Chereads / Stela and Eric / Chapter 19 - Stela and Eric bagian 19

Chapter 19 - Stela and Eric bagian 19

Stela menatap Zahra dan Lily dengan mata yang sangat tajam karena tidurnya terusik dengan keributan mereka yang membahas buaya lah, nyanyi lah.

"Kalian bisa diem gak sih ha?" Ujar Stela dengan kesal.

Lily dan Zahra langsung melihat kearah Stela dengan serempak, "iya iya kita selalu yang salah" jawab Zahra.

Stela kembali menutup matanya karena dia masih mengantuk, tapi bukan Lily namanya kalau tidak jahil pada Stela.

Lily mendekat ke bangku Stela lalu meletakkan kertas yang sudah dia remas-remas dan menjadi bulat di rok Stela.

"ALL BANGUN ALLL ADA KECOAAA TERBANGG!!!!!" Teriak Lily tepat di samping telinga Stela.

Stela langsung melompat dari tempat duduknya sambil ketakutan, sedingin-dinginnya Stela dia tetap takut dengan kecoa. Karena dia waktu kecil katanya pernah hampir makan kecoa dari situ dia merasa geli setiap melihat kecoa.

"Lo pikir lucu ha!" Bentak Stela saat dia sadar di kerjai oleh Lily.

Zahra melirik Lily, "gua gak ikut-ikutan ya" jawabnya membela diri karena takut kena amukan Stela.

Tapi Stela tidak pernah marah pada sahabatnya makanya Lily berani mengganggu Stela walaupun dia sedang tertidur nyenyak sekalipun.

"Maap All" ujar Lily.

Stela melihat Lily dengan wajah yang kesal, lalu dia pergi keluar kelas gak tau kemana. Azka memperhatikan Stela sedari tadi dengan sangat teliti.

"Mampus lo Li" ucap Zahra menakut-nakuti Lily.

"Ihh jangan gitu lah Ra, lo kan tau gimana Stela palingan bentar lagi balik tuh anak" jawab Lily menatap Zahra dengan santai. Dan kembali ke tempat duduknya.

Di satu sisi Stela pergi menaiki tangga menuju ruang kepala sekolah, bukan untuk ngadu ya tapi dia mau tidur karena memang hanya di salah lah hidupnya bisa tenang tanpa ada gangguan setan-setan jahanam.

Stela sampai di depan pintu ruang kepala sekolah, sebelum dia mengetuk pintu ruangan kepala sekolah Stela melirik kesekitar terlebih dahulu dia takut terjadi fitnah kalau ada yang melihat.

Saat di rasa aman Stela mengetuk pintu ruangan kepala sekolah, "masuk" jawab bang Gibran dari dalam.

Stela membuka pintu ruangan bang Gibran lalu menutupnya kembali.

"Loh Stela? Ada apa?" Tanya bang Gibran.

Stela berjalan kearah sofa yang ada di ruangan bang Gibran, "Stela ngantuk mau tidur" jawabnya sambil menutup matanya.

Gibran geleng-geleng kepala melihat tingkah adik sepupunya ini, "tapi kamu gak cabut kan?"

Stela menggeleng dengan kecil, "katanya gurunya ada urusan jadi gak masuk" jawab Stela yang masih setia dengan matanya yang tertutup.

"Siapa gurunya emang?" Tanya Gibran lagi sambil membolak-balik berkasnya yang sedang dia periksa.

Stela mengangkat bahu acuh tak acuh, "Stela aja gak tau" jawabnya dengan cuek.

"Kamu ini guru sendiri aja gak tau" ujar Gibran.

"Kan Stela baru masuk bang" jawab Stela yang membuka matanya lalu menatap Bang Gibran.

"Iya dah iya" jawab Gibran pasrah saja.

"Eh iya Stela belum dapat buku" jawab Stela.

"Kenapa gak minta ke perpus?" Tanya bang Gibran.

"Gak sempat, lebih tepatnya malas" jawab Stela.

"Perlu abang yang mintain?"

Stela menggeleng, "ribet ntar masalahnya, nanti aja pulang sekolah Stela minta ke perpus kalau gak males" jawabnya dengan cengiran.

Gibran hanya geleng-geleng kepala, "kamu ini. Belajar yang bener jangan males terus tau kamu, ingat pelajaran gak akan masuk ke otak kamu kalau kamu gak belajar" ucap Gibran memberi nasehat pada adik sepupu satu-satunya ini.

Stela mengangguk, "Stela kan pintar buktinya Stela rangking 1 di Bandung kemaren" ujar Stela.

"Iya deh iya adek abang ini kan pinter memang dari lahir" jawab Gibran.

Stela mengangguk setuju, "udah ah Stela mau tidur ngantuk jangan ganggu ya" jawabnya sambil menutup matanya lagi.

Gibran hanya terkekeh dengan kecil melihat tingkah adiknya ini sangat menggemaskan, dan tidak terasa Stela sudah tumbuh dewasa.

Kalau Gibran mengingat masa kecil Stela dulu rasanya seperti baru saja kemarin Stela lahir eh udah gede aja sekarang.

Gibran ingat dulu dia sering merusak mainan Stela sepeti barbie karena kata Gibran itu lucu jadi dia geram sendiri dan akhirnya rusak.

Mengingat itu membuat Gibran tersenyum sendiri, dia sekarang punya kewajiban membuat adiknya ini bahagia ya walaupun hanya memberikan hadiah sederhana dan kecil saja. Yang penting Stela bahagia sekarang.

Gibran sadar dan langsung mengerjakan tugasnya yang belum siap karena memang dia memiliki banyak tugas sekarang yang harus dia siapkan.

30 menit kemudian...

Stela terbangun dari tidurnya karena dia merasa sudah puas tidur, "hmmm" gumam Stela sambil merengangkan ototnya.

Stela melirik Gibran yang masih fokus mengerjakan tugasnya, "bang" panggil Stela.

Gibran langsung menatap Stela, "iya kenapa?"

"Udah jam pulang ya?" Tanya Stela.

Gibran melihat jam tangannya, "belum 15 menit lagi" jawabnya menatap Stela.

Stela pun mengangguk dan duduk di sofa sambil membereskan rambutnya yang berantakan.

"Stela balik ke kelas deh udah mau pulang" ujar Stela dengan suara yang masih baru bangun tidur.

"Cuci dulu muka kamu biar gak ketara muka bantal banget" ujar bang Gibran.

Stela mengangguk lalu pergi ke kamar mandi yang ada di ruangan Gibran untuk mencuci mukanya.

Setelah itu dia pun pamit ke Gibran untuk pergi kembali ke kelasnya. Karena memang jam pulang sekolah bentar lagi jadi dia harus kembali ke kelasnya takut di sangka cabut nanti sama guru lain.

Stela mempercepat jalannya sebelum bel dia harus sudah berada di kelas.

Sampai di kelas Stela masuk dengan tatapan yang seperti biasa dia tunjukkan ke orang-orang yang belum dia kenal.

"All lo darimana?" Tanya Lily.

"Biasa lah dari tempat abang" jawab Stela sambil tersenyum miring.

"Fix tidur sana nih bocah tadi" ujar Zahra menatap Stela dengan tatapan yang sulit di artikan.

Stela hanya mengangguk lalu duduk di bangkunya dan membereskan barang-barangnya.

"Eh gak ada guru kan tadi?" Tanya Stela menatap Zahra.

Zahra menggeleng, "gak ada yang masuk satu pun kesini biasanya guru BK mau tuh masuk tapi kali ini kagak" jawab Zahra menjelaskan.

Stela menganggukkan kepalanya paham sambil ber-oh ria.

Selesai membereskan barang-barangnya dia menyandangkan tasnya ke satu bahu karena memang dari dulu begitu gaya Stela tidak pernah berubah.

Saat bel bunyi mereka pun langsung pergi keluar kelas karena Stela mau cepat pulang jadi mereka bertiga tidak ngumpul dulu hari ini.

Stela pergi ke parkiran lalu masuk ke dalam mobilnya dan menghidupkan mesin mobilnya, Galang melirik ke arah Stela tapi Stela bodoamat dan langsung pergi keluar sekolah.

Dia mau cepat pulang karena dia masih ngantuk, dan ingin nonton di kamarnya sambil memakan cemilan yang banyak. Memikirkannya saja membuat Stela tergiur apalagi kalau sudah sampai rumah.