucy,
"Gw ga apa apa... biar gw aja yang lap sendiri... lu nyetir lagi aja, lanjutkan nyetirnya jalanan mulai lancar,," ucap Raya sambil tersenyum tipis, Lucy pun tersenyum dan mulai menjalankan kembali mobilnya, dan Raya membesarkan kembali volume musiknya, dan saat lagu itu berhenti Raya memutarnya berulang ulang, dan tanpa bercerita pada Lucy , Raya mulai mengingat Nara.
Mereka berdua menghabiskan waktu weekend dengan mengunjungi berbagai tempat, dari mulai mall, toko toko baju dan tas, make up, bioskop , dan jam 9.00 malam. mereka pun merasa lapar. mereka pun masuk ke area foodcourt di mall itu.
"makan dimana ya... coba disini deh yank... yuk...!! " ucap Lucy sambil menarik tangan Raya masuk ke ke area salah satu lestoran tempat makan, Raya hanya menuruti saja tanpa banyak bicara.
dan setelah memesan dan membayar pesanan makanan, mereka pun duduk duduk sambil berbincang, Lucy membetulkan Riasannya, Raya melihat sekeliling dan tertuju pada live musik yang sedang tampil, hingga dia melihatnya juga, ya Raya melihat Nara sedang menawarkan pengujung untuk makan di stand cafe and resto dimana dia bekerja, Raya mendengar kan suaranya samar samar.
"Silahkan... kak...!!! coba makan dan minumnya lagi ada promo... bonus cola dan softdrink, dan potong an harga untuk pembelian combo berdua, atau paket keluarga... dan paket keluarga complit"
ucap Nara menjajakan produk cafe dan resto nya pada, setiap pengunjung.
Raya pun terpaku pada suara dan Nara yang lumayan jauh disana.
"iya itu dia...., dia yang selalu ada didalam mimpi gw... suara dia yang selalu gw dengar hampir setiap malam saat gw tak sadarkan diri terbaring di RS... dan semua kenangan itu adalah antara gw dan Dia... dia ...Nara!! bukan Lucy...!! " ucap Raya didalam hati sambil tersenyum dan terus memandang pada Nara. Tiba-tiba saja prilaku Raya tampak bersemangat dan terlihat bahagia.
Selesai makan, Lucy izin untuk pergi ke toilet, Raya pun segera bangkit dari tempat duduk nya dan mulai melangkah kan kakinya menuju Nara.
Tapi baru beberapa langkah, Lucy menyusul nya.
"Ya lu mau kemana?! "
Raya hanya terdiam dan menengok, dan begitu melihat lagi pada arah Nara , Nara sudah menghilang, masuk ke dalam cafe nya,
"Ga gw cuman... eh lu ga jadi ke toilet, mau tapi ada yang gw lupa ketinggalan di tas(sambil mengambil tas nya) ... ya lu diem dulu ya. "
dan setelah beberapa menit Lucy pun kembali dari toilet, dan Nara pun kembali terlihat tapi di terlihat sudah rapi dengan tas gendong nya, dan melangkah menuju keluar Mall. Raya pun menyusul nya, dan Lucy pun buru buru menyusul Raya.
dan saat di pintu keluar, ternyata hujan mulai mengguyur, Nara sempat terdiam sejenak, karena tampaknya dia tidak bawa payung.
Raya lu kemana sih?! " ucap Lucy sambil mencari keberadaan Raya diantara orang orang yang berlalu lalang, yang beranjak pulang. Lucy pun kehilangan Raya, dia segera menelpon nya, tapi Raya tak memperdulikan suara handphone nya, pandangan nya terus tertuju Nara yang sedang berdiri di pinggiran gedung Mall, perlahan Raya mendekati nya, hingga beberapa langkah lagi Raya sampai dihadapan Nara, dan begitu Nara menoleh kesebelahnya, dia pun terkaget karena orang disebelah nya Raya, hati Nara seketika berdebar kencang, tanpa bicara apapun Nara segera lari melewati hujan menuju stopan bis,. dan segera masuk bis yang kebetulan berhenti sejenak dan membawanya menuju jalan pulang. dengan perasaan yang masih tak percaya Nara pun berucap.
"Ra... ya?!!! " sambil menoleh ke jendela belakang bis, dan Raya terlihat menatap nya dari tempat dia berdiri.
"Nara!! " ucap Raya sambil terus menatap nya, begitu sadar bis sudah menjauh Raya pun pulang menaiki taxi. dan menjawab telpon Lucy hanya dengan pesan teks, bahwa dia pulang naik taxi.
sementara itu Nara didalam bis masih memikirkan Raya yang menghampiri nya dengan perasaan sedih karena usahanya untuk melupakan Raya pun seketika lenyap karena terlalu banyak kenangan yang sulit untuk dilupakan begitu Raya berdiri dihadapan nya.
Sedangkan Raya di dalam mobil taxi tersenyum, mengingat diri nya bersama Nara pernah bersama hujan hujan .