Chereads / Stela and Eric / Chapter 9 - Stela and Eric bagian 9

Chapter 9 - Stela and Eric bagian 9

Sesampainya di mall Stela, Lily dan juga Zahra turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam mall untuk mencari restoran suhsi yang ada di mall ini.

"Selesai makan kita kemana?" Tanya Lily menatap kedua sahabatnya yang berada di sampingnya.

Zahra mengangkat bahunya tidak tahu, "terserah kalian deh gua ikut aja" jawabnya menatap Lily dan Stela.

Stela tampak melihat ke sekeliling untuk mencari ide untuk nanti mereka bakal kemana lagi, "kemana ya?" ujar Stela.

"Yaudah nanti selesai makan kita pikirkan lagi, sekarang kita makan dulu biar bisa berpikir dengan baik" Jawab Lily memberikan usulan dengan Zahra dan Stela.

Stela pun mengangguk setuju, "yaudah ayo sekarang kita makan" jawabnya menatap kedua sahabatnya yang tak kalah semangat.

Mereka bertiga sama-sama suka makan tetapi mereka gak bisa gemuk sedikit pun bahkan Lily mau badannya sedikit berisi tapi ya sampai sekarang mau dia makan sebanyak apapun dia gak gemuk sama sekali mungkin orang akan mengatakan kalau ada yang salah dengan tubuh mereka. Tapi jangan salah Lily, Zahra, dan Stela sudah memeriksanya berbarengan di dokter dan kata dokter tidak ada hal yang perlu di cemaskan mereka baik-baik saja dan normal.

Stela, Lily dan Zahra duduk di tempat yang ada sofanya agar lebih nyaman kata nya Stela mereka hanya mengikuti apa kata Stela.

Mereka bertiga pun memesan makanan, dan ya selain suka makan mereka bertiga juga suka kelaparan mau jam berapa pun itu yang penting saat mereka lapar mereka makan saja tidak peduli dengan berat badan mereka yang mereka pikirkan hanya mereka bisa senang dan enjoy menjalani hari-hari mereka.

Setelah memesan mereka pun sedikit bergosip karena itu hal yang tidak boleh terlupakan kalau kata Lily yang seringkali di sebut ratunya gosip.

"Kalian tau kabar nya nih, kakak kelas yang suka bully sekarang lagi gempar dan mengurung diri" ujar Lily memberitahu Zahra dan Stela.

Zahra mengerutkan kening nya, "maksudnya gimana? Kenapa dia mengurung diri dan kenapa dia gempar?" Tanya Zahra yang masih bingung.

"Dia kabarnya hamil" ujar Lily berbisik.

"Hah? Serius? Wah parah" ujar Stela yang terkejut.

"Iya katanya dia waktu di club di kasih obat perangsang sama om-om dan mereka pun melakukannya di hotel" jawab Lily memberitahu sesuai dengan berita yang dia dapat.

"Lo tau darimana? Nanti gak bener" ujar Zahra.

"Dari temen nya, mereka menyebarkan aib si cewek ini tadi ke semua anak kelas 12, dan itu membuat gempar dan juga katanya dia sedang mencoba mengugurkan kandungannya" jawab Lily memberitahu Zahra dan Stela.

Stela menggeleng-geleng tidak percaya, "makanya bilangin sama dia pakai pengaman jangan asal masuk aja" jawabnya dengan santai.

"Yee bambank ya kali pas udah mabuk gak sadar kan diri masih sempat bilang gitu" ujar Lily.

"Gua punya saran nih buat dia, setiap dia ke club dia pakai kalung tulisan nya 'pakai pengaman dulu!' kan cocok" ujar Stela sambil tertawa renyah.

"Ini nih titisan dakjal kelakuannya gak bener" jawab Lily menatap Stela dengan malas.

"Tapi kasian gak sih gara-gara perbuatan dia jadi anaknya yang nanggung, anaknya gak tau apa-apa main bunuh aja masih janin lagi" ujar Zahra memikirkannya saja dia sudah merasa kasihan dengan anaknya walaupun belum berbentuk tapi Zahra merasa sangat kasihan.

"Iya bener juga, harusnya dia bertanggung jawab berani berbuat berani juga bertanggung jawab walaupun resikonya besar" jawab Stela sambil menganggukkan kepalanya membenarkan perkataan Zahra tadi.

"Besok kita liat aja gimana kabarnya, pasti kan banyak yang membicarakan dia" ucap Lily menatap mereka berdua.

"Iya bener apalagi kabarnya dia udah seminggu gak masuk sekolah, pasti kalau gak besok ya lusa dia masuk sekolah" jawab Zahra.

Lily mengangguk, "iya kayaknya bener yang lo bilang" jawabnya.

Saat Stela mau ngomong pesanan mereka pun datang, akhirnya mereka kembali diam dan nanti baru di lanjut lagi ngobrolnya. Setelah semua lengkap mereka pun memakan sushi yang mereka pesan tadi sambil membicarakan kakak kelas tadi. Ya anak zaman sekarang memang banyak sekali yang melakukan pergaulan bebas apalagi seperti ini sepertinya kalau di lihat-lihat sudah banyak korbannya.

"Namanya siapa btw?" Tanya Stela penasaran dengan namanya.

"Siapa ya lupa" ujar Lily.

"Laura seingat gua Laura sih tapi dia di panggil Rara sama teman-temannya" ujar Zahra sambil meminum es yang tadi dia pesan.

Stela mengangguk-anggukan kepalanya, "ternyata banyak juga mainan baru gue di sekolah baru ini ya" jawab Stela tersenyum miring.

Lily dan Zahra menggelengkan kepala mereka Stela sebenarnya tipe orang yang kalau di ganggu gak akan menganggu orang itu balik tapi kalau orang itu membuat Stela marah maka jangan harap dia bakalan tenang pasti semua aibnya bakalan Stela cari tahu.

"Tobat All, jangan kerjanya mukuli anak orang terus" ujar Lily.

Stela tertawa renyah, "sebenarnya gua gak akan menganggu orang itu sebelum di ganggu sama dia, tapi apa salahnya gue bersiap-siap dari awal, dan ya gua yakin pasti mereka akan ganggu gua pasti itu" jawab Stela menatap kedua temannya itu.

Lily mengangguk, sebenarnya benar yang di katakan Stela mereka selalu menganggu orang terlebih lagi anak baru pasti akan sering mereka ganggu. Dan ya mereka suka meminta uang seperti pengemis dengan anak baru dan juga orang yang mereka anggap seperti budak.

Zahra juga pernah di mintain uang sama mereka tapi Zahra memilih melawan mereka karena dari awal Zahra udah gak suka melihat tingkah laku Laura yang semena-mena. Yang selalu membully adik kelas dan juga orang-orang yang gak mau nurut dengan apa yang di bilang dia.

Sekarang Lily dan Zahra merasa aman kalau ada Stela karena Stela pandai dan ahli dalam bidang bela diri dan juga Stela dulunya pernah ikut lomba bela diri dan ya Stela selalu menang.

"Eh iya masalah si Galang itu, dia katanya ketua geng yang ditakuti di sini ya" ujar Stela.

Zahra mengangguk, "sekolah sebelah selalu takut dengan Galang padahal kita berdua liat dia aja ilfeel" jawab Zahra sambil terus memakan makanannya.

"Kok ada ya orang kayak dia" ujar Stela bergidik ngeri.

"Awas lo ntar benci jadi cinta" ucap Lily tiba-tiba, memang dia suka tidak nyambung.

"Apasih gila aja lo gua suka sama dia? Najis" jawab Stela dengan memutar bola matanya malas.

"Kan cuman bilang, banyak tuh kejadian kayak gitu" ujar Lily menatap Stela.

"Bener tuh All, tetangga gua ada yang begitu dia benci awalnya sama cowo ini eh akhirnya nikah" sambung Zahra menatap Stela.

"Najis tau gak amit-amit gua sama dia" jawab Stela dengan ekspresi yang jijik.