Stela menatap Zahra dan Lily dari matanya seperti meminta saran yang tepat untuk dia menolaknya.
Lily menatap kearah Gibran, "sorry tapi kita lagi nunggu temen kita yang mau datang jadi kayaknya gak bisa pak- eh maksudnya om" jawab Lily menatap Gibran.
Teman-teman Gibran menahan tawa karena Gibran di panggil om, sedangkan Gibran dia seperti jengkel dengan Lily.
"Mampus kalau dia tau gua siapa otw DO dari sekolah" batin Lily menatap Gibran yang sedang kesal.
"Ya sudah kalau begitu" jawab Gibran dengan jutek dan langsung pergi mencari tempat lain.
Teman-temannya tertawa menatap wajah Gibran yang sedang kesal sekarang dia sangat lah kesal.
Lily membuka maskernya saat Gibran sudah pergi begitupun Stela dan Zahra.
"Ngakak banget ya ampun, bisa-bisa nya lo manggil dia om" jawab Zahra sambil tertawa.
Stela ikut tertawa menatap Lily, "kalau dia tau lo siapa habis lo di buat dia" ujar Stela yang masih tertawa.
Lily mengangguk sambil meminum winenya karena dia terlalu gugup jadi membuat dia haus, "untung aja gua pake masker kalau engga otw di usir gua dari sekolah gak boleh masuk lagi" jawab Lily menatap Zahra dan Stela.
Lagi-lagi Zahra dan Stela tertawa terbahak-bahak menatap wajah Lily yang seperti takut.
"Sumpah liat ekspresi lo gua ngakak banget ya ampun" jawab Stela menatap Lily di sebelahnya.
Lily juga ikutan tertawa karena dia ingat alasan yang dia kasih ke Gibran dan panggilan om ya ampun dia juga sedikit malu rasanya.
Untung saja Gibran lumayan jauh dari mereka, jadi mereka bertiga bisa lebih bebas dan ya tanpa pakai masker lagi. Karena itu sangat ribet.
"Eh iya besok kalau dah datang ke sekolah kabari ya" ujar Zahra menatap Stela dan Lily.
Stela mengangguk sambil mematikan rokoknya, "iya tenang aja" jawab Stela.
Dreettt....dreettt...dreettt....
Ponsel Lily bergetar, dengan cepat Lily menjawab teleponnya.
"Halo bi ada apa?" Tanya Lily dengan bingung.
"Non, Non dimana sekarang?" Balik tanya bibi Lily.
"Di luar bi, kenapa?" Tanya Lily lagi.
"Non tadi tuan nelpon katanya mereka dalam perjalanan mau pulang, non bibi tau non dimana, makanya bibi suruh non pulang kalau tuan tau dia akan marah non" jawab Bibi menjelaskan semuanya.
Lily membelalakkan matanya lalu membulatkan mulutnya, "bi aku kesana sekarang ya, aku pulang sekarang" jawab Lily ikut panik.
"Ada apa?" Tanya Stela menatap Lily yang panik.
Lily membereskan barang-barangnya, "papa sama mama gua mau pulang hari ini, mereka udah di jalan kata bibi gua harus pulang sekarang, gua gak punya waktu banyak lagi" jawab Lily menjelaskan dengan Zahra dan Stela.
"Gua antar lo pulang sekarang, ayo" ujar Zahra ikut berdiri dari bangkunya.
Stela juga berdiri dari tempat duduknya, Stela meninggalkan uang di meja yang tadi mereka duduki untuk membayar minuman dan rokok mereka.
Setelah itu mereka bertiga langsung pergi ke luar menuju parkiran karena mereka harus cepat mengantar Lily. Kalau tidak dia bisa dalam bahaya karena mama dan papanya bakal memarahinya.
Di perjalanan Lily sudah khawatir kalau sampai papa dan mamanya duluan sampai dia akan habis di hajar dengan papanya.
"Tenang Li, pasti gak akan terjadi apa-apa kok" ujar Stela menatap Lily yang duduk di belakang.
"Semoga aja" jawab Lily sambil mengigit kukunya karena panik.
Zahra menambah kecepatannya mobilnya karena kalau mereka terlewat kan 1 menit pun, mereka bakalan bingung mau gimana.
"Ra lo boleh balap tapi pikirin ke selamatan kita juga ya" ucap Stela menatap ke arah depan.
Zahra melirik kearah Stela, "gaya aja suka balap giliran di ajak balap gak punya nyali" jawabnya yang masih menatap ke depan dengan fokus.
"Beda lah dodol itu gua sendiri yang bawa kalau orang lain kayak gak enak aja gitu" jawab Stela dengan sebel.
"Bodoamat" jawab Zahra.
15 menit mereka sudah sampai di rumah Lily, mereka bertiga melihat keadaan rumah Lily yang masih sepi sepertinya kedua orang tua Lily belum sampai.
"Cepat lo turun, masuk ke dalam sana" ujar Stela.
Lily pun mengangguk dengan cepat dia turun dari mobil Zahra lalu pergi menuju ke arah rumahnya dengan berlari.
"Oke sekarang kita pulang" ujar Zahra menatap Lily yang sudah masuk ke dalam rumahnya.
Stela mengangguk dengan lega melihat kedua orang tua Lily yang belum sampai.
Zahra menjalankan mobilnya menjauh dari rumah Lily.
Sedangkan di rumah Lily sedang mandi, lalu mengganti pakaiannya. Dia mengacak-acak rambutnya sedikit agar seperti orang yang baru saja bangun tidur.
Lalu segera dia berlari ke ranjangnya lalu pura-pura tidur karena nanti mama dan papanya pasti ke kamarnya. Dia juga pakai parfum agar bau alkohol ataupun rokok tidak menempel di tubuhnya.
Tidak berapa lama kemudian Lily mendengar suara mobil yang terparkir di perkarangan rumahnya Lily yakin sekali itu kedua orang tua Lily. Lily mencoba menutup matanya dan menetralkan wajahnya agar terlihat biasa saja.
Saat masuk ke dalam rumah mama dan papa Lily mengecek ke kamar Lily terlebih dahulu lalu mereka pergi ke kamarnya.
"Tumben cuman gitu doang, biasanya mama duduk dulu disini" gumam Lily saat orang tuanya pergi.
Cuman dia gak mau ngambil pusing dia langsung memejamkan matanya mencoba untuk tidur.
Sementara itu Stela dan Zahra sedang di perjalanan pulang ke arah rumah Stela.
"Ra beli makanan yuk, laper" ajak Stela menatap Zahra yang sedang mengemudi mobilnya.
"Mau makan apa jam segini?" Tanya Zahra melirik ke arah Stela.
"Restoran apa gitu, laper banget gua" ujar Stela menatap Zahra dengan mula yang memelas.
"Iya lo mau makan apa biar tau carinya" jawab Zahra.
"Keliling aja lah dulu, nanti kalau ada yang lagi di pengen kita singgah" jawab Stela.
Zahra pun mengangguk, mereka berkeliling di kota yang lumayan sepi karena ini sudah jam 12 malam hanya beberapa mobil yang lewat.
"Ke restoran yang biasa aja yuk, yang di daerah pantai di situ spaghetti-nya enak" jawab Stela yang tadi melihat kearah luar jendela sekarang menatap Zahra.
"Kenapa gak dari tadi bilangnya Alll" jawab Zahra dengan geram.
Stela menampakkan giginya yang rapi dan putih, "kan tadi aku bilang aku bingung mau makan apa" jawabnya.
Zahra menghela nafas lalu memutar balik mobilnya ke arah utara karena mereka tadi berjalan kearah selatan untuk mengelilingi kota Jakarta yang sudah mulai sepi.
"Lo yakin mau kesana kan?" Tanya Zahra melirik Stela.
Stela mengangguk, "emang kenapa?" Tanya Stela.
Zahra menggelengkan kepalanya, "Gak papa" jawabnya sambil menatap jalan.