Chereads / Stela and Eric / Chapter 13 - Stela and Eric bagian 13

Chapter 13 - Stela and Eric bagian 13

Sampai di rumah Lily ternyata Lily tidak ada di depan rumahnya, Stela dan juga Zahra melihat ke sekeliling mencari Lily siapa tau dia bersembunyi di balik pohon-pohonan.

"Mana nih dia?" Tanya Stela menatap Zahra.

Zahra mengangkat bahunya tidak tahu sambil menelpon Lily. "Nih kebiasaan katanya udah di luar eh masih siap-siap ternyata" jawabnya dengan kesal.

"Halo" jawab Lily.

"Li lo dimana sih ha? Kita udah di depan rumah lo nih. Kebiasaan lo ya suka banget ngaret" ujar Zahra ngomel-ngomel.

"iya iya ini gua lagi otw kesana, sabar napa elah" jawab Lily.

Zahra dengan kesal mematikan sambungan teleponnya, bagi yang belum tau Lily ini terbilang juga anak broken home karena orang tuanya jarang ada di rumah entah apa yang mereka urus sampai jarang di rumah Lily pun tidak tau, yang jelas Lily sekarang lagi sendirian di rumahnya hanya bibinya yang menemani dia di rumahnya.

Lily dengan cepat keluar rumahnya lalu membuka gerbang rumahnya agar dia bisa cepat menyusul Zahra dan Stela.

"Lama banget sih lo" ujar Stela saat masuk ke dalam mobil Zahra.

"Hehehe sorry tadi pas gua mau keluar bibi gua bangun terus gua harus balik ke kamar lagi biar gak ketahuan" jawab Lily menjelaskan apa yang terjadi padanya tadi.

"Lama ish" ujar Zahra menatap ke arah depan dan menjalankan mobilnya agar mereka cepat sampai.

Zahra fokus menatap jalanan di depannya menuju ke arah club yang sering mereka kunjungi lebih sering Zahra dan Lily sih karena Stella dulu belum pindah ke Jakarta jadi masih susah untuk ke club bareng.

"Tadi bang Gibran di rumah gua" ujar Stela mau bercerita.

"Terus?" Tanya Lily.

"Dia sama temennya nah salah satu dari mereka ada yang mukanya kayak pernah gue liat, familiar banget" jawab Stela menatap Zahra dan Lily.

"Coba lo inget-inget siapa tau dia pernah selisih sama lo, atau mungkin dia adalah orang yang pernah mimpikan" ujar Lily lagi.

Stela memukul kepala Lily dengan malas, "berpikir yang dewasa jangan kek bocil" jawabnya dengan malas.

Zahra menatap Lily, "iya All coba lo inget siapa tau lo pernah jumpa sama dia di jalan atau dimana pun itu" usul Zahra juga.

Stela kemudian langsung berpikir dengan fokus sambil memikirkan di mana dia jumpa seseorang yang mukanya mirip dengan dia itu.

Stela inget sekarang, Stela langsung membuka matanya dengan lebar lalu menatap Zahra dan Lily dengan wajah yang aneh.

"Ada apa nih?" Tanya Lily menatap Stela.

"Gua inget, pas awal gua ke sekolah gua nabrak orang dan ternyata dia orangnya dong" ujar Stela dengan heboh karena kalau temannya bang Gibran cerita dia bakalan malu mana dia lagi yang nyolot waktu itu.

Zahra dan Lily tertawa, "gua dah tebak pasti lo kek sinis liatnya terus lo pasti kesel sama dia" ujar Zahra sambil tertawa.

Stela cengengesan lalu menganggukkan kepalanya, "malu banget kalau dia cerita sama bang Gibran" jawab Stela.

Lily menggeleng, "no, pasti dia keknya gak bakal cerita deh secara gini biasanya ya kalau kayak gitu pasti dah lupa karna itu kejadian udh lama ya dia udah jumpa orang-orang yang lain" jawab Lily.

"Sebuah konspirasi" ujar Zahra sambil terkekeh.

"Semoga aja deh" jawab Stela menatap yang lain.

Setelah itu mereka sampai di tempat tujuan mereka yaitu club, dari parkiran sudah terdengar suara dentuman musik yang keras.

"Akhirnya gua bisa kesini" ujar Stela menatap club itu dari luar.

"Yuk masuk" jawab Zahra.

Stela mengangguk lalu merangkul Zahra dan Lily, mereka masuk ke dalam dan langsung memesan minuman seperti biasa mereka duduk di sofa karena mereka malas kalau berdiri saja.

"Sumpah udah lama gak kesini rasanya kek ada yang beda" ujar Stela sedikit lebih keras agar terdengar.

"Yang ada lo yang dari tadi mukanya kek orang aneh gitu" jawab Zahra.

Stela tersenyum dengan lebar, "gua udah lama gak kesini maklum lah" ujar Stela.

Lily memggeleng-gelengkan kepalanya, "bisa-bisanya ada orang kek begini ya" jawabnya.

"Ini lah seorang Auristela Allisya yang keliatannya baik tapi tidak seperti apa yang di lihat" jawab Zahra melihat kearah Stela.

Stela berdecak, "gak gitu ya gua kan emang baik" jawabnya membela diri.

"Baik dari mananya coba lo aja tiap malem ngajak ke club" jawab Zahra.

Stela tersenyum menampakkan giginya yang rapi, "bukan berarti masuk club orang gak bener loh ya" jawabnya lagi.

"Terserah lo lah All" jawab Zahra dengan malas.

Stela hanya terkekeh, lalu tidak berapa lama kemudian minuman mereka pun datang. Stela yang paling dulu mengambil karena dia sudah 2 hari tidak minum wine.

"Kelakuan anak gak sopan ya gini" ujar Zahra menatap Stela.

"Aah seger banget" ujar Stela setelah meminum winenya.

"Seger? Emang lo kira ini es jeruk apa" ucap Lily.

Stela menatap Lily dan juga Zahra, "bisa gak lo berdua diem aja, ribut banget sih" jawabnya.

Zahra dan Lily pun diam lalu meminum wine mereka.

Setelah itu Stela meminta rokok pada pelayan karena dia sudah lama tidak merokok juga jadi dia sangat rindu.

"Eh iya All lo besok sekolah kan?" Tanya Zahra.

Stela mengangguk, "gua udah siapin perlengkapan gua untuk sekolah biar mama gua gak curiga" jawabnya.

Zahra pun mengangguk kan kepalanya.

Saat Stela menatap kearah pintu dia membelalakkan matanya melihat kearah orang-orang yang baru masuk ke dalam club itu.

"Bang Gibran" ujar Stela menatap temannya.

Lily dan Zahra refleks melihat kearah pintu lalu mereka berbalik badan lagi saat Gibran sadar mereka menatapnya.

"Aduhh gimana ini, gua gak bawa masker lagi" ujar Stela mulai khawatir saat Gibran berjalan kearah mereka.

"Gimana gua juga gak tau, gua juga takut woi" jawab Lily.

"Ketemu temen saat di club no, ketemu kepala sekolah saat di club yess" ujar Zahra sambil bercanda.

"Woii gimana ini" ujar Stela mulai gugup.

Lily membuka tasnya merogoh isinya dia berharap ada masker di dalam tasnya itu, dan ternyata benar untung saja Lily sering membawa masker cadangan agar kalau ada kejadian seperti ini dia gak khawatir lagi.

Lily memberikannya kepada Stela dan Zahra, dengan cepat mereka memakai masker itu lalu mereka berani mengangkat kepala mereka.

"Permisi" ujar Gibran menatap Stela.

"Iya ada apa?" Tanya Stela dengan suara yang sedikit di lembutkan agar tidak ketahuan.

"Kita boleh gabung disini?" Tanya Gibran.

Stela, Lily dan Zahra langsung saling tatap, bisa bahaya jika Gibran bergabung dengan mereka bertiga.