Chereads / Stela and Eric / Chapter 22 - Stela and Eric bagian 22

Chapter 22 - Stela and Eric bagian 22

Lily melihat jam di tangannya yang menunjukkan pukul 1 malam. Dia melihat kearah Stela yang sepertinya sudah mulai mabuk karena terlalu banyak minum begitu pun dengan Zahra.

"Kita pulang yuk udah malam" ucap Lily melihat Stela dan Zahra.

"Hm" Stela hanya berdehem dan mengangguk, sedangkan Zahra mengangguk saja.

"Mulai nih gua yang ngurusin kalau udah begini" gumam Lily dengan malas.

Dengan terpaksa Lily menopang Stela dan juga Zahra dengan sekuat tenaga dia menuntun mereka kearah parkiran.

Lily memang tidak terlalu suka minum jadi saat pulang dari club selalu Lily yang jadi pengantar mereka sampai rumah, ya walaupun begitu nanti saat sampai di rumah mereka masing-masing mereka langsung sadar dan tau jalan masuk ke rumah.

"Haduhhh cape bener punya temen gini amat" ujar Lily yang ngos-ngosan karena menuntun dua orang sekaligus.

Lily langsung masuk ke bangku pengemudi, rencananya Lily bakalan tidur di rumah Zahra malam ini karena mobil yang dia kendarain ini mobil Zahra, gak mungkin dia membawanya pulang besok Zahra kesekolah naik apa.

Pertama Lily menuju kerumah Stela terlebih dahulu karena rute rumahnya memang Stela yang duluan biasanya.

"All Alll woiii bangun woii ya ampun gini amat dah lo pada, heh! Alll" ujar Lily menguncang tubuh Stela biar dia bangun.

Stela mengerjap-ngerjapkan matanya menatap Lily, "hm?" jawabnya.

"Turun kita udah sampai di rumah lo" jawab Lily.

Stela menghela napas dengan kasar, lalu dia mengusap wajahnya dengan kasar dan pergi turun dari mobilnya dengan sempoyongan.

Lily melihat Stela terlebih dahulu takut nanti Stela nyasar atau gimana, saat Stela sudah manjat dan sampai di dalam rumahnya baru Lily melanjutkan perjalanannya menuju rumah Zahra.

Zahra gak bakal ketauan kalau membawa mobil keluar karena memang Zahra tinggal di rumah sendiri, dia yang meminta hadiah rumah pas ulang tahunnya kemaren. Orang tuanya juga mengizinkan agar Zahra lebih mandiri.

Sampai di rumah Zahra, Lily pun menopang tubuh Zahra dan menuntunnya masuk ke dalam rumahnya dengan perlahan.

Sampai di kamar Zahra Lily asal meletakkannya di tempat tidur karena dia juga capek pinggangnya serasa encok.

"Nah kalau udah gini saatnya gua mandi" ucap Lily dan langsung berjalan kearah kamar mandi.

Jangan heran Lily memang begitu orangnya terlebih lagi Zahra maupun Stela orangnya juga membiarkan aja terserah dia mau ngapain selagi masih dalam batasan yang wajar. Mereka bertiga juga kalau lagi main lupa bawa baju ganti biasanya tinggal ngambil aja di lemari yang lain.

Selesai mandi Lily mengambil baju Zahra dan memilihnya yang cocok dia pakai. Setelah memakai baju Lily pun langsung berbaring karena dia sudah sangat mengantuk terlebih lagi besok mereka sekolah bisa bahaya kalau terlambat.

Keesokan paginya Lily duluan terbangun dia melihat kearah Zahra yang masih terlelap.

"Kebo banget nih anak" ujar Lily.

Lily segera bangun dan mandi untuk bersiap-siap pergi ke sekolah, karena jam sudah menunjukkan pukul 6.30 pagi.

Selesai mandi dan bersiap-siap Lily membangunkan Zahra.

"Woi Ra, Ra bangun woi udah jam 7 ini" ujar Lily membangunkan Zahra yang masih saja menutup matanya.

"Ha? Jam 7? Lo kok gak bangunin gua daritadi sih Ly bisa telat kalau gini kita" ujar Zahra yang baru bangun langsung berlari ke kamar mandi.

Sebenarnya Lily berbohong dengan Zahra agar dia cepat bangun padahal ini masih jam 6.35 masih ada waktu untuk bersantai.

Zahra dengan terburu-buru merapikan rambutnya dan juga menyiapkan tasnya untuk pergi ke sekolah dia juga memakai sepatu dengan cepat.

"Buruan woi santai banget sih lo ini udah jam berapa woi" ucap Zahra yang emosi melihat Lily yang masih memakai sepatunya dengan santai.

"Masih jam 6 kali lewat sedikit" ujar Lily menunjukkan jam di handphonenya.

Zahra tercengang melihat jam di handphone Lily ternyata baru jam 6.35.

"Anjir lo Li" ujar Zahra dengan geram.

Lily tertawa dengan puas, "makanya jangan kebo kalau di bangunin lo sih ga bangun-bangun yaudah gua kerjain dah lo" jawabnya sambil tertawa.

Zahra menatap Lily dengan kesal lalu menghela napas sabar menghadapi temannya.

Mereka berdua pun segera pergi ke sekolah selesai memakai sepatu, diperjalanan Lily sibuk merapikan rambutnya yang berserakan karena buru-buru tadi.

"Lo udah sarapan?" Tanya Zahra melirik kearah Lily.

Lily menggeleng, "belum" jawabnya.

"Yaudah nanti makan di kantin yuk sama gua" jawab Zahra.

Lily hanya mengangguk lalu menyenderkan tubuhnya ke senderan bangku mobil.

Sampai di sekolah Zahra melihat ke sekitar dia mencari mobil Stela.

"Keknya All belum datang deh" ucap Zahra.

"Kayaknya sih gitu, nanti gua telpon Stela" jawab Lily.

Zahra menganggukkan kepalanya saja lalu pergi menuju kelasnya untuk menaruh tas mereka, lalu pergi ke kantin karena masih ada 30 menit lagi masuk.

Sampai di kantin mereka membeli makanan dan juga minum tapi Lily lebih memilih makan kue dan minum susu di bandingkan makan nasi.

"All lagi di jalan katanya, tadi dia chat gua" ujar Lily.

Zahra mengangguk sambil memasukkan nasi goreng ke mulutnya.

"Haiii semuanya" ujar Stela mendatangi meja Zahra dan Lily sambil tersenyum sumringah.

"Kenapa lo seneng banget keknya?" Tanya Lily melihat Stela dengan curiga.

"Iya, soalnya gua tadi pagi baru di kasih uang sama bokap gua dia tau aja uang gua udah habis karena minum-minum semalam" ujar Stela sambil mencomot nasi goreng Zahra.

Zahra melirik Stela dengan tajam, yang dilirik hanya tersenyum merasa tak bersalah sama sekali.

"Tumben kalian gak sarapan" ujar Stela.

"Kayaknya kita sering lah gak sarapan dari rumah" ujar Lily.

"Tau lo kek gak tau aja sama kita" jawab Zahra.

"Iya sih, tapi kan biasanya kalian makan" ucap Stela.

"Tadi kita terlambat bangun" jawab Zahra menatap Stela.

Stela menganggukkan kepalanya, "eh buruan kalian makan udah mau masuk nih" jawabnya menatap Lily dan Zahra bergantian.

Zahra dan Lily hanya mengangguk sambil memakan makanan milik mereka.

Selesai makan mereka pergi masuk ke dalam kelasnya, karena memang sudah mau masuk jam pelajaran.

Sampai seperti biasa mereka menyempatkan diri untuk bercerita terlebih dahulu karena memang guru belum datang.

"Stel" panggil Azka dengan nada yang cuek.

Stela melirik Azka sambil mengerutkan keningnya, dalam artian seperti bertanya ada apa.

"Udah ngambil buku?"

Stela menggelengkan kepalanya karena memang semalam dia lupa untuk mengambil buku, padahal bang Gibran sudah mengingatkannya semalam sebelum pulang.

"Di perpus" ucap Azka dengan cuek dan dingin.

Stela hanya menganggukkan kepalanya lagi. Dia juga malas ngobrol dengan Azka dan orang di sekitarnya yang baru dia kenal.