"Demi apa?? Lo minta maaf sama Pak Eric? Kesambet apa lo All sumpah tumben-tumbenan lo mau minta maaf sama orang" ujar Zahra yang masih tidak percaya.
Stela masih mencomot makanan Zahra dengan santai, "nih ya dengerin gua bakalan minta maaf kalau gua yang salah nah ini kan berketepatan gua yang salah pas awal ketemu sama dia gua tabrak dia terus setelah itu gua marah-marah lagi gak minta maaf, makanya demi menebus kesalahan gua, gua sebagai murid yang berbakti minta maaf duluan" jawab Stela menjelaskan panjang kali lebar kepada Zahra dan Lily.
"Iya iya bagus ya lo cerita tapi tangan lo gak berenti ngambil makanan gua" ujar Zahra memukul tangan Stela.
Stela langsung menatap Zahra dengan cengengesan. "Maaf Ra habisnya gua lapar" jawabnya.
Lily memberikan sebungkus siomay ke hadapan Stela, "ini apa? Dari tadi nih disini kita sengaja beliin buat lo" ujar Lily.
Stela tersenyum kikuk lalu mengambil siomay tadi dan langsung memakannya.
"Tapi nih ya menurut gua jalan yang lo ambil itu pas dan tepat, karena gimana pun mau di putar balikkan kayak gimana pun tetap lo yang salah" ujar Lily memberikan pendapat dia.
Stela mengangguk, "makanya gua minta maaf kalau gak salah gua gak bakalan minta maaf ogah bener minta-minta maaf" jawabnya.
Zahra juga ikut mengangguk setuju, "bener banget tuh gua setuju sama pendapat lo Stel" jawab Zahra.
"Ya sejak kapan gua salah" jawabnya membanggakan diri.
"Barusan beberapa menit yang lalu" ujar Lily dengan polosnya.
Stela langsung melemparkan lidi ke tangannya, "bisa diem gak lo" ujarnya dengan kesal.
Lily hanya cengengesan sambil mengelus-elus tangannya yang kena lidi tadi.
Selesai mereka makan Zahra, Lily, dan Stela kembali ke kelasnya untuk mengikuti jam pelajaran berikutnya.
Saat jam pelajaran sudah selesai mereka bertiga pun berjalan menelusuri koridor yang sudah mulai sepi karena pada banyak yang pulangnya cepat-cepat.
"Eh iya lo naik mobil apa Stel?" Tanya Zahra.
Stela seketika menghentikan langkahnya, "gua lupa ganti mobil" jawabnya dengan wajah yang terlihat aneh.
"Yaudah sih santai aja, lagian gak bakalan ada yang marah" ujar Lily.
"Bukan gitu gua malas kalau nanti berurusan sama Laura terus juga ntar yang lain ngira gua caper" jawab Stela.
"Ae lah mikirin amat lo omongan orang santai aja kali biasa juga lo gak peduli sama orang yang ngomongin lo" ujar Zahra.
Stela mengangguk, "iya juga sih ya yaudah lah yuk" jawabnya.
Mereka melanjutkan jalannya yang tadi sempat tertunda, sampai di parkiran para geng Galang dan juga ada Azka disana melihat mobil Stela seperti ingin tau ini milik siapa.
Stela hanya menghela napas dengan kasar lalu menatap Zahra dan Lily.
"Udah ayo santai aja kali" ujar Zahra berbisik dengan Stela.
Lagi lagi Stela hanya mengangguk lalu berjalan kearah mobilnya.
"Tunggu" ujar Galang.
Stela melirik kearah Galang dengan tatapan yang seperti sulit di artikan.
"Ini mobil lo?" Tanya Galang.
Stela hanya mengangguk saja lalu mengeluarkan kunci mobilnya dan langsung masuk ke dalam mobil dengan tatapan yang masih datar. Dia malas juga berlama-lama disini.
Zahra dan Lily yang melihat Stela sudah mau jalan mereka pun dengan cepat masuk ke dalam mobil dan mengikuti mobil Stela didepan.
"Lo mau kemana All?" Tanya Zahra, karena mereka tadi menelpon Stela.
"Ngumpul di rumah lo yuk Ra, malas gua cepat-cepat pulang" jawabnya.
"Yaudah kalau gitu ayo" jawab Zahra.
"Eh tapi beli makan dulu lah laper nih" jawab Lily.
"Pesan lewat delivery aja mager kalau kesana, Lo buruan pesan Li biar nanti gak nunggu lama" jawab Stela.
Lily mengangguk lalu menelpon salah satu tempat makan yang lumayan terkenal di kalangan orang-orang disana.
"Oke udah gua pesan semua seusai dengan yang kalian bilang" ujar Lily. Tadi Lily memang tidak mematikan teleponnya dan memesan lewat handphone Zahra biar bisa tetap berkomunikasi.
Sampai di rumah Zahra mereka bertiga langsung masuk ke dalam. Dan Lily berlari kearah sofa lalu membaringkan tubuhnya disana karena dia butuh istirahat.
Entah apa yang dia lakukan sehingga dia merasa sangat lelah.
"Kapan makanannya sampai?" Tanya Zahra duduk di sebelah Lily.
Lily menggeleng, "gak tau" jawabnya.
"Palingan bentar lagi" jawab Stela meletakkan tasnya di atas meja.
Tidak berapa lama baru saja Stela ingin duduk pesanan mereka sudah sampai. Stela pun mengambil pesanan mereka tadi lalu membawanya masuk ke dalam rumah Zahra.
"Yuk makan" ucap Stela menunjukkan kantong plastik yang dia bawa.
Lily langsung semangat kembali dan duduk di bawa mengambil tempat, "yuk makan gini kan enak" jawabnya semangat.
Zahra menoyor kepala Lily, "giliran makanan aja lo cepat coba kalau di suruh mecahin pelajaran MTK mampus lo" ujar Zahra.
Lily melirik Zahra dengan tajam, "biarin lah lagian gini ya kalau pun gua gak makan nanti gua mati gimaan coba? Kalian gak pernah ketemu sama gua lagi nanti kalian rindu sama gua" jawab Lily dengan songgong.
"Heh! Siapa juga yang bakalan rindu sama lo? Ke pedean amat deh lo gak usah banyak omong deh lo" ucap Zahra menatap Lily.
Stela masih membagi makanan mereka masing-masing sambil mendengarkan pertengkaran antara kedua sahabatnya itu.
"Awas ya kalau lo nangis, gua tampol lo nanti" ujar Lily mengancam Zahra.
"Emang lo bisa tau gua nangis apa engga" jawab Zahra.
"Ya tau lah gua liatin lo sampe lo pulang" ujar Lily.
"Najis banget ya" ucap Zahra.
Stela memakan kentang goreng sambil menatap mereka berdua, "udah? Udah siap?" Ujar Stela dengan kesal.
Lily dan Zahra refleks menatap Stela sambil tersenyum kikuk mereka jadi merasa aneh.
"Udah ya sekarang makan, sehari gak bertengkar kayaknya lo berdua demam deh ya" ujar Stela menatap Lily dan Zahra bergantian.
"Hehehe sorry All, kita kan emang sering begini" ujar Lily mengaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Udah sekarang makan kalian" ujar Stela.
Zahra dan Lily seperti anak Stela saja mereka mengangguk lalu mengambil makanannya, dan segera memakannya.
Selesai makan Stela membereskan bekas makanannya tadi karena memang dia yang biasanya paling banyak kerja di antara mereka ya kalau rajin aja sih kalau engga juga bakalan di biarin.
"Gua malu banget njir tadi sama Pak Eric karena kejadian gua nabrak dia" ujar Stela mengingat kembali kejadian dimana dia menabrak Pak Eric waktu jalan.
"Lagian lo sih udah lo yang nabrak lo juga yang marah" ucap Zahra menatap Stela.
"Nah itu dia yang gua maluin" jawab Stela.
"Tenang All dimana mana Cewek gak pernah salah selalu cowok yang salah jadi gak papa" ujar Lily.
Stela melempar bantal kecil yang dia pegang ke muka Lily, "gila aja lo yang ada gua yang malu" jawabnya dengan kesal.
"Gua kayaknya kalau dekat kalian habis deh kena mulu, yang kena pukul lah ada yang noyor lah ada yang melempar lah" ucap Lily dengan raut wajah yang terlihat kalau dia yang paling tersakiti.
"Emang baru sadar" jawab Stela dengan santai.
Zahra tertawa mendengar jawaban Stela. "Mampus kan lo makanya jangan kebanyakan drama" ujar Zahra yang masih tertawa.